Sinergi Semua Pihak, Cara Ampuh Menangkal Hoaks

Sinergi Semua Pihak, Cara Ampuh Menangkal Hoaks

Radartasik.com, BANGKALAN - Maraknya berita bohong (hoaks) dapat memengaruhi orang menjadi tidak percaya ada dan bahaya Covid-19. Sehingga tak heran,  banyak di antaranya yang tidak patuh terhadap protokol kesehatan hingga menolak vaksinasi.

Untuk itu, semua komponen masyarakat harus bahu-membahu bersinergi membangun kesadaran bersama.

Pemerintah sejatinya tidak bisa berjalan sendirian karena teknologi masa kini memungkinkan masyarakat untuk mengambil alih proses produksi informasi. Jadi, tanpa keterlibatan semua kalangan, upaya meredam hoaks hanya akan seperti menggantang asap.

Demikian disampaikan Tim Komunikasi Publik Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PCPEN) Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) Savero “Ero” Karamiveta Dwipayana, di hadapan jajaran aparat Polres Bangkalan, dalam kegiatan Sharing Komunikasi dan Motivasi di Aula Polres Bangkalan, Kamis (25/11/2021).

Putra dari pakar komunikasi dan motivator nasional Dr Aqua Dwipayana ini, pada beberapa kesempatan kerap tampil berbicara di depan publik mendampingi ayahandanya, Dr Aqua Dwipayana. 

Menurut mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (Fikom Unpad) itu, kegiatan yang diikuti saat ini merupakan tindak lanjut safari silaturahim yang dijalankan Dr Aqua selama lebih kurang dua pekan di Jawa Timur. 


Sharing tersebut bertajuk “Memperkuat Kemampuan Komunikasi Seluruh Personel Polres Bangkalan untuk Meningkatkan Kinerja Terutama Memberikan Layanan Terbaik ke Masyarakat". Hadir pada acara yang digelar di Aula Polres Bangkalan itu Kapolres Bangkalan AKBP Alith Ariano SIK.

Sebelum ke Mako Polres Bangkalan, baik Savero mau pun Dr Aqua, masing-masing pada pagi harinya tampil di lokasi berbeda. Dr Aqua Sharing Komunikasi dan Motivasi di SMKN 1 Turen, Kabupaten Malang dalam kegiatan "Jurnalis Mengajar" yang dilaksanakan Tugu Media Group di Malang. Sedangkan Ero --sapaan Savero-- sharing di Universitas Ma Chung Kota Malang.

Sementara sharing Komunikasi dan Motivasi di Polres Bangkalan merupakan hasil silaturahim Dr Aqua dan CEO Tugu Media Group Irham Thoriq, sehari sebelumnya yang telebih dahulu menemui  AKBP Alith di kantornya pada Rabu (24/11/2021).

Ketika bertemu dengan AKBP Alith, Dr Aqua langsung memberikan buku "super best seller" Trilogi The Power of Silaturahim karyanya. Ketiga buku itu berjudul "The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi", "Humanisme Silaturahim Menembus Batas: Kisah Inspiratif Persahabatan Aqua Dwipayana-Ventje Suardana (Satu Kesamaan Yang Mampu Mengatasi Sejuta Perbedaan)" serta "Berkarya dan Peduli Sosial Gaya Generasi Milenial: Kisah Inspiratif Dua Bersaudara Alira-Savero Dwipayana Bergiat untuk Sesama".

Dr Aqua dan Alith baru kali pertama bertemu. Meski begitu komunikasi mereka tampak hangat dan akrab. "Klik" seperti teman lama yang baru ketemu kembali.

Hal ini lantas membuat Alith berinisiatif mengundang Dr Aqua untuk mengisi Sharing Komunikasi dan Motivasi kepada jajarannya, khususnya yang berada di pelayanan.

”Tapi syaratnya satu, saya tidak mau dibayar. Itu komitmen saya sejak lama jika diundang Sharing Komunikasi dan Motivasi di lingkungan Polri dan TNI,” tegas Dr Aqua kepada Alith.

Setelah berunding, akhirnya disepakati digelarnya Sharing Komunikasi dan Motivasi pada Kamis sore (25/11/2021) di Aula Polres Bangkalan. Sebagai bentuk keseriusannya, Alith saat itu memanggil Kepala Bagian Sumber Daya Manusia (Kabag Sumda) AKP Hartanta.

Alith mengatakan, acara Sharing Komunikasi dan Motivasi dengan Dr Aqua sangat berharga. ”Ini momentum berharga, jangan sampai kami melewatkannya. Pak Aqua jadwalnya padat sekali. Berkenan datang ke Polres Bangkalan merupakan rezeki buat kami di sini,” imbuh kapolres.

Dia berharap, dengan pelaksanaan Sharing Komunikasi dan Motivasi itu, seluruh jajarannya lebih semangat lagi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dengan begitu keberadaan mereka dirasakan langsung oleh warga Bangkalan khususnya.

Setelah berdiskusi dan salat Duhur bersama, Alith dan Dr Aqua makan siang bersama di Rumah Makan Bebek Sinjay yang legendaris di Bangkalan, Madura. Mereka dijamu pemiliknya Mohammad Gaffar yang merupakan teman akrab Dr Aqua.

*Konsep Komunikasi*
“Ini persoalan riil yang kita hadapi di tengah kerja keras dan upaya kita dalam menghadang pandemi Covid-19. Merebaknya hoaks atau kabar bohong di ruang virtual kita ini harus menjadi kewaspadaan kita karena data tersebut sangat mengerikan,” ungkap Ero.

Mahasiswa penerima Anugerah Pegiat Gerakan Kemanusiaan dan Pemberdayaan Masyarakat dari Fikom Unpad pada 2020  tersebut menjelaskan alasan hoaks mengerikan. Menurutnya, hoaks bisa saja berdampak pada hilangnya nyawa orang lain.

“Kok bisa? Iya, karena dari hoaks itu bisa muncul miskomunikasi, lalu bisa mengarah ke perselisihan atau pertikaian yang berpotensi membuat orang meninggal,” tegas Ero.

Dalam paparannya lebih jauh, anak bungsu dari dua bersaudara itu menegaskan terdapat konsep komunikasi yang sangat penting untuk dijalankan ketika berhadapan dengan masyarakat. Konsep itu terangkum dalam jargon “DAK” yakni kependekan dari Dengarkan, Apresiasi, dan Klarifikasi.

“Sebagai manusia, umumnya kita ingin didengar. Sama, orang lain pun juga ingin didengar. Jadi ketika ada masyarakat marah atau komplain, dengarkan saja dulu tidak usah kita lawan atau perdebatkan. Setelah kita dengarkan, kita apresiasi. Benar atau salah apresiasi dulu, apa yang ia sampaikan. Saat diapresiasi setelah didengarkan maka 'trust' atau kepercayaan akan mulai terbangun. Nah ketika 'trust' sudah terbangun, baru kita masukkan pesan-pesan yang ingin kita sampaikan atau klarifikasi,” jelas Redaktur Pelaksana tugujatim.id ini.

Anak muda yang sejak di bangku sekolah menengah sudah aktif dalam berbagai kegiatan sosial itu menegaskan bahwa maraknya hoaks dapat membuat orang menjadi tidak percaya ada dan bahaya Covid-19.

Mereka menjadi tidak patuh protokol kesehatan dan hingga menolak vaksinasi. Semua komponen masyarakat harus bahu-membahu bersinergi membangun kesadaran bersama.

*Hati Bersih*
Sementara Dr Aqua mengatakan komunikasi adalah senjata utama seluruh anggota Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Jika mau sukses dalam melaksanakan tugas-tugasnya agar memperbaiki dan meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi.

Menurut Dr Aqua belajar komunikasi itu tidak sulit. Terpenting memperhatikan dasarnya yakni memiliki hati yang bersih. Lakukan secara konsisten.

"Jika hal yang mendasar itu dapat diwujudkan secara konsisten, maka insya Allah komunikasinya sukses. Baik di internal maupun eksternal," tegas Dr Aqua.

Bapak dua anak itu melanjutkan selama ini banyak persoalan yang terjadi baik di internal maupun eksternal institusi karena masalah komunikasi. Kondisi di dalam lembaga lebih mendominasi.

Terkait dengan itu Dr Aqua menyarankan kepada semua peserta untuk lebih serius menuntaskan semua masalah komunikasi di internal institusi. Dengan menekankan dalam diri masing-masing bahwa para personel Polres Bangkalan adalah saudara sehingga harus saling mengasihi, menolong, dan bersama-sama mencari solusi atas seluruh persoalan yang muncul.

"Jangan sampai ada yang beranggapan bahwa sesama personel di Polres Bangkalan adalah saingan. Buang jauh-jauh pemikiran seperti itu. Kedepankan kekompakan dan kerja sama tim. Wujudkan selalu super tim. Dengan begitu yakinlah semua target bakal tercapai," ungkap Dr Aqua.

Untuk mewujudkan semua itu anggota Dewan Pakar Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) ini menyarankan semua anggota polisi di mana saja berada agar secara konsisten melaksanakan REACH Plus A+C. Jadi tidak hanya saat bertugas saja.

Menurut Dr Aqua selama ini telah terbukti REACH Plus A+C sukses mengatasi berbagai persoalan komunikasi. Jadi semua anggota polisi tinggal menjalankannya saja secara konsisten.

Aspek pertama adalah sikap menghargai orang lain tanpa kecuali yang diwakili dengan kata “Respect”. Penulis buku "super best seller" trilogi The Power of Silaturahim ini menegaskan di mana pun kita berada, jangan pernah menganggap remeh siapa pun. Hormati dan hargai semua orang yang berkomunikasi dengan kita.

"Jangan karena punya pangkat dan jabatan, merasa lebih hebat dari yang lain. Sehingga tidak menghargai orang lain," kata pria yang selalu bicara apa adanya.

Amanah sebagai anggota polisi, ujar Dr Aqua, sebaiknya dimanfaat sebaik-baiknya dengan menghargai semua orang. Sehingga semuanya merasa nyaman saat  bekomunikasi.

Selain itu, tambah Dr Aqua, masyarakat tidak ragu-ragu menyampaikan berbagai informasi kepada polisi. Sedikit banyak info yang disampaikan mereka bermanfaat buat polisi.

Kedua adalah sikap "empathy" (empati). Semua anggota polisi harus bisa merasakan yang dirasakan orang lain. Ini juga penting buat para komandan kepada seluruh anggotanya.

"Upayakan bisa merasakan yang dialami orang lain.Dengan begitu semuanya merasa nyaman. Apalagi kalau kemudian dapat membantu mengatasi kesulitan mereka," tutur Dr Aqua.

Mantan anggota Dewan Pakar Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) itu menyarankan untuk selalu berempati pada setiap orang terutama yang ada kaitan dengan aktivitas yang dilakukan. Hal itu dapat membuat komunikasinya jadi nyaman dan lancar sehingga tujuan melaksanakan komunikasi tercapai.

Ketiga adalah “audible” atau dapat dipahami dan dimengerti. Berusahalah agar semua yang disampaikan kepada orang lain termasuk masyarakat pesannya dapat mereka terima dengan baik.

"Upayakan semua pesan yang kita sampaikan diterima secara maksimal dan dapat dipahami oleh penerima pesan. Ini sangat penting agar mereka tidak salah memahaminya sehingga umpan baliknya sesuai dengan yang diharapkan," ungkap penulis buku "super best seller" yang berjudul "The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi" ini.

Dr Aqua kemudian menjelaskan tentang beberapa elemen penting dalam proses komunikasi agar efektif dan mencapai sasaran. Menurutnya hal ini sangat menentukan keberhasilan berkomunikasi.

Hal tersebut adalah Pengirim informasi (Sender), Simbol/Isyarat (Encoding), Saluran (Channel),  Mengartikan Simbol/Isyarat (Decoding), Penerima (Receiver), Umpan Balik (Feedback) dan Pesan (Message) itu sendiri.

Pertama adalah Pengirim (Sender) atau disebut dengan Komunikator. Biasanya telah menyiapkan berbagai pesan yang akan disampaikan.

"Saat ini saya menjadi komunikator. Menyampaikan banyak pesan kepada seluruh peserta Sharing Komunikasi dan Motivasi di Polres Bangkalan," jelas Dr Aqua.

Kedua adalah Pesan (Message). Merupakan proses menyampaikan berbagai pemikiran termasuk ide, gagasan, pedoman, instruksi, perintah, dan lainnya. Ketika melakukan ini terkadang ada gangguan (noise). Upayakan untuk meminimalisirnya agar semua pesan tersampaikan dengan baik.

Ketiga adalah mengkonversikan pesan ke bentuk simbolis (encoding). Ini adalah proses mengubah semua pesan yang akan disampaikan menjadi simbol, kalimat, tindakan, gerakan tubuh, diagram, gambar-gambar dan lainnya.

"Penerima pesan harus bisa memahami seluruh pesan yang disampaikan. Untuk itu dibutuhkan kepiawaian pengirim pesan agar semua yang disampaikannya mudah dipahami," kata Dr Aqua.

Keempat, saluran komunikasi (channel). Dalam menyampaikan pesan, pengirim pesan harus menggunakan saluran komunikasi yang tepat. Ini sangat penting agar semua yang disampaikan dapat diterima secara efektif dan penerima pesan menafsirkannya secara benar.

Selain saluran komunikasi harus tepat, juga terkait erat dengan hubungan interpersonal antara pengirim dan penerima pesan. Termasuk urgensi pesan yang akan dikirim.

Kelima adalah pengertian ulang simbolis (Decoding). Pada proses ini penerima berusaha untuk menafsirkan semua  pesan yang disampaikan pengirim kepadanya dan mencoba memahaminya dengan sebaik mungkin.

"Komunikasi yang efektif hanya terjadi jika penerima pesan memahami sama persis dengan yang dimaksudkan pengirim pesan. Untuk itu sebaiknya menyampaikannya dengan kalimat sederhana yang mudah dipahami," ujar Dr Aqua.

Keenam adalah penerima pesan (Receiver). Biasa juga disebut dengan komunikan. Harus berusaha secara maksimal memahami semua pesan yang diterima.

Komunikasinya efektif jika semua pesan yang dikirimkan dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Kemudian memahaminya sesuai dengan maksud pengirim pesan.

Ketujuh adalah umpan balik (feedback). Merupakan langkah terakhir dari proses komunikasi. Ini sekaligus buat  memastikan penerima telah menerima pesan dengan baik dan menafsirkannya secara benar sesuai dengan yang dimaksudkan oleh orang yang mengirimkan pesan.

"Umpan balik menunjukkan bahwa komunikasinya dua arah. Tanggapan penerima pesan wujudnya bisa verbal dan non verbal. Hal ini sangat penting bagi pengirim pesan untuk mengetahui efektif atau tidak pesan yang disampaikannya," jelas Dr Aqua.

Aspek selanjutnya dari REACH ungkap penulis banyak buku "super best seller" ini adalah “clarity” atau kejelasan dari semua pesan yang disampaikan. Jangan sampai menimbulkan multi interpretasi atau tafsir yang akhirnya tujuan berkomunikasi tidak tercapai.

"Clarity" bisa juga diartikan sebagai upaya melakukan transparansi dalam berkomunikasi. Perlu membiasakan hal ini, tanpa menutup-nutupi informasi, agar penerima pesan menjadi percaya.

Apapun pesan komunikasi yang disampaikan harus dapat dipahami oleh pihak lain, dengan penyampaian yang sederhana dan apa adanya.

"Semua pesan yang disampaikan harus jelas agar tidak terjadi multi interpretasi atau penafsiran yang berbeda dari penerima pesan. Jika itu terjadi dampaknya bisa fatal," tegas Dr Aqua.

Terakhir adalah "humble" atau rendah hati. Jangan pernah tinggi hati dan sombong karena itulah awal dari keterpurukan kita sebagai manusia.

"Contohnya adalah jabatan seseorang. Itu ibarat kapas di ujung telunjuk. Begitu ditiup bisa langsung hilang. Sebagai manusia tidak ada yang perlu kita sombongkan. Semuanya milik Tuhan. Kita hanya dititipkan saja. Setiap saat yang kita miliki bisa diambil pemilik-Nya dan kita diminta pertanggungjawabannya," terang Dr Aqua yang sangat rendah hati.

Semakin tinggi jabatan dan pangkat seseorang, kata Dr Aqua, seharusnya orang tersebut makin rendah hati. Bukan sebaliknya yang akhirnya dapat merugikan orang tersebut dalam jangka panjang.

"REACH" menurut laki-laki yang hobi silaturahim ini tidak ada artinya jika tidak dilengkapi dengan huruf 'A' dan 'C' yakni Action dan Consistency atau Tindakan nyata dan cepat serta Konsistensi dalam pelaksanaannya. Jadi yang paling penting adalah implementasi pelaksanaannya secara terus-menerus.

Komunikasi itu lanjut Dr Aqua kelihatannnya sederhana. Bahkan ada orang yang menyepelekannya. Apalagi merasa sejak lahir setiap hari telah berkomunikasi.

"Padahal komunikasi itu vital sekali. Jika tidak hati-hati dalam berkomunikasi dampaknya bisa fatal. Telah banyak contoh mengenai hal ini," ungkap Dr Aqua.

*Mencontohkan Bangkalan*
Motivator laris ini kemudian mencontohkan kejadian beberapa bulan lalu di Bangkalan. Waktu itu banyak masyarakat yang tidak percaya dengan penyakit Covid-19 sehingga mereka tidak melaksanakan protokol kesehatan dan tidak mau divaksin.

Akibatnya banyak masyarakat yang terpapar Covid-19 bahkan sampai meninggal. Waktu itu berita tentang hal tersebut viral secara nasional.

Seluruh anggota Polres Bangkalan dan aparat lainnya termasuk dari TNI waktu itu melakukan berbagai cara untuk menyadarkan masyarakat agar melaksanakan protokol kesehatan secara ketat dan mau divaksin. Ada warga yang berhasil disadarkan, meski belum semuanya.

"Kasus tersebut menunjukkan bahwa masalah Covid-19 tidak semata-mata kesehatan. Namun ada yang lain bahkan sangat vital yaitu problem komunikasi. Hal ini yang saya sampaikan kepada Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Purn Doni Monardo pada awal Maret 2020 lalu saat Presiden Jokowi menugaskan beliau menjadi Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Nasional. Belakangan semua yang saya sampaikan terbukti benar," papar Dr Aqua.

Khusus kejadian di Bangkalan, masih ada sebagian masyarakat yang tidak percaya Covid-19, pria yang mendalami Ilmu Komunikasi secara komprehensif ini, baik formal maupun informal, menyarankan kepada seluruh peserta agar menyadarkan warga melalui orang-orang yang mereka percayai ucapannya. Biasanya setiap orang, memiliki orang lain yang dipercayanya.

Menyampaikan pesan melalui orang yang dipercaya menurut Dr Aqua jauh lebih efektif. Bahkan sering masyarat lebih mendengar dan melaksanakan pesan mereka dibandingkan pemimpin formal seperti bupati, camat, dan lurah.

"Mereka biasa disebut sebagai pemimpin informal atau informal leader. Profesinya antara lain kyai, ustadz, guru, pemimpin pondok pesantren. Pesan lewat mereka lebih efektif disampaikan ke masyarakat. Penerima pesan akan melaksanakan semua yang disampaikan," terang Dr Aqua.

Belajar dari hal tersebut, pria yang rajin membantu sesama ini menyarankan agar ke depan semua pesan strategis dan vital, disampaikan melalui pemimpin informal. Beri mereka data yang lengkap dan akurat agar komprehensif pesan-pesannya dan masyarakat menerimanya.

*Penyelesaian Sementara*
Menjawab pertanyaan seorang peserta tentang masih terjadinya pertikaian antara anggota Polri dan prajurit TNI, Dr Aqua menegaskan bahwa itu adalah masalah komunikasi. Sekaligus menunjukkan bahwa selama ini jika terjadi hal serupa, penuntasannya tidak komprehensif. Hanya sebatas penyelesaian sementara.

"Seharusnya menuntaskan masalah itu sampai ke akar-akarnya agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Realitanya penyelesaiannya hanya di permukaan saja. Akibatnya masalah serupa sering terulang," tegas Dr Aqua.

Persoalan yang pernah terjadi antara anggota Polri dan prajurit TNI di berbagai tempat seperti gunung es. Hanya kelihatan sedikit masalah di permukaan, namun di bawahnya banyak problem.

"Jangan karena sudah saling bermaafan dianggap selesai. Luka batinnya jika tidak segera diobati dan dituntaskan, kejadian serupa bisa sewaktu-waktu muncul kembali sepanjang masa," tambah Dr Aqua.

Pria yang sangat mendukung mewujudkan soliditas Polri dan TNI ini menyatakan kesedihan yang mendalam setiap ada anggota Polri dan TNI yang bertengkar hingga akhirnya adu fisik. Apalagi yang diributkan bukan hal yang prinsip.

Untuk itu Dr Aqua menyampaikan saran agar ke depan membiasakan semua masalah dituntaskan hingga ke akar masalahnya. Dengan begitu diyakini masalah yang sama tidak terulang kembali.

Selain itu para komandan satuan yang anak buahnya terlibat pada pertengkaran tersebut untuk memberikan hukuman setimpal secara obyektif. Berikan efek jera kepada semua anggota yang melanggar. Sekaligus peringatan kepada anggota lainnya agar tidak melakukan hal serupa.

"Belajar dari semua kejadian yang terjadi di Indonesia, tolong semua anggota Polres Bangkalan menjaga diri agar tidak berselisih paham dengan para prajurit TNI. Mereka adalah saudara kita yang sama-sama berusaha secara maksimal menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia," tutur Dr Aqua.

*Pengalaman Menarik*
Duet antara bapak dengan anak di Polres Bangkalan itu menjadi kegiatan Sharing Komunikasi dan Motivasi yang kali kesekiannya. 

Sebelumnya aktivitas serupa selalu menuai atensi besar dari khalayak. Banyak pengalaman menarik serta pesan-pesan bernas dan inspiratif yang disampaikan oleh Dr Aqua yang merupakan penulis buku "super best seller" Trilogi The Power of Silaturahim.

Hal serupa juga dilakukan putra bungsunya Ero. Meski masih muda, Ero memiliki segudang pengalaman melakukan kegiatan dan pengabdian sosial. Sejak pandemi Covid-19 bergulir lebih dari setahun lalu, Ero sudah aktif terlibat dalam program pengendalian pandemi melalui Satuan Tugas Penanggulangan Covid-19 nasional.

Setidaknya sudah tujuh kali duet bapak dan anak itu menyampaikan Sharing Komunikasi dan Motivasi bernasnya dalam “satu panggung” yang sama dan nampaknya akan terus bertambah. Tampilnya Ero dalam berbagai ajang dan kegiatan, sejatinya sudah bisa diprediksi.

Kendati tidak diarahkan, sejak awal Ero yang memiliki kepedulian yang tinggi sudah menunjukkan talenta luar biasa di bidang komunikasi publik.

“Saya tidak pernah mengarahkan anak-anak untuk menjadi apapun. Tugas saya hanya menyediakan fasilitas dan pendukung untuk membawa mereka pada tujuan positif dalam kehidupannya. Namun, Alhamdulillah, kedua anak saya termasuk si sulung Alira Vania Putra Dwipayana tumbuh sesuai dengan nilai-nilai kepekaan dan kepedulian sosial. Yang utama adalah mereka harus memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar, sehingga keberadaan mereka dirasakan banyak orang” ungkap Dr Aqua.

Kiprah perdana komunikasi publik Ero yang sejak awal pandemi sudah menjadi relawan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 nasional yang saat itu dipimpin Letjen TNI Doni Monardo, dimulai pada Sharing Komunikasi dan Motivasi di Aula serbaguna SMAN 1 Bukittinggi, Sumatera Barat pada 2-3 Januari 2020. 

Saat ini Dr, Aqua berbagi panggung tampil berbicara di depan sekira 1.500 peserta dengan Ero, wartawan senior Nurcholis MA Basyari, dan Fauzi Akmal. Pesertanya dari kalangan para guru, orangtua murid, dan siswa/I SMA dan SMK se-Bukittinggi.

Ero menunjukkan kematangannya dengan tampil tanpa canggung seolah sudah terbiasa atau seperti bincang-bincang biasa. Tidak heran, di acara “launching” itu, Ero pun langsung tampil sebagai bintang,  tidak kalah dengan bapaknya.

Penampilan di depan khalayak yang lebih luas dan dihadiri kalangan akademisi yang dijalani Ero berlangsung pada 1 Juli 2020. Saat itu, Fikom Unpad) yang telah menghasilkan lebih dari 300 doktor Komunikasi (termasuk Dr Aqua Dwipayana) menggelar acara launching Dies Natalis ke-60. Meski dilaksanakan di tengah masih berkecamuknya virus korona jenis baru Covid-19, kegiatan dies natalis kali ini tidak kalah meriahnya dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Ero tampil tak kalah impresif dengan bapaknya, Dr Aqua pada Webinar “Harmoni Mewujudkan Adaptasi Kenormalan Baru dalam Perspektif Komunikasi”. Webinar dihadiri oleh kurang lebih 300 peserta, baik dari kalangan internal, termasuk para alumni, maupun dari luar Fikom Unpad. Jumlah peserta webinar tersebut tergolong sangat banyak. Hal itu disebabkan konteks dan kontennya menarik. Ero menjadi pembicara paling muda di luar narasumber lainnya yakni Dr Aqua Dwipayana, Rektor Universitas Padjadjaran Prof Dr Rina Indiastuti, dan Letjen TNI Doni Monardo.

Kolaborasi Sharing Komunikasi dan Motivasi antara Dr Aqua dengan Ero berlanjut hingga ke Provinsi Bali. Keduanya tampil bersama pada kegiatan bertajuk “Memperkuat Energi dan Sinergi dalam Penanganan Covid-19” di Aula Werkudara Gedung Poliklinik Lantai 3 RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, Senin (3/8/2020) pukul 09.00 Wita.

Selanjutnya pada 14 Agustus 2020, Dr Aqua dan Ero hadir pada sesi Sharing Komunikasi dan Motivasi di Ballroom Maccora 1 Hotel The Rinra Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Jumat (14/8/2020). Kegiatan yang dihelat  Bank Sulselbar ini bertajuk “Tetap Produktif, Sehat, dan Aman untuk Mewujudkan Semua Target Bank Sulselbar pada saat Pandemi Covid-19”.

“Saya sengaja mengundang Pak Aqua sebagai Pakar Komunikasi yang telah memotivasi ratusan ribu orang baik di 34 provinsi di Indonesia maupun di puluhan negara. Kepiawaiannya dalam berkomunikasi dan memotivasi sangat dibutuhkan jajaran kami,” ungkap pelaksana tugas Bank Sulselbar Irmayanti Sulthan.

Tanggal 23 Oktober 2020 “duet inspiratif” ini kembali menjadi narasumber pada sesi Sharing Komunikasi dan Motivasi secara virtual. Ayah dan anak tersebut tampil dalam Webinar di hadapan sekira 1.600 mahasiswa baru serta mahasiswa senior, dan dosen Universitas Bung Hatta Padang, Sumatera Barat, Jumat (23/10/2020).

“Pak Aqua dan putra beliau, Ero, akan Sharing Ilmu Komunikasi dan pengalaman mereka untuk memotivasi mahasiswa baru kami yang berjumlah 1.600 orang. Mereka akan tampil dalam satu kegiatan yang kami namakan Pendikar, yakni Pendidikan Karakter,” kata Wakil Rektor III Universitas Bung Hatta Dr Hidayat ST, MT.

“Saya insya Allah siap untuk melakukan Sharing Komunikasi dan Motivasi di manapun dan kapanpun sepanjang semua dilakukan demi berkontribusi pada pendidikan. Saya sudah membulatkan tekad menghabiskan sisa hidup saya untuk melaksanakan dan menyebarkan Gerakan silaturahim ke mana dan di mana saja,” ungkap Dr Aqua yang telah mengumrahkan gratis ratusan orang dari hasil penjualan buku "super best seller" karyanya yang berjudul “The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi”.

Di sisi lain, Ero yang pada 2014 keliling Indonesia dengan mendatangi 34 provinsi mulai dari kilometer nol di Sabang, Aceh, sampai kilometer nol di Merauke, Papua menceritakan pengalamannya menjadi aktivis sosial, kegiatan sosial apa saja yang pernah diikuti, dan ketertarikannya untuk selalu memberi manfaat bagi lingkungan. (lrs)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: