Begini Cara Menentukan Pemain Terbaik Liga 1, Ulasan Hanif Marjuni
Reporter:
ocean|
Kamis 20-01-2022,00:00 WIB
Radartasik.com, SEJAK BRI Liga 1 musim 2021/2022 bergulir, tentu Anda sudah melihat pengumuman pemenang berbagai kategori setiap bulan. Ada pemain terbaik, pemain muda terbaik, pelatih terbaik, gol terbaik, hingga 11 pemain terbaik pada setiap posisi.
Untuk menentukan deretan daftar pemenang berbagai kategori tersebut tidaklah mudah. Berbelit. Ribet. Tidak juga karena like atau dislike seperti yang pernah dicibir netizen. Banyak pertimbangan dalam menentukan pemenang setiap kategori.
Biar lebih jelas bagaimana pertimbangan
pemain masuk dalam sebuah kategori, sebaiknya Anda menyimak penjelasan Manajer Media dan Public Relation PT Liga Indonesia Baru (
LIB) Hanif Marjuni seperti dilansir di lama PT
LIB.
Untuk mengumumkan deretan pemenang, PT
LIB membentuk tim khusus yang bernama Technical Study Group (TSG).
Musim ini, tim TSG beranggotakan beberapa nama yang cukup berpengalaman di sepak bola Indonesia. Di antaranya Danurwindo, Yeyen Tumena, Mahruzar Nasution dan dibantu analis yang lain.
Hampir saban hari, mereka selalu berkomunikasi. Mereka memantau jalannya pertandingan di BRI Liga 1 2021/2022. Semuanya. Tanpa kecuali.
Materi yang dibahas di komunikasi tim TSG itu bermacam-macam. Mulai dari performa tim, pemantauan penampilan per individu, tren taktik yang dipilih kontestan, kejelian
pelatih dalam menerapkan strategi dalam sebuah pertandingan, sampai dengan
minute play deretan
pemain muda.
Di luar itu, statistik menjadi bahan diskusi berikutnya. Khusus yang satu ini, malah mutlak. Tak pernah ditepikan.
Sekadar informasi, statistik yang digunakan untuk penentuan deretan kategori
terbaik itu pun, juga bermacam-macam.
Minute play dari sang
pemain, menjadi rujukan yang sangat penting.
Berikutnya, pada angka-angka yang mengarah pada rapor spesifik per individu. Seperti jumlah
gol, asis, umpan akurat, tembakan, sampai dengan jumlah penyelamatan untuk kiper. Intinya, semua dinilai secara obyektif. Ada komparasi yang akurat.
Nah, seperti apa proses penentuan
pemain terbaik tiap bulannya? Ini yang menarik,
guys! Pertimbangan-pertimbangan seperti di atas, selalu ada. Bahkan, wajib hukumnya. Tapi, selalu ada muncul fenomena yang akhirnya penentuan sang pemenang itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh proses lagi.
Begini gambaran umumnya. Logika paling gampang, ada pada hitung-hitungan pemenang
pemain terbaik pada tiap pekannya. Jika sang
pemain terpilih dua atau tiga kali sebagai
pemain terbaik per tiap pekannya, besar kemungkinan ia akan menjadi
pemain terbaik pada bulan yang dimaksud. Simpel.
Akan tetapi, akan muncul persoalan jika hitung-hitungan jumlah pemenang mingguan itu sama. Biasanya, ada dua atau tiga nama yang ternyata jumlah kalkulasinya seragam. Bila ini terjadi, diskusi dan debat lama di tim TSG, selalu terjadi. Tentu, dengan beragam argumentasi yang logis.
Pada titik ini, pertimbangan-pertimbangan berikutnya akan muncul ke permukaan. Untuk menentukan sang pemenang, tim TSG menelisik pada aspek lain. Misalnya performa per pertandingan, pengaruh sang
pemain ke tim,
attitude, dan performa tim dalam satu bulan yang dihitung.
”Ada
pemain bagus secara individual, tapi dia tidak punya pengaruh yang signifikan ke tim.
Pemain terbaik biasanya memiliki dua syarat tersebut. Ia bagus secara individu dan kontribusinya bagi tim juga cukup besar,” beber Danurwindo, dalam satu percakapan.
Dari beragam perhitungan dan pertimbangan itulah, sang pemenang itu akan ditentukan.
Jadi, semuanya jelas. Lebih fair. Pun obyektif.
Untuk penentuan
pemain muda
terbaik, misalnya. Saat ini, bisa dibilang tidak banyak
pemain berumur 20 tahunan yang banyak mendapatkan kesempatan bermain sebagai
pemain inti alias
starter. Fakta itu sangat memudahkan tim TSG untuk memantaunya.
Di luar itu, tim TSG akan selalu memantau performa atau kontribusi sang
pemain muda itu ketika dia diturunkan. Apakah mampu tampil konsisten di posisi yang dipercayakan, perannya tak tergantikan, atau ia malah bisa mencetak
gol.
Untuk kategori
pelatih terbaik, paramaternya jelas. Biasanya, tim TSG memantau hasil akhir yang diperoleh satu tim selama sebulan yang dimaksud. Dibalik performa apik tim tersebut, fenomenanya, ada strategi brilian yang diterapkan sang
pelatih.
Itulah gambaran umum di balik kisah penentuan
pemain terbaik dan kategori lainnya. Semuanya bisa dipertanggungjawabkan.
Sekali lagi, penentuan sang pemenang itu bukan karena like and dislike. Ada pertimbangan statistik, data pendukung, dan analisa teknik dibalik penentuannya. (lan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: