Dosen Poltekkes Kemenkes Latih Kader Posyandu

Dosen Poltekkes Kemenkes Latih Kader Posyandu

radartasik.com, TASIK - Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat dengan Pelatihan Pengisian Kartu Skor Poedji Rochjati kepada kader Posyandu. Pelatihan ini mengusung tema Deteksi Dini Kehamilan Berisiko pada wilayah kerja Puskesmas Sangkali Kota Tasikmalaya, Kamis (4/11/2021).


Kegiatan tersebut dilaksanakan tim pengabdian masyarakat dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, yakni Dr Hj Yati Budiarti SST MKeb, Dede Gantini SST MKeb dan Helmi Diana SST MKeb. Dengan diikuti 41 perwakilan dari kader Posyandu di wilayah Puskesmas Sangkali.

Koordinator Tim Pengabdian Masyarakat Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Dr Hj Yati Budiarti SST MKeb mengatakan, kegiatan yang dilaksanakan untuk pelatihan kader dalam deteksi dini kehamilan berisiko menggunakan instrumen penilaian faktor risiko atau kartu skor Pudji Rochjati. Itu bentuk pelaksanaan tri darma perguruan tinggi (pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat) dari dosen Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, salah satunya kegiatan tersebut yakni pengabdian kepada masyarakat.

“Tujuannya agar meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader Posyandu dalam deteksi dini kehamilan yang berisiko dengan menggunakn kartu skor Pudji Rochjati. Manfaatnya dapat melakukan deteksi dini dalam kehamilan berisiko sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu dan anak,” katanya kepada Radar, Selasa (9/11/2021).

Dasar pengabdian tersebut, lanjut dia, karena kematian ibu merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat

kesehatan perempuan. Angka kematian ibu ditargetkan berada di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup di dunia untuk tahun 2030, itu menurut Sustainable Development Goals (SDGs).

“Namun faktanya di Indonesia, berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015, AKI sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN,” ujarnya.

Sedangkan berdasarkan Dinas Kesehatan Jawa Barat bahwa data jumlah kasus kematian ibu mengalami penurunan yakni dari 799 kasus di tahun 2016 menjadi 696 kasus di tahun 2017. Sedangkan, kematian ibu di Kota Tasikmalaya tahun 2018 mencapai 18 kematian, penyebab kematian terbanyak yaitu eklamsi, pre-eklamsi, infeksi, perdarahan, emboli dan penyakit penyerta.

“Hal-hal tersebut menunjukkan adanya kehamilan risiko tinggi yang sebenarnya dapat dideteksi secara dini,” katanya.

Cara pencegahan risiko kehamilan bisa deteksi dini, perlu adanya suatu upaya dari bidan, ibu hamil, keluarga dan masyarakat. Tentunya itu sebagai bentuk pemahaman ibu hamil dalam mengetahui kondisi kehamilannya dapat lebih peka untuk memeriksakan kesehatannya. “Dengan begitu dapat mengatasi permasalahan faktor risiko terjadinya kematian ibu secara dini,” ujarnya.

Kasus kehamilan risiko banyak ditemukan di masyarakat, tetapi tenaga kesehatan tidak bisa menemukannya satu persatu. Untuk itu peran serta masyarakat (kader) sangat dibutuhkan dalam mendeteksi ibu hamil risiko.

Artinya kader saat ini tidak hanya melakukan kegiatan pada saat pelaksanan Posyandu. Melainkan juga harus selalu tanggap dan peduli dengan masalah kesehatan ibu dan anak yang muncul di lingkungannya.

“Kader diharapkan dapat teliti menemukan masalah dan mampu melakukan penilaian deteksi dini terhadap masalah ibu hamil berisiko,” katanya.

Oleh karenanya, tim pengabdian masyarakat dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya memberikan pengabdian kepada masyarakat, menggunakan instrumen dalam mendeteksi dini risiko kehamilan yakni dengan media putar kartu skor Poedji Rochjati.

“Produk media putar hasil penelitian ini, harus bermanfaat untuk masyarakat. Oleh karenanya melalui pengabdian disosialisasikan dan dilatih kepada kader sebagai keterampilan dan pengetahuan untuk deteksi kehamilan risiko menjadi meningkat penilaian kepada ibu-ibu hamil di wilayahnya,” ujarnya.

Apabila kader bisa mendeteksi faktor risiko kehamilan kepada ibu-ibu wilayahnya, kader tersebut bisa melaporkan lebih dini ke bidan. Sehingga faktor risiko dapat diketahui dini penanganan lebih cepat.

“Ke depannya berbagai akibat kehamilan berisiko dapat diatasi, sehingga ibu dan bayi lebih sehat dan bisa melalui kehamilan hingga persalinan aman dan selamat,” katanya.

Lanjut dia, dengan keterlibatan masyarakat salah satunya dapat melalui peran kader kesehatan Posyandu dapat mendeteksi dini kehamilan berisiko. “Dengan begitu dapat menurunkan angka kematian ibu atau maternal di Kota Tasikmalaya,” ujarnya. (riz)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: