Lima Gejala Umum Demam Berdarah, Tidak Melulu Ada Bintik-Bintik Merah, Waspada Virusnya Bisa Menyerang Otak

Lima Gejala Umum Demam Berdarah, Tidak Melulu Ada Bintik-Bintik Merah, Waspada Virusnya Bisa Menyerang Otak

Radartasik.com, Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit endemik di Indonesia. Semua pihak harus paham. Jangan sampai, pasien DBD dibawa ke rumah sakit dalam keadaan parah. Itu akan susah penanganannya.


Pasien DBD, kata Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, biasanya datang dengan demam rata-rata sudah lebih dari 3 hari. Kemudian saat dilakukan pemeriksaan darah lebih lanjut sudah mengalami penurunan trombosit sudah kurang dari 150 ribu.

“Sepanjang saya ketahui memang terjadi peningkatan kasus DBD dalam beberapa hari terakhir. Melihat kondisi ini, masyarakat dan dokter harus waspada bahwa demam berdarah mulai mengancam Jakarta dan kota-kota besar lainnya,” ujarnya beberapa waktu lalu. 

“Sebenarnya, semakin dini seseorang diketahui menderita DBD, makin mudah ditangani dan tidak mudah jatuh ke berbagai komplikasi seperti syok dan perdarahan yang lebih sulit ditangani,” kata dia menambahkan.

Menurut dr. Ari, penyakit demam berdarah merupakan penyakit endemis di Indonesia dan kasus demam berdarah dapat ditemukan sepanjang tahun. Oleh karena itu, sebaiknya masyarakat dan dokter juga sudah paham dan dapat mengenali kasus demam berdarah dengan waktu cepat.

“Kita berharap kasus-kasus demam berdarah tak datang terlambat ke rumah sakit. Karena makin terlambat, semakin susah untuk ditangani. Saat ini demam tinggi mendadak yang terjadi di kota-kota besar di Indonesia terutama di Jakarta harus dicurigai demam berdarah sebagai penyebabnya,” ujarnya.

Saat ini, gejala klinis demam berdarah cukup bervariasi. Selain demam tinggi, apa saja gejalanya?

Demam Tinggi
Demam yang timbul bisa secara terus menerus, bisa naik turun dan bisa hanya 1-2 hari saja. Oleh karena adanya demam yang mendadak, perlu diwaspadai kemungkinan penyakit demam berdarah sebagai penyebabnya.

Gangguan Pencernaan
Selain demam tinggi yang mendadak, pasien kadang kala juga merasakan gangguan pada pencernaan berupa nyeri di ulu hati, mual bahkan muntah, nyeri perut serta susah buang air besar, diare pun bisa ditemukan pada 5-6 persen kasus DBD.

Pusing dan Nyeri Otot
Pasien dengan DBD juga bisa disertai keluhan kepala pusing seperti melayang, pegal dan rasa nyeri di otot.

Perdarahan
Pada penyakit DBD yang berat setelah 2-5 hari demam dapat terjadi manifestasi perdarahan, baik berupa bintik merah pada kulit terutama di tangan, kaki dan dada, mimisan, gusi berdarah bahkan sampai muntah darah.

Lemah
Bahkan, jika terlambat bisa saja pasien datang sudah dalam keadaan syok ditandai dengan tekanan darah yang turun, ujung-ujung kaki dan tangan menjadi dingin, nadinya menjadi cepat. Kondisi pasien biasanya lemah dan tidak bertenaga.

Tidak Melulu Akan Muncul Bintik Merah 
Penderita demam berdarah dengue (DBD) kerap dideteksi dari tanda yang muncul pada tubuh. Ketika lengan seorang penderita DBD diikat untuk mengecek tensi darah, biasanya akan muncul bintik merah. Namun, tanda tersebut terkadang tidak muncul.

“Gejala penyakit banyak yang berubah. Dulu macam-macam untuk menjadi patokan. Tapi sekarang sudah tidak bisa,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Malang Abdurrahman beberapa waktu lalu.

Dia menjelaskan, untuk mendeteksi penyakit DBD harus menggunakan rapid test. Yakni, tes darah dengan hasil yang dapat diketahui dengan cepat. Caranya, setitik darah diambil dengan jarum kecil kemudian dilihat hasilnya untuk menentukan penyakit.

Masyarakat juga diminta lebih waspada jika ada anggota keluarga yang menderita panas tinggi hingga tiga hari. Kondisi tersebut biasanya dibarengi dengan penurunan daya tahan tubuh.

Bila mendapati hal demikian, sebaiknya penderita segera dibawa ke Puskemas atau rumah sakit terdekat. 

“Awas demam berdarah. Jika sudah ada tanda-tanda semacam itu, segera dibawa ke fasilitas kesehatan saja,” saran laki-laki asal Jombang itu.

Dia menegaskan, ketersediaan obat di tingkat RSUD dan Puskesmas aman. Obat-obatan yang digunakan juga termasuk biasa, tidak perlu obat-obatan khusus.

DBD itu penyakit yang bisa sembuh dengan sendirinya. Kecuali jika virusnya menyerang otak, perlu penanganan khusus. Diberi infus misalnya. Kalau tidak, ya obat biasa tidak perlu yang canggih bisa mengatasi,” tandasnya. (jp)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: