Waspadai KIPI pada Anak, Awasi 30 Menit Pertama Hingga 3 Hari

Waspadai KIPI pada Anak, Awasi 30 Menit Pertama Hingga 3 Hari

Radartasik.com — Pemberian vaksin Covid-19 bagi anak usia 6-11 tahun, kini tengah berlangsung. Potensi munculnya KIPI atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi juga perlu diperhatikan. Mulai dari pihak penyelenggara seperti sekolah hingga orang tua saat berada di rumah.

Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Sri Rezeki Hadinegoro mengungkapkan, meski sekolah terbiasa melakukan imunisasi rutin bagi anak didik, namun untuk vaksin covid-19 anak 6-11 tahun tetap harus memerhatikan beberapa hal. Penerapan protokol kesehatan (Prokes) selama kegiatan harus dilakukan, selain memastikan setiap orang dewasa yang terlibat dalam pelaksanaannya sudah divaksin lengkap dua dosis.

Selain itu, sarana penunjang menghadapi potensi munculnya KIPI juga perlu diperhatikan. “Misalnya oksigen, tempat berbaring kalau pusing, peralatan dan obat untuk emergency,” ujar Sri Rezeki baru-baru ini.

Dalam pelaksanaannya, orang tua juga diperbolehkan menunggu. Pasca penyuntikan, kalau ada efek samping, akan diketahui pada 30 menit pertama. “Perhatikan 30 menit pertama apakah pusing, gatal, atau hal lainnya agar dapat diatasi dengan baik,” tuturnya.

Setelahnya, amati juga selama 3 hari setelah dapat suntikan. Jika perlu, dapat juga melakukan konsultasi dan menghubungi tempat penyuntikan vaksin. “Para petugas kesehatan juga harus siap sedia mengatasi kalau-kalau ada efek samping,” lanjut Sri Rezeki.

Sebelum vaksin, orang tua diharapkan membawa catatan kesehatan anak. Ini perlu dilakukan agar saat skrining kesehatan dapat menjelaskan dengan baik dan membantu petugas mendapatkan informasinya secara lengkap.

Disamping itu, Dokter spesialis anak konsultan dalam bidang infeksi dan penyakit tropis ini mengingatkan, sebelum vaksinasi, orang tua memberikan pemahaman kepada anak pentingnya vaksin Covid-19 dan pelaksanaannya. Pastikan anak sudah sarapan sebelum vaksinasi, kenakan baju yang nyaman dan longgar untuk mempermudah proses penyuntikan.

“Untuk anak-anak yang punya morbiditas, misalnya jantung bawaan atau penyakit lain yang harus minum obat rutin, sebelumnya kita harus jaga mereka terkontrol dengan baik dan minum obat teratur. Sehingga waktu disuntik dalam kondisi sehat dan fit, tidak ada gejala,” paparnya.

Baginya, pelaksanaan vaksinasi di sekolah membutuhkan kerja sama dan dukungan berbagai pihak. Baik dari pemerintah pusat dan daerah serta masyarakat termasuk di dalamnya orang tua.

“Bila vaksinasi dilakukan di sekolah maka harus dipastikan para guru dan petugas yang ada telah lengkap imunisasinya,” tutupnya. (jpg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: