25 Anggota Kelompok Separatis Teroris Kembali ke NKRI

25 Anggota Kelompok Separatis Teroris Kembali ke NKRI

Radartasik.com — Hasil penegakan hukum yang dibarengi dengan pendekatan humanis membuat 25 anggota kelompok separatis teroris (KST) memilih kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 

Pendekatan itu berbeda dengan kembalinya Noak Orarei dan lima orang KST di Yapen Timur. ”Noak Orarei dan lima orang di Yapen Timur itu murni dengan melakukan pendekatan humanis,'' kata Kapolres Kepulauan Yapen AKBP Ferdyan Indra Fahmi kepada Jawa Pos.

Mantan Kapolres Pegunungan Bintang tersebut menjelaskan, kembalinya 25 anggota KST pada Sabtu (18/12) itu diawali dengan penegakan hukum untuk kamp pelatihan militer di Kampung Ambaidiru pada Rabu (8/12) hingga Sabtu (11/12). 

Petugas menggerebek kamp militer yang mengajarkan tata cara menembak tersebut. ”Saat itu ditangkap satu orang dengan barang bukti senpi rakitan, airsoft gun, hingga senjata tajam,'' beber alumnus Akpol 2000 itu.

Saat penggerebekan, diketahui 30 orang melarikan diri ke hutan. Dengan kondisi itu, petugas menggunakan pendekatan humanis kepada anggota yang melarikan diri. Memberikan keyakinan bahwa mereka tidak akan diproses bila kembali ke NKRI. ”Tidak perlu takut, tidak perlu lari. Asal berjanji setia ke Pancasila dan UUD 1945,'' tegasnya.

Hasilnya, 25 orang itu dengan sendirinya datang ke Polres Kepulauan Yapen. Mereka diterima dan membuktikan diri kembali ke NKRI. ”Mereka mencium bendera Merah Putih, tanda kembali ke pangkuan ibu pertiwi,” jelasnya.

Menurut Ferdyan, keberhasilan mengajak 25 anggota KST kembali ke NKRI itu membutuhkan waktu yang lama. Sejak awal langkah pendekatan humanis dilakukan tanpa henti. Dari Noak Orarei yang kembali ke NKRI pada Maret lalu hingga 25 orang KST saat ini. ”Terus-menerus mendekati secara humanis, berdialog soal wawasan kebangsaan, hingga memberikan bantuan,'' ujarnya.

Terpisah, Kadivhumas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan, petugas berupaya melindungi masyarakat, apalagi menyongsong perayaan Natal 2021. Polri menyambut baik semua pihak yang telah menyerahkan diri. Menurut dia, sudah tidak ada lagi perjuangan yang mengatasnamakan kemerdekaan Papua. ”Papua sejak dulu Indonesia, Indonesia sejak dulu Papua,'' tegasnya.

Di bagian lain, dilansir dari Cenderawasih Pos, Prada Yotam Bugiangge, oknum anggota TNI Yonif 756/WMS yang bertugas di Kompi C Senggi, Kabupaten Keerom, diduga kabur dalam tugas (kelana yudha) sejak 17 Desember 2021. Pria kelahiran Nduga itu membawa serta satu senjata api jenis SS1V1.

Kodam XVII/Cenderawasih hingga saat ini masih mencarinya. Kodam berkoordinasi dengan Polda Papua. ”Yang bersangkutan kabur sejak 17 Desember sore, sesaat sebelum serah terima jaga piket. Ketika mau serah terima jaga, Prada Yotam sudah kabur bersama senjatanya dan menggunakan seragamnya,” ungkap Kapendam Cenderawasih Kolonel Inf Aqsha Erlangga kemarin (19/12). 

”Kami sudah sampaikan ke seluruh jajaran untuk melakukan pencarian terhadap yang bersangkutan. Kami juga meminta bantuan pihak kepolisian, termasuk meminta bantuan kepada warga,” imbuh Erlangga.

Kaburnya anggota TNI dari satuannya itu bukan kali pertama. Pada April 2021, oknum prajurit TNI bernama Pratu Lakius Y. Matuan yang tergabung bersama Raider 400 juga kabur bersama sejumlah peluru dan diduga bergabung dengan KKB. (jpg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: