Puluhan Napiter di Tasikmalaya Kampanyekan Moderasi Cegah Radikalisme Lewat Ngopi Bersama

Puluhan Napiter di Tasikmalaya Kampanyekan Moderasi Cegah Radikalisme Lewat Ngopi Bersama

TASIK — Puluhan mantan narapidana terorisme (napiter) asal Tasikmalaya, terus mengampanyekan moderasi atau menyebarkan ajaran agama tanpa lewat kekerasan dan radikalisme. 

Kampanye tersebut dilakukan sambil berbincang santai saat ngopi bersama di sebuah cafe di Kota Tasikmalaya, Minggu (23/01/22) malam. 

Upaya ini merupakan bagian pembinaan Polres Tasikmalaya Kota bekerja sama dengan pihak swasta Mayasari Grup salah satu perusahaan bidang transportasi di Indonesia. 

Ketua Yayasan Ansharul Islam yang menaungi mantan napiter Tasikmalaya, Anton Hilman mengakui, pihaknya sengaja mengumpulkan anggota dan rekan-rekannya terus memupuk pemahaman moderasi agama supaya terus terhindar dari ajaran radikal yang selama ini pernah didapatkan sebelumnya. 

Upaya ini, menurut dia, mendapatkan respons positif dari para napiter. Dia berharap acara seperti terus berlanjut untuk memberikan pemahaman kuat tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sehingga bisa berbaur kembali dengan masyarakat sekitar lingkungannya. 

"Ini yang diharapkan oleh kami selama ini, kami ada 40 orang Napiter di Tasikmalaya berterimakasih kepada Polresta Tasikmalaya Kota dan Pak Azis Rismaya Mahfud dari Mayasari Grup yang asli Tasikmalaya," katanya kepada wartawan, Senin (24/01/22).

"Semoga acara ini terus berlanjut dan teragendakan. Ini sangat mencegah paham radikalisme yang selama ini pernah diterima oleh para napiter," harapnya.

Pemahaman moderasi ini pun, terang Anton, sebagai salah satu upaya merehabilitasi konten atau ajaran radikalisme napiter. 

Pihaknya dalam waktu dekat ini akan ada tambahan napiter baru yang nantinya akan langsung bergabung dengan yayasan dan mendapatkan pemahaman moderasi yang sama. 

"Dalam waktu dekat pun akan ada tambahan mantan narapidana teroris lain yang baru akan keluar di Lapas Cikeas. Nanti akan langsung bergabung dengan kami, karena selama ini kami terus berkoordinasi dan melakukan pembinaan selama mereka mendekam di LP," terangnya. 

Sementara itu, Pembina Yayasan Ansharul Islam sekaligus penyelenggara acara, Muhammad Iqbal menuturkan, kampanye modersi agama ini pun diharapkan memberikan pemahaman kepada umumnya generasi muda mengetahui dan lebih mengenal sosok pahlawan dan pejuang Islam sebenarnya. 

Sehingga akan memberikan ajaran Islam dan wawasan kebangsaan untuk mencegah masuknya paham radikalisme dan terhindar dari ajaran sesat teroris. 

"Tadi lebih ke memberikan merajut semangat wawasan kebangsaan dan spirit kepahlawan materinya dalam kampanye moderasi ini. Tujuannya supaya mencetak generasi muda dengan mengembangkan kapabalitas mereka khusus dengan keagamaan dan kembali mengkaji agama kepada ahlinya supaya terhindar dari ajaran menyimpang," tukasnya. (rezza rizaldi / radartasik.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: