Warga Miskin di Kota Tasik Makin Berlipat

Warga Miskin di Kota Tasik Makin Berlipat

radartasik.com, TASIK — Dampak pandemi Covid-19 membuat warga dengan perekonomian menengah ke bawah bertambah secara signifikan. Di lihat dari jumlah Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), warga penerima bantuan pemerintah bertambah menjadi dua kali lipat.


Berdasarkan catatan Dinas Sosial (Dinsos) Kota Tasikmalaya, penambahan warga yang masuk DTKS tahun 2019 tercatat ada 78.248 keluarga dengan 248.829 jiwa. Sampai pertengahan tahun 2021 penambahan tergolong kecil yakni 78.595 keluarga dengan 250.718 jiwa.

Data terbaru Oktober 2021, jumlah warga yang masuk DTKS bertambah 100 persen lebih. Tercatat ada 199.500 keluarga dengan 637.531 jiwa yang masuk DTKS.

Sekretaris Dinsos Kota Tasikmalaya, Hendra Budiman menyebutkan tidak semua penambahan ini karena banyaknya warga miskin baru. Karena ada juga keluarga kurang mampu yang sebelumnya belum masuk dalam daftar DTKS. “Ada peluang tambahan kuota, kita ajukan ke pemerintah pusat,” ungkapnya kepada Radar, Senin (1/11/2021).

             

Jumlah warga yang masuk DTKS menjadi dasar untuk pemberian bantuan sosial dan kesehatan. Salah satunya yakni pemberian kartu BPJS Kesehatan agar warga kurang mampu mendapat layanan kesehatan gratis. “Semua penerima KIS itu masuk DTKS,” ucapnya.

Selain itu, DTKS juga jadi dasar untuk program bantuan Pangan Non Tunasi (BPNT) dan juga Program Keluarga Harapan (PKH). Namun untuk dua program itu tidak semua warga yang tercantum di DTKS menerimanya. “Karena ada indikator khusus untuk PKH dan BPNT, misal ibu hamil, lansia dan indikator lainnya,” ucap dia.

Meski tidak semuanya, namun penerima BPNT juga mengalami penambahan yang signifikan. Sebelum pandemi jumlah penerima BPNT tercatat 47.014, sementara saat ini jumlahnya mencapai 156.869. “Karena penerima bansos Kota, Provinsi Kemensos kita ajukan untuk menerima BPNT,” ucapnya.

Ketua RW Cilembang, Ajat Sudrajat berharap penambahan BPNT itu termasuk di lingkungan warganya. Ini bisa jadi jawaban untuk masyarakat ekonomi menengah ke bawah termasuk yang terkena dampak pandemi. “Karena sejak ada Covid-19 kan ekonomi jadi makin susah,” ucapnya.

Namun di samping itu, dia berharap pemberian bantuan tersebut bisa betul-betul tepat sasaran. Jika tidak, maka ketua RT dan RW sering kena getahnya. “Karena kalau ada kecemburuan sosial, kami yang suka jadi sasaran,” pungkasnya. (rga)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: