Pendidikan Lingkungan Kembali Digaungkan

Pendidikan Lingkungan Kembali Digaungkan

radartasik.com, TASIK - Praktisi pendidikan Kota Tasikmalaya sepakat dengan gagasan dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim mengenai pendidikan lingkungan hidup yang mengedepankan konsep berkelanjutan. Hal ini merespons pemanasan global dan perubahan iklim yang sudah mulai dirasakan.


Terlebih gagasan tersebut sinkron dengan Kota Tasikmalaya yang sudah punya pelajaran muatan lokal yakni pendidikan lingkungan hidup pada tahun 2008-2010. Karena tidak dalam sistem data pokok pendidikan nasional, muatan lokal tersebut kini dihilangkan.

”Ketika gagasan lahir dari pusat menjadi awal yang bagus. Oleh karenanya sepakat dan mendukung Mendikbud Ristek Nadiem Anwar Makarim adanya pendidikan lingkungan hidup ada di sekolah,” kata Kepala SMPN 1 Kota Tasikmalaya H Cecep Susilawan SPd MM kepada Radar, Kamis (18/11/2021).

Pelajaran itu bisa masuk di muatan lokal pelajaran, pendidikan karakter cinta lingkungan, atau lainnya. Dengan munculnya gagasan tersebut dari atas, mestinya langsung dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan. Termasuk mata rantai penanggung jawab tentang kegiatan pemerintahan provinsi, DPRD kota/kabupaten hingga jenjang sekolah.

“Artinya mata rantai kebijakan tentang itu harus terintegrasi. Tujuannya, ketika gagasan diterjemahkan Kota Tasikmalaya, sekolah ada muatan lokal lingkungan hidup yang penting kinerja atau beban kerja kebijakan harus diakui atau diintegrasikan dalam pemenuhan jam mengajar ataupun data pokok pendidikan (dapodik),” katanya.

Dengan integrasi tersebut, sekolah mampu melakukan transformasi sistem pendidikan lingkungan hidup kepada siswa. Strateginya bisa sinkronisasi sekolah sehat, sekolah Adiwiyata, atau bisa masuk pembiasaan dan pengembangan pendidikan karakter cinta lingkungan hidup.

“Substansinya pendidikan lingkungan hidup mesti segera diwujudkan di sekolah. Hal itu mengantisipasi perubahan iklim atau alam yang tidak menentu dan merespons pemanasan global yang mempengaruhi faktor-faktor alam,” ujarnya.

Dengan harapan dapat membangun keA­sadaran siswa, guru, dan masyaA­rakat akan pentingnya penA­didikan lingkungan hidup untuk menyeA­lamatkan generasi penerus. Manfaat lainnya sekolah juga jadi bersih, hijau, tertata, pengelolaan sampah baik, perilaku hidup bersih dan sehat.

“Pada situasi global saat ini, kondisi alam yang tidak menentu harus dimulai dengan mengenalkan tanggung jawab pengelolaan lingkungan kepada warga sekolah. Itu dimulai dari siswa yang nantinya berimbas pada lingkungan rumah/masyarakat,” katanya.

Kepala SMPN 18 Kota Tasikmalaya Aan Harlan Ansori SAg MPd menjelaskan, gagasan Mendikbud Ristek Nadiem Anwar Makarim adanya pendidikan lingkungan hidup sejalan dengan pendidikan muatan lokal di Kota Tasikmalaya yang pernah dijalankan di sekolah. Tetapi karena muatan lokal pendidikan lingkungan hidup tidak ada di dapodik akhirnya ditiadakan.

“Ketika pak Nadiem mengadakan pendidikan lingkungan hidup berarti ada kesesuaian dengan muatan lokal yang sudah pernah dilaksanakan oleh sekolah di Kota Tasikmalaya,” ujarnya.

Ia pun mendukung, ketika ada kebijakan langsung dari Kemendikbud Ristek, sebab sekarang pemanasan global harus disikapi.

“Apalagi sesuai dengan misi sekolah, salah satu wawasan lingkungan. Dengan begitu menciptakan sekolah sehat, indah dan nyaman,” katanya. (riz)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: