Unsil Inisiasi Teknologi Pakan Ikan Otomatis, Mewujudkan Kemandirian Masyarakat Dalam Wirausaha

Unsil Inisiasi Teknologi Pakan Ikan Otomatis, Mewujudkan Kemandirian Masyarakat Dalam Wirausaha

radartasik.com, TASIK — Dampak pandemi Covid-19, tidak hanya berpengaruh pada sektor kesehatan saja, melainkan juga pada bidang ekonomi, sosial, pendidikan, ketahanan nasional dan lainnya.


Sehingga perlu penguatan semua sektor tersebut, salah satunya yang penting yakni ketahanan nasional pada era pandemi Covid-19. Di sini perlu adanya peran pemerintah, perusahaan, lembaga pendidikan, masyarakat, dan lainnya untuk bersama-sama agar Indonesia dapat tumbuh, tangguh dan bangkit saat pandemi.

Salah satu lembaga pendidikan, yakni Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya melaksanakan kontribusi untuk Indonesia dapat tumbuh, tangguh dan bangkit saat pandemi. Dengan cara melalui Pengabdian bagi Masyarakat Ketahanan Pangan (PbM-KP)bersama Tim Dosen Unsil yakni Zulpi Miftahudin SPd MPd, Setio Galih Marlyono SPd MPd, Prama Permana MM, dan Mohammad Syarif Al-Huseiny ST MT.

Tim Dosen Unsil PbM-KP tersebut melakukan pemanfaatan teknologi pakan ikan otomatis untuk ketahanan pangan di Kelurahan Ciamis Kabupaten Ciamis. Tepatnya di warga RW 28 Rancapetir Kelurahan Ciamis yang tergabung dalam Kelompok Tani Sumur Kupa, pada Agustus-November 2021.

Perwakilan Tim Dosen Unsil PbM-KP, Zulpi Miftahudin SPd MPd mengatakan dampak pandemi Covid-19 mengakibatkan perekonomian masyarakat terganggu. Untuk itu, masyarakat harus memutar otak agar tetap dapat mencukupi kebutuhannya, khusus bagi mereka yang bekerja sebagai pekerja harian.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh masyarakat terdampak untuk bisa bertahan hidup. Yakni dapat melakukan budidaya ikan di sekitar rumah.

”Oleh karenaitu, kita pun dalam membantu masyarakat lewat PbM-KP Unsil ini memberikan keterampilan hidup kepada warga RW 28 Rancapetir Kelurahan Ciamis yang tergabung dalam Kelompok Tani Sumur Kupa. Mereka dijadikan percontohan untuk implementasi teknologi pemberi pakan ikan otomatis,” katanya kepada Radar, Minggu (12/12/2021).

Pihaknya menerapkan teknologi pemberi pakan ikan otomatis tersebut, karena memahami masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tidak hanya mengandalkan budaya ikan saja. Melainkan melakukan beberapa pekerjaan sampingan, agar menghasilkan sesuatu yang bisa mencukupi kebutuhan hidupnya.

”Berangkat dari permasalahan harus melakukan beberapa pekerjaan sekaligus. Kami memberikan beberapa solusi yang ditawarkan bagi mereka yakni memberikan pemahaman terkait pemanfaatan teknologi sederhana khususnya terkait pemberian pakan ikan otomatis, memberikan pengalaman terkait perakitan alat pemberi pakan ikan otomatis, dan memberikan pengalaman dalam penggunaan dan troubleshooting alat pemberi pakan ikan otomatis,” ujarnya.

Sebab teknologi ini, kata dia, bukan hal yang tabu di masyarakat. Hanya saja terkadang teknologi merupakan barang mewah dan hanya bisa digunakan oleh segelintir orang.

”Untuk itu, kami hadir agar masyarakat memiliki teknologi yang mampu memberikan kontribusi positif bagi perkembangan budidaya ikan,” katanya.

Pihaknya dalam penerapan teknologi pemberi pakan ikan otomatis ini, dengan menerapkan pelatihan, demontrasi, simulasi, dan praktek pemasangan alat pakan ikan otomatis menggunakan panel surya.

Artinya pengabdian dengan menggunakan dua siklus, yaitu pada siklus pertama, yakni orientasi pelatihan, pemaparan materi terkait alat pakan ikan otomatis menggunakan panel surya, workshop dan refleksi ketercapaian target pelatihan siklus pertama.

Kemudian pada siklus kedua tahapannya, yaitu penyampaian refleksi siklus pertama, workshop perbaikan dan penyempurnaan alat pakan ikan otomatis menggunakan panel surya, dan refleksi ketercapaian target pelatihan siklus kedua.

”Berdasarkan metode tersebut, kami berharap masyarakat memiliki bekal yang cukup dalam memanfaatkan teknologi sederhana dalam pengelolaan budidaya ikan. Kemudian diharapkan ke depan, tidak hanya sebagai user saja, namun berusaha menjadi kreator,” ujarnya.

Setelah masyarakat memahami bahkan dapat mengimplementasikan teknologi ini, sambung dia, diberharapkan masyarakat dapat secara mandiri mampu mencukupi kebutuhan hidup, baik melakukan komersialisasi budidaya ikan maupun konsumsi pribadi.

”Tentunya budidaya ikan ini tidak sampao menyita waktu. Sehingga masih bisa melakukan pekerjaan lain untuk menambah penghasilan,” katanya.

Respons masyarakat sekitar sendiri, lanjut dia, begitu antusias menyambut hadirnya teknologi pakan ikan otomatis ini. Mereka merasa sangat senang, dan berharap kegiatan tersebut bisa diselenggarakan secara rutin setiap tahun. ”Bahkan masyarakat di sini, ingin program-program semacam ini berlanjut setiap tahun, mereka ingin menjadi sebuah kelurahan/desa binaan Unsil. Tentunya agar setiap perkembangan dapat terus terkontrol oleh lembaga dan kerja sama dapat terus berkesinambungan,” katanya. (riz/adv)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: