Ridwan Kamil Cocok Sebagai Calon Kepala Otorita IKN
Reporter:
ocean|
Minggu 23-01-2022,23:30 WIB
Hal itu diungkapkan Ketua Majelis Kode Etik Ikatan Ahli Perencanaan Kota Indonesia Bernardus Djonoputro.
Bernardus mengatakan
Ridwan Kamil sebelum menjadi gubernur atau wali kota sudah banyak kerja secara praktik arsitek dan perencanaan. Kang Emil juga punya link internasional.
”Jawa Barat itu sebesar Spanyol,” kata Bernardus Djonoputro seperti dilansir dari Antara di Bandung, Minggu (23/1/2022).
Meski ada sejumlah kepala daerah atau mantan kepala daerah memiliki latar belakang arsitek, Bernardus menilai, sosok yang dicari Jokowi bukan sekadar birokrat yang memiliki kemampuan arsitek semata.
”Saya kira dari profil yang harus ada lebih dari sekadar arsitek. Yang bisa disebut arsitek itu apa,” jelas
Bernie, panggilan akrab Bernardus Djonoputro.
Menurut dia, kepala
IKN harus berpengalaman dan mampu menerjemahkan perencanaan makro ke dalam desain mikro. ”Jadi pengalaman sebagai birokrat, bekerja dengan developer, dan pernah bekerja secara swasta sangat penting,” tutur
Bernie.
Selain itu, jika kepala daerah berlatar belakang arsitek yang dipilih memimpin
IKN, menurut dia, harus memiliki jaringan global. Pemindahan
IKN ke Kalimantan Timur, lanjut dia, menjadikan Indonesia negara yang merencanakan ibu kota pindah ke jantung khatulistiwa.
”Dia menjadi perhatian dunia karena membangunnya di Kalimantan. Jadi network internasional dan pengalaman bekerja dengan investor internasional menjadi sangat penting,” papar dia.
Berni menambahkan kepala Otoritas
IKN selain arsitek harus mampu mengurai masalah sosial politik warga yang kompleks. ”Karena perencanaan
IKN kan tujuannya untuk menyejahterakan masyarakat.
IKN ini menjaga geopolitik nasional,” terang dia.
Dia melihat kriteria Jokowi akan jatuh pada
Ridwan Kamil, terutama karena pengalaman
Ridwan Kamil memimpin Jawa Barat yang penuh kompleksitas.
Sinyal Jokowi bahwa
IKN dipimpin kepala daerah berlatar arsitek sudah tepat mengingat dalam pembangunan
IKN diperlukan kombinasi antara arsitek dan pemimpin daerah.
”Jadi kenapa, karena
IKN itu kan rencana kota baru dimana secara makro kota tersebut harus jadi bagian dari sistem pemerintahan,” ucap dia.
Bernie menambahkan kemampuan tersebut diperlukan sosok yang mengerti urusan perencanaan kota dan juga di
IKN perlu membangun bangunan-bangunan baru dimana pada urusan tersebut level arsitek diperlukan.
”Sehingga sinyal lebih tepat dari sinyalnya presiden adalah dibutuhkan keahlian perencanaan kota dan arsitektur karena ada banyak pekerjaan di dalam perencanaan kota yang harus dilakukan. Sama sekali kepala
IKN bukan hanya untuk urusan administrasi,” beber dia.
Kemudian, dia menjelaskan,
IKN juga meliputi urusan desain kota hingga pembangunan gedung atau istana dan seluruh urusan juga menyangkut sistem transportasi, air bersih, listrik, dan utilitas lainnya.
”Itu semua urusan perencanaan kota. Jadi dari sisi keahlian yang dibutuhkan adalah sosok yang paham urban designing dan arsitektur,” jelas Bernardus.
Dia melihat urusan membangun kota baru di Indonesia, pengalaman pemerintah di dalam membangun kota hampir tidak ada. Dibutuhkan profil atau orang yang mampu membumikan rencana dan desain ke dalam pembangunan.
”Bisa memprioritaskan mana dulu yang dilakukan supaya dalam kurun waktu rencana tertentu dia harus sampai di mana. Kan perencanaan kota itu ada milestone-nya,” tutur dia.
Bernie menilai seorang kepala
IKN juga harus mampu membaca rencana makro baik positioning dari ekonominya
IKN kemudian sumber daya yang bisa dipakai di
IKN juga soal kesejahteraan masyarakat sekitar dan Pulau Kalimantan.
(jp/zar/lan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: