Waspada! Ada Tren Kasus Aktif Covid-19 Mulai Naik, Epidemiolog Sebut Fenomena Gunung Es

Waspada! Ada Tren Kasus Aktif Covid-19 Mulai Naik, Epidemiolog Sebut Fenomena Gunung Es

Radartasik.com, JAKARTA — Adanya kenaikan angka kasus aktif pada hari Minggu (31/10/2021) sebanyak 9 kasus hendaknya diwaspadai berbagai pihak. Kendati angka kenaikan kasus tersebut belum terlihat signifikan. Sebab, ancaman gelombang ketiga serta varian virus baru makin bermunculan.

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengutip data pemerintah bahwa kasus Covid-19 naik lagi di 105 kabupaten kota meningkat. Walaupun terkesan tak signifikan, kata dia, namun Dicky menyebut bahwa Indonesia masih dalam level community transmission oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

“Artinya, Indonesia dalam transmisinya atau penularannya dalam posisi terburuk paling bawah. Walaupun sudah ada peningkatan. Namun pesan penting dalam pesan level ini bahwa Indonesia belum mampu menemukan sebagian besar kasus di masyarakat, termasuk mencegahnya,” kata Dicky seperti dilansir JawaPos.com, Senin (01/11/2021).

Sehingga, lanjutnya, ketika ada lebih dari 100 kabupaten kota meningkat kasusnya, artinya kondisi di lapangan bisa lebih dari itu. Bahkan menurutnya data asli di lapangan bisa sebanyak 1:8 kasus.

“Itu mengartikan data di lapangan merupakan fenomena gunung es, karena yang terdeteksi itu 1 kasus bisa mewakili 8-10 kasus, yang ada di masyarakat. Dari 1 kasus ditemukan bisa jadi ada 8 kasus sampai 10 kasus,” tuturnya.

“Karena di AS saja yang relatif baik, dan sudah bisa dicapai dengan program 3T yang maksimal, kasus Covid-19 di sana 1 banding 8,” tambah Dicky.

Menurutnya hal ini adalah PR yang harus ditemukan. Selain testing, Dicky menegaskan di saat kasus sedang landai semestinya pemerintah terus menggenjot cakupan vaksinasi. “Mumpung kasus belum banyak, maka 3T dilakukan, vaksinasi dikejar,” katanya.

Waspada Varian Baru
Belakangan ini varian baru Covid-19 yang dinamakan AY.4.2 disebut-sebut dapat berpotensi mengkhawatirkan jika tidak segera dicegah. Juru Bicara Pemerintah Untuk Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menjelasjan varian ini bukanlah varian baru dan masyarakat diminta tidak panik karena penelitian terkait varian ini masih berlangsung. Akan tetapi varian ini bagian dari varian Delta yang mengalami perubahan atau mutasi tambahan. 

Jenis varian A.Y dari mutasi Delta ini cukup beragam yaitu dari AY.1 hingga AY.28. Ditegaskannya, bahwa saat ini belum bisa diambil kesimpulan terkait karakteristik khusus yang dimiliki varian tersebut.

“Oleh karena itu, kita belum bisa mengetahui apakah berbagai jenis varian Delta ini memiliki karakteristik khusus yang dapat mempengaruhi laju penularan, keparahan gejala, maupun vaksinasi karena studi terkait hal tersebut masih berlangsung. Tetap mencegah masuknya semua jenis varian baru, sekaligus meminimalisir pembentukan mutasi baru di dalam negeri,” tutur Prof Wiku. (jpc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: