Siap-Siap Efisiensi Pegawai

Siap-Siap Efisiensi Pegawai

radartasik.com, TAWANG — Menyikapi bengkaknya belanja gaji pegawai di lingkungan RSUD dr Soekardjo, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya tidak tinggal diam. Pihaknya akan meminta bantuan tim independen dalam menganalisa beban kerja dan jabatan di internal rumah sakit berpelat merah tersebut.


Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya dr Uus Supangat mengakui berdasarkan analisa awal, penghitungan kasar yang dilakukan pada sekitar 1.400 SDM di rumah sakit, kelebihan sekitar 200 orang. Pihaknya bakal melibatkan konsultan untuk menganalisa SDM di RSUD supaya mendapat perhitungan akurat dan objektif. “Jika memang benar terlalu banyak, kemudian hasil rekomendasi kajiannya perlu ada efisiensi pegawai, ya mesti kita tindaklanjuti demi perbaikan rumah sakit,” kata Uus, Jumat (7/1/2022).

Dia menekankan supaya analisa jabatan tersebut bisa digarap secepatnya. Kemudian menghasilkan angka yang pasti berdasarkan ragam indikator. Supaya, lanjut Uus, segera ditemukan kepastian, apakah para pegawai yang nanti diberhentikan putus kontrak sampai tahun ini atau diperpanjang satu tahun ke depan. “Jadi supaya kita bisa tentukan kebijakan secepatnya, menurut perhitungan ideal yang objektif,” tuturnya.

Namun, pihaknya juga tidak bisa menjanjikan eks pegawai yang nanti terkoreksi bisa diberdayakan di pekerjaan lain. Semisal puskesmas atau pun rumah sakit baru. “Kami tidak bisa berikan jaminan itu, karena rekrutmen dalam mengisi pegawai tak bisa serta merta dan harus penuhi kaidah aturan yang ada,” jelas dia.

Disamping merasionalisasi belanja pegawai, Uus pun menekankan RSUD menginventarisir kembali piutang yang ada. Dimana, saat ini tercatat rumah sakit berpelat merah itu memiliki piutang yang belum tertagih dengan nilai cukup signifikan.

“Itu harus dipilah, apakah piutang menyangkut kelembagaan, misal penjamin kesehatan atau asuransi atau perorangan yang jangan-jangan benar pasien tidak mampu. Harus ada solusi atau jalan lain, supaya tidak ada yang dirugikan. Sebab, menghapus piutang atau pemutihan itu tidak mudah karena sekali tercatat masuk ke dalam administrasi pemerintahan,” analisis Uus.

Mantan Kepala Puskesmas Purbaratu itu juga memahami dorongan DPRD Kota Tasikmalaya terhadap RSUD. Mengoptimalkan operasional sejumlah alat kesehatan canggih yang tersedia, agar memudahkan masyarakat mendapat pelayanan lengkap di sana, juga mendapat tambahan penghasilan dari operasional alat.

“Fasilitas-fasilitas yang sudah dimiliki oleh RSUD seperti CT scan dan peralatan medis lainnya akan kembali dioperasikan dan dimaksimalkan pemanfaatannya. Termasuk ketersediaan obat. Sebab, itu adalah komponen dasar pada pelayanan kesehatan,” ujarnya.

Terpisah, Ketua Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya Dede Muharam mengakui publik berekspektasi besar akan direktur baru pada rumah sakit. Membenahi sejumlah persoalan akut yang selama ini menggurita di layanan kesehatan warga Kota Tasikmalaya dan sekitarnya itu.

“Kita telaah sisi manajerialnya yang bermasalah di era sebelumnya. Maka saya dorong dr Budi yang sudah lama bertugas di sana, dengan kebijakan lebih leluasa bisa secara bertahap membenahi kondisi yang terjadi. Terutama menjaga suplai obat serta efisiensi belanja di sejumlah pos agar rumah sakit lebih mandiri membiayai belanja rumah tangganya sendiri,” harap Dede.

Politisi PKS itu sepakat dengan anggota dewan lainnya, dimana rumah sakit sudah memiliki sejumlah peralatan medis canggih. Sayangnya belum secara masif dirasakan manfaatnya, tatkala belum dioperasionalkan.

“Banyak yang mengakses pelayanan alat tertentu malah ke luar, swasta. Itu kan jadi lost potential pendapatan, juga meribetkan pasien yang sudah datang ke RSUD,” keluhnya. (igi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: