Belajar Memecahkan Masalah dengan Metode PBL

Belajar Memecahkan Masalah dengan Metode PBL

radartasik.com, TASIK — Untuk meningkatkan motivasi belajar dan rasa percaya diri peserta didik, SMK Al Ittihad menerapkan metode pembelajaran Problem Based Learning (PBL).


Kepala SMK Al Ittihad Mabdaul Uluum Tasikmalaya Iros Herminawati SPd menuturkan, PBL menjadi salah satu metode pembelajaran yang diterapkan di sekolahnya dan efektif menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.

“PBL ini metode pembelajaran yang memusatkan pada visual, peserta didik diminta untuk mencari solusi dari masalah yang dihadapi, oleh karena itu problem yang disuguhkan diambil dari masalah sehari-hari,” terangnya, Rabu (17/11/2021).

Metode PBL, lanjut Iros, selain meningkatkan semangat belajar anak, juga meningkatkan minat literasi peserta didik, karena mau tidak mau anak harus melakukan literasi mandiri dari buku atau video untuk mencari solusi dari masalah yang dihadapi.

“Jadi ada 4C yang menjadi fokus metode ini, yakni critical thinking, communication, collaboration dan creativity inovasi. 4C ini kompetensi yang harus tertanam pada peserta didik, di mana dari permasalahan bisa menjadi media pembelajaran yang menarik,” ujarnya.

Adapun pelaksanaannya, terang Iros, pembelajaran dimulai dengan ice breaking, kemudian pemutaran video motivasi yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang akan diberikan dan merangkum tujuan pembelajaran, baru setelah itu masuk ke inti, guru melakukan 5 fase, pertama guru melakukan orientasi peserta didik pada masalah.

Masalah bisa studi kasus atau artikel yang disesuaikan dengan mata pelajaran tertentu. Kemudian fase kedua, mengorganisasikan peserta didik untuk belajar, dimana anak mulai menggali informasi dari bahan dan materi ajar.

“Untuk bahan ajar di sekolah, guru kita membuat buku elektronik bikinan sendiri melalui aplikasi Flif Book, sehingga semua pembelajaran berbasis teknologi,” tuturnya.

Setelah fase pengorganisasiaan, kemudian masuk fase pembimbingan dan penyelidikan, yang dilakukan baik individu ataupun kelompok. Selanjutnya fase ke empat mengalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Fase ke lima, Penggalian masalah, dimana siswa melakukan presentasi yang kreatif, membuat media yang inovasi menyampaikan solusi atau pemecahan dari masalah yang diberikan.

“Alhamdulillah metode pembelajaran PBL ini kita terapkan sejak awal masuk pembelajaran tatap muka, hasilnya semangat belajar anak meningkat, anak menjadi lebih kritis menghadapi berbagai tantangan. Begitu juga dengan gurunya, ada peningkatan nilai pada kegiatan supervise guru,” terang Iros.

Pada PBL, lanjutnya, siswa tidak hanya menerima informasi yang berkaitan dengan materi pembelajaran, namun juga mencari sehingga belajar lebih menyenangkan. Begitu juga dengan guru, dituntut untuk selalu update informasi dan mengetahui berbagai isu yang ada.

“Karena pembelajaran ini menggunakan pendekatan scientific sehingga memudahkan peserta didik memahami materi pembelajaran, selain itu di akhir pembelajaran guru juga harus mem-validasi informasi yang dipresentasikan peserta didik lalu menguatkan,” ungkapnya.

Iros berharap dengan metode PBL ini, di samping untuk penyesuaian rencana pembelajaran terbaru, guru juga dapat memahami secara utuh penerapan PBL secara mandiri dengan 5 fase di atas.

Peserta didik juga makin meningkat rasa percaya dirinya, sehingga ke depannya mampu menjadi pribadi yang memberikan solusi dari setiap permasalahan dan tantangan yang dihadapi. (ais)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: