Omicron Menyebar ke-90 Negara, Karantina Pelaku Perjalan Luar Negarti Jadi 14 Hari

Omicron Menyebar ke-90 Negara, Karantina Pelaku Perjalan Luar Negarti Jadi 14 Hari

Radartasik.com, JAKARTA — Semakin meluasnya pnyebaran C0vid-19 varian Omicron ke berbagai penjuru dunia membuat banyak pihak cemas. Jika dua pekan lalu baru ada 7.900 kasus Omicron di seluruh dunia. Hanya dalam sepekan saja, sudah melonjak menjadi 62 ribu kasus. 

Dari 72 negara, Omicron kini sudah menyebar ke 97 negara dalam sepekan. Indonesia kini mempertimbangkan karantina 14 hari bagi siapa saja yang datang dari luar negeri.

Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan, info terakhir yang diterimanya menunjukkan perkembangan kasus Omicron yang terus meluas dan telah melanda lebih dari 90 negara di dunia termasuk Indonesia.
 
Mengantisipasi hal itu saat ini pun Indonesia masih menutup pintu bagi WNA dari 11 negara untuk datang ke Indonesia. Untuk WNI yang datang dari luar negeri, wajib karantina selama 14 hari.

”Mengikuti perkembangan yang terjadi, Pemerintah akan melakukan penambahan negara UK, Norwegia, dan Denmark dan menghapus Hongkong dalam daftar tersebut,” ujar Luhut kemarin.

Penelitian yang ada menunjukkan Omicron menyebar lebih cepat. Meski kemungkinan lebih ringan tetap berisiko meningkatkan perawatan RS sebagaimana yang terjadi di UK.

”Berita baiknya, sampai saat ini tingkat kematian karena Omicron masih rendah, meski kita tetap masih harus menunggu informasi tambahan,” kata Luhut.

Luhut menyebut pemerintah juga mulai melihat peningkatan kedatangan Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) dari berbagai negara di beberapa pintu masuk yang ada. Tidak hanya dari penerbangan udara.

”Pemerintah melakukan pengetatan di pintu-pintu masuk kedatangan menuju Indonesia. Kami juga mempertimbangkan untuk meningkatkan masa karantina menjadi 14 hari jika penyebaran varian Omicron semakin meluas,” kata mantan Menkopolhukam ini.

Untuk mengantisipasi melonjaknya PPLN yang tiba di Indonesia, Pemerintah juga menyiapkan tempat-tempat atau wisma karantina baru untuk menjaga agar kondisi kepulangan mereka tetap kondusif dan sesuai protokol yang ada. Pemerintah juga akan mengkaji kesiapan Bandara Juanda Surabaya sebagai pintu masuk baru bagi PPLN yang akan pulang ke tanah air.
 
Meskipun telah ditemukan kasus Omicron di Indonesia, Luhut menyebut bahwa kasus Covid-19 tanah air masih berada pada tingkat yang rendah. Kasus aktif dan perawatan di rumah sakit Jawa Bali juga masih menunjukkan tren penurunan.

Meski demikian, pemerintah tetap mempersiapkan langkah-langkah antisipasi. dengan mendasarkan pada perubahan jumlah kasus harian, tingkat perawatan RS, dan tingkat kematian.

Sementara itu, Menteri Kesehatan  Budi Gunadi Sadikin menyatakan kasus Omicron bergerak sangat cepat. Dia mencontohkan, pada dua pekan lalu ada 7.900 kasus Omicron di dunia. Lalu seminggu setelahnya sudah ada 62 ribu kasus. Sementara negara juga bertambah dari 72 negara jadi 97 negara dalam jarak seminggu.

”Ranking berubah dari yang terbanyak awalnya Afrika Selatan lalu sekarang Inggris,” tuturnya.

Dia menyatakan bahwa saat ini ada pergeseran populasi yang mengalami Omicron. Yang sebelumnya ada di wilayah Afrika, kini bergeser ke Eropa.

Sementara di Indonesia, kasus Omicron dibawa oleh seorang WNI perempuan dari Nigeria yang datang 27 November lalu. Ini yang kemungkinan menulari petugas kebersihan Wisma Atlet Kemayoran. Lalu ada dua orang WNI pria yang pulang dari Amerika dan Inggris.

”Kasus di Indonesia merupakan imported case,” ungkap Budi.

Dia merasa beruntung kasus di Indonesia bisa ditemukan di tempat karantina. Budi menekankan bahwa hal ini menjadi bukti bahwa pentingnya karantina setelah dari luar negeri. Sehingga jika ada kasus impor dapat terdeteksi dan ditangani di dalam tempat karantina.

Lalu dalam sepekan terakhir, Budi mengamati ada peningkatan jumlah kedatangan luar negeri melalui laut dan darat. Dua tempat ini memiliki positivity rate tinggi. ”Maka akan kami perkuat surveilan di pintu masuk itu,” ujarnya.

Selain dengan genome sequencing, Kemenkes juga akan menggunakan tes PCR menggunakan metode S-gene target failure (SGTF). Metode ini dinilai paling efektif untuk melihat potensi omicron dengan kurun waktu 4 jam.

Budi menambahkan besok bisa menuntaskan target 40 persen populasi atau 108 juta orang. Lalu vaksinasi anak 6 sampai 11 tahun sudah mencapai 5.042.000 suntikan. ”Kami imbau agar masyarakat mempercepat vaksinasi agar mencegah masuknya Omicron ke komunitas lokal,” ujarnya.

Selanjutnya pemerintah berencana akan membuka data PeduliLindungi. Budi menyatakan langkah ini dilakukan agar publik mengetahui tempat yang tidak disiplin menerapkan disiplin protokol kesehatan. (jpc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: