Alhamdullah, Seminggu Ini Tak Ada Penambahan Kasus Covid di Kota Tasik
Radartasik.com, KOTA TASIK - Pandemi Covid-19 di Kota Tasikmalaya sepertinya sudah mulai terkendali. Walaupun demikian, masyarakat diharapkan tak abai dengan Protokol Kesehatan (Prokes).
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya Asep Hendra mengatakan, selama seminggu ini tak terjadi penambahan kasus positif Covid.
"Untuk Seminggu ini tak ada penambahan kasus positif. Yang aktif tinggal 3 orang. Itu juga isolasi mandiri," ujar Asep kepada radartasik.com, Minggu (31/10/21) yang dihubungi melalui ponselnya.
Saat ini, terang dia, semua rumah sakit rujukan Covid di Kota Tasikmalaya untuk pasien dengan KTP Kota Tasik sudah tak ada.
"Kalau KTP luar Kota Tasik masih ada yang dirawat. Intinya kita harus tetap taat prokes dan jangan lengah. Kemudian yang sudah divaksin harus mengajak yang belum divaksin dan jangan cuek saja. Karena kalau yang belum divaksin terkena Covid tetap jadi urusan yang sudah divaksin," terangnya.
Disinggung vaksinasi untuk warga Kota Tasikmalaya, saat ini telah mencapai 50 persen. Walaupun demikian, Kota Tasikmalaya belum masuk ke PPKM level 2 dan masih bertahan di level 3.
"Belum tentu dengan capaian total 50 persen warga Kota Tasik divaksin, bisa masuk ke level 2 PPKM. Karena untuk kategori Lansia harus 40 persen. Kita baru 33 persen saat ini," bebernya.
Sebab, tambah Asep, untuk masuk ke level 2 PPKM itu tak hanya total warga divaksin 50 persen. Tapi untuk kategori Lansianya harus 40 persen.
"Berarti harus munggu lansia dulu tercapai 40 persen divaksin. Kita terus berupaya yah. Karena Lansia itu gampang-gampang susah. Yang penting kita terus melakukan percepatan," tambahnya.
Pihaknya mengakui sudah melakukan program khusus untuk Lansia di awal-awal vaskinasi. Kini pihaknya mulai melakukan door to door di beberapa titik.
"Tapi tergantung dari niat RT dan RW-nya. Soalnya kalau RT RW-nya acuh tak acuh mengajak para Lansia di lingkungannya untuk divaksin ya lama juga," jelasnya.
Intinya, tukas dia, harus semua bekerjasama. Puskesmas itu bertugas penyedia vaksin dan yang menyuntiknya.
"Karena edukasinya kita hampir 9 bulan lebih soal vaksin ini. Nah yang lambat dan tak mau divaksin ini karena sudah termakan hoax," tukasnya. (rezza rizaldi / radartasik.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: