Jangan Selalu Andalkan Pemerintah dalam Perbaikan Sekolah

Jangan Selalu Andalkan Pemerintah dalam Perbaikan Sekolah

Radartasik, GARUT – Dewan Pendidikan Kabupaten Garut menilai banyaknya bangunan sekolah yang rusak dan ambruk akibat rendahnya kepedulian pihak sekolah. Terutama dalam merawat dan memperbaiki bangunan sekolah.

“Ini terjadi (ambruk) karena rendahnya kepedulian dari kepala sekolah dalam merawat bangunan,” ujar anggota Dewan Pendidikan Kabupaten Dedi Kurniawan kepada Rakyat Garut, Rabu (18/5/2022).

Dedi menilai kurangnya kepedulian pihak sekolah terlihat ketika ada kerusakan sedikit, seperti genting bocor atau kaca pecah. Itu dibiarkan dan malah menunggu bantuan perbaikan dari pemerintah daerah, provinsi maupun pusat.

Dari genting rusak itu, kata dia, ketika terjadi hujan air akan masuk ke dalam bangunan dan membasahi material kayu. “Karena dibiarkan terus menerus dalam jangka waktu lama, sehingga mengakibatkan atap kropos dan menjadi ambruk,” ujarnya.

Seharusnya, lanjut dia, kerusakan kecil bisa diselesaikan pihak sekolah dengan menggunakan Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Sebab dalam BOS ada lima persen untuk pemeliharaan bangunan sekolah.

Dedi mencontohkan, jika di satu sekolah ada 100 siswa dan satunya mendapatkan Rp 900 ribu, maka ada Rp 90 juta. Lima persen dari itu sekitar Rp 4,5 juta per tahun untuk pemeliharaan bangunan. “Itu baru satu sekolah.

Kalau seluruh SD di Kabupaten Garut yang siswanya mencapai 450.000 dikali lima persen itu anggarannya ada sekitar Rp 20,2 miliar per tahunnya,” ujarnya.

Menurut dia, jika anggaran lima persen dari BOS digunakan dengan optimal oleh pihak sekolah, maka jumlah sekolah rusak akan sedikit. Kejadian sekolah ambruk pun tidak akan terjadi.

“Sekarang ini hampir 60 persen bangunan SD rusak. Dari mulai rusak parah, sedang dan ringan. Ini terjadi karena penggunaan anggaran BOS ini tidak optimal,” ujarnya.

Dengan minimnya kepedulian pihak sekolah, Dedi pun meminta Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Garut lebih serius dalam monitoring sarana pendidikan seperti bangunan sekolah. “Jika ditemukan ada kerusakan, harus segera diperbaiki. Jangan dibiarkan. Kalau terus dibiarkan bangunan akan ambruk,” terangnya.

Dedi juga meminta komite sekolah bersama masyarakat lebih peduli terhadap sarana pendidikan di lingkungannya, baik secara moril, materil maupun tenaga. Selain itu, Dewan Pendidikan Kabupaten Garut mendorong Bupati Garut H Rudy Gunawan membuat gerakan “Ayo Merawat Sekolah”, sehingga pihak sekolah dalam hal ini kepala sekolah akan lebih peduli dalam merawat bangunan sekolahnya.

“Kami minta pihak sekolah jangan menunggu DAU/DAK jika ada kerusakan. Maksimalkan anggaran yang dimiliki pihak sekolah untuk memperbaikinya,” paparnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Garut Nurdin Yana mengimbau seluruh kepala sekolah di Kabupaten Garut lebih peduli terhadap bangunan sekolahnya. Jangan selalu mengandalkan pemerintah dalam perbaikan kerusakan bangunan sekolah.

“Tolong lah, jika ada genting jatuh dan bocor perbaiki sendiri. Jangan selalu mengandalkan pemerintah,” terangnya.
Nurdin mengaku sudah mendapat instruksi dari Bupati Garut H Rudy Gunawan untuk melakukan inventarisir sekolah-sekolah rusak di seluruh Kabupaten Garut. “Nanti saya bersama kadisdik akan muter ke seluruh sekolah untuk mengecek kondisi sekolah. Tahun ini kita optimalkan anggaran untuk perbaikannya,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: