Siswa SMA Al Muttaqin Siswa Rancang Power Bank Tenaga Surya

Siswa SMA Al Muttaqin Siswa Rancang Power Bank Tenaga Surya

radartasik.com, TASIK - SMA Al Muttaqin Tasikmalaya berhasil mengantarkan siswa menciptakan karya power bank tenaga surya. Siswa kreatif tersebut yakni Kafi Rijal Muhammad Permana, Naufal Hidayat dan Muhammad Hafiz Ramadhan. Mereka siswa kelas X IPA 5.


Kepala SMA Al Muttaqin Tasikmalaya Drs Jenal Al Purkon MPd menyampaikan, sebagai komitmen agar siswa mampu membuat karya teknologi terbarukan di era globalisasi, maka SMA Al Muttaqin Tasikmalaya membuat mata pelajaran Karya Keilmuan dan kelompok Karya Ilmiah Remaja.

Ia yakin, pelajaran tersebut dapat meningkatkan kreativitas siswa. Siswa pun punya cara berpikir kritis dan inovatif dalam memecahkan masalah.

“Siswa kita sejak kelas X dilatih kompetensi dalam membuat karya keilmuan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi,” katanya kepada Radar, Selasa (16/11/2021). Tujuannya agar dapat melahirkan cendekiawan yang mampu membuat inovasi teknologi, sehingga memudahkan aktivitas masyarakat.

“Dengan mencetak cendikiawan yang ahli dalam energi terbarukan, semakin percaya diri menghadapi bonus demografi 2045,” ujarnya.

Selain itu, adanya program tersebut sebagai wujud pemanasan SMA Al Muttaqin Tasikmalaya dalam mengikuti Perkemahan Ilmiah Remaja Nasional (PIRN) dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya.

“Adanya pembiasaan membuat karya keilmuan menjadi tantangan siswa untuk membuat solusi dalam perkembangan teknologi. Harapannya agar siswa Al Muttaqin bisa mendapatkan prestasi nasional,” katanya.

Guru Fisika SMA Al Muttaqin Tasikmalaya Yanti MSi menjelaskan, pihaknya berusaha mewujudkan konsep yang digagas oleh Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nadiem Makarim yakni Merdeka Belajar. Itu diterapkan dalam mata pelajaran Karya Keilmuan.

“Merdeka Belajar memberikan kami ruang untuk memunculkan kreativitas dan menghasilkan karya” ujarnya.

Dalam mata pelajaran Karya Keilmuan tersebut, dia memulai memberikan gagasan dalam menerapkan Merdeka Belajar. Caranya dengan memancing ide-ide siswa dengan menunjukkan karya-karya orang lain dari YouTube.

Kemudian menyampaikan trik dan menghasilkan ide kreatif. “Semua itu agar siswa lebih memiliki kesempatan menyampaikan ide-idenya,” katanya.

Siswa juga didorong tekun menjelaskan konsep karya keilmuan, cara menggali ide, menemukan kreativitas dan membuat karya. Setelah itu di pertengahan mulai membebaskan kepada semua siswa dalam membuat karya. Hasilnya sekitar tujuh kelas 10 memiliki 28 karya yang dihasilkan dari mata pelajaran karya keilmuan.

“Salah satu kelompok memanfaatkan tenaga surya untuk energi power bank. Kemudian ada karya lain robot pemadam kebakaran dengan berbasis Internet of Things (IoT),” ujarnya.

Wali Kelas X IPA 5 SMA Al Muttaqin Tasikmalaya Syarah Nabila SPd mengajak kepada siswa untuk lebih giat berliterasi. Dengan begitu dapat membaca apa yang dibutuhkan di era digital. “Agar memiliki ide untuk mata pelajaran karya keilmuan ini, para siswa wajib menguatkan literasi,” katanya.

Terbukti, salah satunya kelompok siswa kelas X IPA 5 dalam mata pelajaran Karya Keilmuan mampu membuat power bank dari energi surya.

“Dengan berliterasi, siswa jadi mempunyai ide mengubah tenaga surya untuk energi pengisi baterai HP. Dengan teknologi terbarukan ini, power bank tidak perlu di-charger ke listrik,” ujarnya.

Perwakilan siswa SMA Al Muttaqin Tasikmalaya Naufal Hidayat menceritakan, ia membuat power bank dari tenaga Surya bernama Polar Cell.

Ia terdorong membuat karya itu berdasarkan pengalamannya. Ia menceritakan, saat itu ia mengikuti kegiatan berkemah Pramuka. Ia pun mencatat di HP, kebetulan baterai lemah, butuh listrik untuk mengisi daya. Tapi ternyata power bank habis dan ia jauh dari sumber listrik.

“Jadi saya kepikiran, membuat karya power bank tenaga surya. Jadi, ketika kegiatan berkemah tidak susah untuk mengisi daya HP,” katanya.

Ia pun mencari referensi cara membuat power bank tenaga surya di koran dan media sosial. Ia pun mulai membuatnya dengan konsep yang mirip tetapi bentuknya berbeda.

“Bahannya lebih sederhana dan mudah dicari, yakni panel surya, baterai, modul power bank. Waktu pengerjaannya 2 mingguan,” ujarnya.

Polar Cell ini pun cukup bisa diandalkan ketika HP kehabisan baterai, sebab dari 0-100 persen dibutuhkan 1 jam untuk pengecasan.

“Saya pernah coba mengisi daya HP dengan kapasitas baterai 5.000 MAh, bisa terisi full hingga 1 jam,” katanya. (riz)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: