Mau Bakso Termurah ? Per Mangkok Hanya 5.000

Mau Bakso Termurah ? Per Mangkok Hanya 5.000

Radartasik.com, KOTA TASIK - Berwisata kuliner di Kota Tasikmalaya tak akan cukup menghabiskan waktu sehari jika berkeliling. Aneka kuliner di Kota Santri ini menjadi primadona mulai makanan berat hingga makanan ringan.

Versi radartasik.com, kategori kelas makanan berat, sang legenda nasi tutug oncom masih menjadi favorit pertama. Kemudian ada juga bubur ayam dan bakso. Tiga varian itu yang tentu saja menjadi pioneer.  

Masih banyak ragam lainnya untuk jenis makanan berat atau makanan ringan. Namun dari sekian banyaknya aneka kuliner ini tidak banyak yang berani menjual dengan harga murah-meriah (murmer). 

Seperti yang dilakukan Sulardi (40). Pria asal Solo ini jualan bakso dengan harga Rp 5.000/mangkok. Isi dalam 1 mangkok terdiri 3 butir bakso ukuran kecil, 2 bakso sedang dan 1 ukuran besar. Tentu saja, dalam mangkok ini dicampur dengan mie dan sayuran. 

"Sudah tiga tahun harganya 5000. Ya…sambil bersodakoh. Malah awalnya saya jual 4.000 per-mangkok," kata pria yang sejak bujangan pada tahun 1993 sudah merantau ke Kota Tasik.

Kepada radartasik.com dia mengulas awal-awal berjualan bakso di Kota Tasik. Dengan gerobak, semula berkeliling di kawasan kota dan berakhir mangkal di Pangkalan Bus Damri, Jalan Tarumanagara, Tawang.

Tentu tak ada yang beda dibandingkan dengan bakso gerobak lain. Namun yang membuat penasaran dari Bakso Sulardi adalah dengan harganya Rp 5.000. Soal rasa, tak kalah gurih dengan bakso kelas dorongan lainnya. 

Dengan jualannya yang laris manis, Sulardi merasa kian betah di Kota Tasik. Bahkan setelah menikah tahun 1997 memutuskan memboyong istrinya, Miyem (38) dan mengontrak sebuah rumah di Cempakawarna. 

"Alhamdulillah per hari bisa habis 100 mangkok kang. Tiap hari jualan. Kalau sore suka di Damri. Ya saya usaha sambil sodakoh kang mengapa harganya murmer," jelasnya.

Panas dan hujan, sudah menjadi sahabat Sulardi. Mengais rezeki dengan mengumpulkan pundi-pundi rupiah dari jualannya itu, pria yang sudah dianugerahi satu putri ini, memimpikan anaknya bisa bekerja di kantoran. 

"Sekarang sudah punya anak satu, kang. Sudah kuliah di Universitas Muhamadiyah Solo (UMS) semester 7, ngambil jurusan manajemen Fakultas Ekonomi (FE)," terangnya.

Sebagai penopang kebutuhan harian, Sulardi juga dibantu sang istri yang kini berjualan jamu gendong. (rezza rizaldi/radartsik.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: