Balita Diduga Jadi Korban Pedofilia

Balita Diduga Jadi Korban Pedofilia

radartasik.com, TASIK — Di awal tahun 2022, kasus kekerasan seksual kembali terkuak di Kota Tasikmalaya. Seorang balita, diduga menjadi korban pemerkosaan yang dilakukan oleh orang dewasa.


Para orang tua harus betul-betul menjaga anaknya agar selalu terawasi oleh orang dewasa yang bertanggung jawab. Jangan sampai mereka menjadi korban pelaku pedofilia.

Korban tersebut merupakan balita berusia 4 tahun yang memiliki saudari kembar. Dia dan saudarinya tinggal hanya bersama sang ayah dengan kondisi ekonomi yang serba terbatas.

Ibu korban dan saudari kembarnya sudah lama kabur dan entah di mana keberadaannya. Ketika sang ayah keluar mencari nafkah, korban dan saudarinya ditinggal di rumahnya.

Kekagetan sang ayah muncul ketika anaknya sering mengeluh sakit saat buang air kecil. Awalnya, tidak ada kecurigaan apapun dan korban dianggap sakit biasa.

Sampai akhirnya saudari korban buka suara bahwa ada seorang pria yang datang ke rumah. Dengan polosnya sang saudari bercerita kekerasan seksual yang dilakukan pelaku kepada korban.

Saat ini, korban sudah dalam pendampingan Yayasan Taman Jingga. Kasus dugaan kekerasan seksual yang terjadi pun akan diproses ke jalur hukum.

Founder Yayasan Taman Jingga, Ipa Zumrotul Falihah menyebutkan ayah korban sudah memeriksakan kondisi anak ke bidan. Hasilnya, korban memang telah mengalami kekerasan seksual. “Kondisi selaput daranya sudah rusak,” ungkapnya kepada Radar, Selasa (18/2/2022).

Pihaknya sudah melaporkan hal ini ke Polres Tasikmalaya Kota. Namun pihaknya masih memerlukan kelengkapan untuk kepentingan penyidikan polisi. “Belum visum, besok (hari ini, Red) kita akan ke rumah sakit umum,” ucapnya.

Pelaku diduga masih merupakan orang dewasa yang ada di lingkungannya. Hal itu sebagaimana yang disampaikan oleh saudari korban yang menyaksikan apa yang terjadi. “Tapi untuk hal itu kita serahkan nanti kepada aparat kepolisian, yang pasti proses hukum harus dilakukan,” ucapnya.

Pihaknya mengaku sesak nafas saat mengetahui kasus ini. Bagaimana tidak, korban dan saudarinya sejak kecil sudah ditinggalkan ibunya. Mereka hidup bersama sang ayah dengan kondisi ekonomi yang terbilang keluarga tidak mampu. “Ditambah menjadi korban kekerasan seksual,” tuturnya.

Terpisah, Petugas Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) Ajeng Dina Rahmadina mengaku sudah mendengar adanya kasus tersebut. Namun demikian pihaknya belum melakukan asessment kepada korban. “Informasi sudah masuk, tapi belum saya asesment,” ungkapnya.

Apa yang menimpa korban bukan kasus perdana yang terungkap di tahun 2022 ini. Karena di bulan Januari ini ada juga kasus asusila terhadap anak yang dilakukan oleh orang dewasa. “Dengan yang ini berarti sudah dua kasus kekerasan seksual kepada anak,” ucapnya.

Pihaknya berharap masyarakat yang sudah dewasa bisa berpikir lebih bijaksana dan menjaga setiap anak di sekitarnya. Begitu juga para orang tua agar bisa lebih mengawasi dan melindungi anak-anak mereka. “Kita berharap kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” pungkasnya. (rga)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: