Erick Sebut BUMN Boros Modal, Pendapatannya Rp1.900 Triliun Tapi Laba Hanya Rp40 Triliun

Erick Sebut BUMN Boros Modal, Pendapatannya Rp1.900 Triliun Tapi Laba Hanya Rp40 Triliun

Radartasik.com, JAKARTA— Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memperkirakan laba bersih BUMN tahun ini bisa mencapai Rp40 triliun. Sebab, hingga semester pertama atau pertengahan tahun ini laba perusahaan milik negara tersebut telah mencapai Rp26 triliun.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, laba pada semester pertama tahun ini sudah jauh di atas perolehan 2020 yang sebesar Rp13 triliun. Laba bersih tersebut diperoleh dari pendapatan BUMN yang sebesar Rp1.900 triliun.

“Kalau kita lihat laba bersih BUMN itu sudah lebih bagus. Tahun 2020 konsolidasi itu Rp13 triliun, full year,” kata Menteri BUMN Erick Thohir secara virtual, Selasa (16/11/2021).

Menurutnya, perkiraan laba BUMN yang sebesar Rp40 triliun tersebut dinilai masih kecil. Sebab, masih ada pemborosan di belanja modal atau capital expenditure (capex). “Saya bekas swasta, dari Rp1.900 triliun, bottom line Rp40 triliun, itu laba bersih sangat amat kecil. Berarti ada pemborosan yang luar biasa di tengah, di capex,” bebernya.

Erick menambahkan, sumber daya manusia (SDM) atau human capital menjadi kunci dalam pembangunan BUMN. Sebab, saat ini industri telah memasuki era digitalisasi. Sehingga, mau tak mau semua harus lebih efisien.

Atas dasar itu, Erick menekankan pentingnya menggeser program tapi juga harus berdampak pada penciptaan lapangan kerja. Misalnya saja, dengan melakukan merger antar BUMN seperti yang dilakukan oleh BRI, PNM, dan Pegadaian.

“Mendorong job creation di ibu-ibu, dimana Mekaar 1,5 tahun terakhir bisa tumbuh banyak. BNI sama, saya dorong kenapa ke diaspora, pekerja migran, karena ini job yang harus kita dorong,” pungkasnya.

Lebih jauh Erick mengatakan, pihanya saat ini tengah menyusun banyak program guna mendorong setoran dividen BUMN yang sebesar-besarnya ke negara. Pasalnya BUMN selain berperan sebagai perusahaan pelayanan publik, juga dapat menjadi sumber pendapatan negara dengan hasil keuntungan yang besar dari kinerja perusahaan yang sehat.

“Karena ini apa, program pemerintah sangat memerlukan sumber income yang baru,” kata Erick. 

Di sisi lain, Erick menyebut, dirinya dan para wakil menterinya juga berupaya disiplin untuk mendorong perusahaan BUMN mandiri dalam melakukan aksi korporasi tanpa suntikan APBN. “PMN yang diberikan untuk penugasan, itu pun kita mau ke depan kita mau penugasannya ada rapat tiga menteri supaya jelas. Karena apa, kita harus terus membangun,” tuturnya.

Erick juga menambahkan, dirinya sangat terbuka dengan berbagai peluang investasi termasuk dari pihak asing. Dalam hal ini peluang kerja sama dengan siapapun, baik individu, swasta maupun perusahaan asing terbuka lebar. Namun, dengan catatan harus menguntungkan BUMN dan negara.

“Saya sudah bikin statement awal jangan kita jadi oknum di BUMN. Tapi juga swasta yang bekerja sama jangan merugikan kita,” pungkasnya.  (jpc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: