Bersiap PTM, Lengkapi Sarana Prokes, Fokus Percepatan Vaksinasi Dosis Kedua
Reporter:
andriansyah|
Selasa 04-01-2022,07:45 WIB
radartasik.com, TASIK - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Tasikmalaya meminta sekolah fokus percepatan vaksinasi Covid-19 dosis kedua. Hal itu setelah munculnya Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri dalam pemberlakuan panduan penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas.
Selain itu sekolah juga minta memperhatikan peningkatan fasilitas sarana atau prasarana penunjang protokol kesehatan (Prokes) yang langsung di-upload ke data pokok pendidikan (Dapodik). Hal itu, disampaikan Plt Kabid Pembinaan SMP
Disdik Kota Tasikmalaya
H Asep Rusyadi SPd MPd kepada Radar, Senin (3/1/2022).
Kata Asep, setelah Kemendikbud Ristek menyosialisasikan SKB 4 Menteri tentang
PTM terbatas lewat Zoom kepada Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, pihaknua akan segera menindaklanjuti. Pihaknya langsung koordinasi dengan kepala sekolah dan pengawas.
“Dalam menyikapi SKB 4 Menteri kita akan membahasnya terlebih dahulu dengan sekolah dan pengawas. Itu karena kita tidak ingin terburu-buru, harus memiliki persiapan terlebih dahulu, karena sanksi berat kalau coba-coba melanggar,” katanya.
Untuk bahan koordinasi tersebut, lanjut ia, sekolah khususnya tingkat SMP harus membuat data kesiapan dalam menjalankan pembelajaran tatap muka terbatas terbaru. Dengan begitu, sekolah diminta memperbarui data pokok pendidikan (dapodik) dari vaksinasi kedua, fasilitas sarana ataupun prasarana prokes, koordinasi satgas setempat, dan kerja sama dengan puskesmas.
Oleh karenanya, dalam persiapan menerapkan SKB 4 Menteri, sekolah mesti menyiapkan up date data kesiapan pelaksanaan
PTM terbatas. Terdiri dari pendidik atau tenaga kependidikan hingga siswa sebaran vaksinasi dosis kedua.
“Dalam mempersiapkan
PTM terbatas bisa berjalan aman dan sehat. Diharapkan ketika guru, tenaga kependidikan, hingga siswa belum vaksinasi silahkan vaksin terlebih dahulu,” ujarnya.
Lalu, sekolah juga dapat melengkapi fasilitas sarana atau prasarana Prokes. Misalnya cuci tangan dan alat pengukur suhu harus tersedia lebih banyak, saat ingin siswa masuk 100 persen.
“Silahkan menambah tempat cuci tangan dan alat pengukur suhu diperbanyak. Itu bisa dari dana bos reguler, berarti tugas kepala sekolah membuat rencana kegiatan sekolah terbaru sesuai kebutuhan
PTM terbatas hari ini,” katanya.
Kemudian, sekolah secara teknis koordinasi dengan Satgas Covid-19 setempat dan puskesmas untuk mengatur siswa kegiatan
PTM terbatas. “Dengan begitu dapat terpantau kegiatan
PTM tersebut sesuai aturan berlaku dalam SKB 4 Menteri,” ujarnya.
Selain itu, Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya sedang menunggu Keputusan Wali Kota Tasikmalaya mengenai SKB 4 Menteri. Karena itu, sebagai dasar membuat Surat Edaran Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya. “Pada dasarnya, kita membuat surat edaran tidak boleh menambahkan atau mengurangi SKB 4 Menteri,” katanya.
Wakil Kepala SMPN 1 Kota Tasikmalaya Bidang Kurikulum Yayan Hardiana SPd menjelaskan, munculnya SKB 4 Menteri terbaru tentang
PTM terbatas, sekolahnya telah menyusun pembelajaran di tengah pandemi Covid-19. Yakni tidak ada pembelajaran daring atau akan melaksanakan luring 100 persen dengan dibagi dua sesi: pagi dan siang.
“Kita sudah menyiapkan kegiatan
PTM terbatas tergantung level. Ketika level 1 atau 2 ada rencana melakukan
PTM terbatas pagi dan siang, tetapi dalam satu ruangan tetap 50 persen,” ujarnya.
Sedangkan untuk Jumat, ada penguatan pendidikan karakter. Lalu, dalam mempersiapkan
PTM terbatas terbaru tersebut, di sekolahnya sudah ada empat pengukur suhu, hampir 100 persen civitas akademika tervaksin, tempat cuci tangan, area wajib pakai masker. Dengan begitu bisa lebih siap dalam melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas dengan aman dan sehat.
Kepala Bidang pengendalian dan pemberantasan penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya dr Asep Hendra Hendriana mengatakan, capaian total dosis kedua di Kota Tasikmalaya sudah mencapai 55,53 persen. Artinya setengah penduduk Kota Tasikmalaya sudah tervaksin sehingga bisa diharapkan terlindungi dari Covid-19. “Sedangkan data untuk dunia pendidikan hampir 90 persen sudah tervaksin dan sisanya 10 persen belum bisa divaksin,” ujarnya.
Untuk itu, ia pun menanggapi munculnya SKB 4 Menteri terbaru tentang
PTM terbatas yang sudah dikeluarkan tersebut. Seperti level 1 atau 2 bisa tatap muka 100 persen, pihaknya akan melihat kembali, barangkali ada penyempurnaan.
“Adanya SKB 4 Menteri kita melihat kembali katanya ada perubahan. Karena peraturan kebijakan ini dibuat secara dinamis, terutama mengikuti percepatan vaksinasi dan jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19,” katanya. (riz)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: