Misteri Tewasnya Janda & Teman Pria di Kosan Cisayong Terungkap

Misteri Tewasnya Janda & Teman Pria di Kosan Cisayong Terungkap

radartasik.com, TASIK - Misteri dua jenazah dalam satu kamar kontrakan di Cibodas Pasar, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya terkuak. Polres Tasikmalaya Kota mengungkapkan Widia dinyatakan dibunuh oleh teman prianya yang kemudian bunuh diri.


Hasil penyelidikan kepolisian, Widia (43) merupakan korban pembunuhan. Pelakunya merupakan Sutriono (56), pria yang juga di temukan sudah meninggal di lokasi yang sama.

Sutriono sendiri diduga langsung mengakhiri hidupnya sesaat setelah membunuh Widia. Maka dari itu, dua jenazah yang ditemukan merupakan korban dan pelaku pembunuhan.

Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Aszhari Kurniawan bahwa luka yang dialami Widia di lehernya merupakan efek tembakan. Serupa dengan di bagian dada kiri Sutriono yang juga akibat tembakan. “Kami telah menemukan dua proyektil peluru yang diduga menewaskan dua orang tersebut,” ucapnya, kemarin (25/10/2021).

Hal ini sinkron dengan hasil autopsi yang menyebutkan luka yang dialami Widia dan Sutriono merupakan efek tembakan. Hasil penyelidikan, diduga Sutriono membunuh Widia lalu bunuh diri. “Diduga perempuan ditembak duluan lalu yang laki-laki menembak sendiri,” jelasnya.

Peristiwa maut tersebut diduga terjadi antara hari Kamis- Jumat (21-22/10/2021). Pasalnya kondisi mayat yang sudah membengkak menuju pembusukan. “Hasil autopsi diduga sudah lebih dari 24 jam,” katanya.

Disinggung kemungkinan ada orang ketiga yang membunuh keduanya, Aszhari membantah. Pasalnya kamar yang menjadi Tempat Kejadian Perkara (TKP) dalam kondisi terkunci dari dalam saat kedua jenazah ditemukan. “Jadi saya pastikan tidak ada pihak ketiga,” ucapnya.

Terkait asal usul senjata api yang jadi alat pembunuh, polisi belum bisa mengungkapnya. Sementara ini polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kepemilikan senjata api.

Dugaan sementara Widia dan Sutriono memiliki hubungan khusus yang bermasalah. Disinggung soal info yang beredar soal kehamilan Widia, Aszhari belum bisa mengkonfirmasinya. “Ini masih kita komunikasikan dengan pihak rumah sakit,” ucapnya.

Sementara itu, kontrakan yang menjadi TKP pembunuhan dan bunuh diri tersebut kini sepi. Para penghuni kontrakan di sana sudah mengungsi pasca ditemukannya Widia dan Sutriono tidak bernyawa.

Terpisah, Aktivis Perempuan Tasikmalaya Ipa Jumrotul Falihah mengatakan kasus ini haruslah menjadi pembelajaran bagi kaum hawa. Karena dari apa yang diungkapkan kepolisian menunjukkan bahwa ada hubungan asmara atau sejenisnya antara Widia dan Sutriono. “Informasinya ada hubungan terlarang antara mereka,” katanya.

Tidak dipungkiri perempuan memiliki kecenderungan lebih mengedepankan rasa ketimbang logika. Sehingga perempuan kerap terjebak dalam hubungan yang notabene terlarang karena cinta buta. “Memang itu fitrah perempuan dan manusiawi, tapi tetap harus dikontrol,” terang perempuan yang juga Direktur Yayasan Taman Jingga itu.

Bagaimana pun prosesnya, hubungan tanpa ikatan pernikahan memiliki sebuah risiko. Ketika terjadi permasalahan, pihak perempuanlah yang menurutnya paling dirugikan.

“Bisa itu hamil di luar nikah, bahkan tanpa kehamilan pun perempuan tetap dirugikan karena sanksi sosialnya lebih berat kepada perempuan,” ucapnya.

Untuk itu, dia berpesan para perempuan agar bisa menjaga kontrol atas perasaan dan logikanya. Supaya rasa dan logika itu ditempatkan pada waktu dan orang yang tepat. “Perempuan harus mampu berpikir jernih dan rasional,” jelasnya.

Sifat perasa pada perempuan akan positif, jika digunakan untuk menyayangi keluarga. Namun bisa berlaku sebaliknya ketika perasaan itu diberikan kepada lawan jenis tanpa ikatan pernikahan. “Kalau disalurkan dengan tepat, perempuan bisa menjadi ibu dan istri yang penyayang,” pungkasnya.

Seperti diketahui, warga Cibodas Pasar, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya geger dengan ditemukannya sejoli yang meninggal dunia di sebuah kontrakan, Sabtu sore (24/10/2021).

Apalagi saat ditemukan warga, kondisi jenazah keduanya sudah dalam keadaan mulai membusuk dan tercium bau tidak sedap. Hasil pemeriksaan forensik, terdapat luka di leher kedua korban.

Korban merupakan Widia (30), seorang janda yang bekerja sebagai petugas keamanan (satpam) di sebuah perusahaan yang tidak jauh dari lokasi kejadian. Sementara satu jenazah lagi yakni seorang pria belum diketahui identitasnya, tetapi diperkirakan usianya jauh lebih tua dari Widia.

Kedua jenazah sudah berada di Kamar Mayat RSUD dr Soekardjo. Tim forensik pun sudah melakukan proses autopsi untuk memeriksa secara detail guna mendukung penyelidikan kepolisian, Minggu (24/10/2021).

Dijelaskan dr Fahmi Arief Hakim yang memimpin autopsi menyebutkan, pihaknya sudah menyampaikan pemeriksaan sementara kepada penyidik. Supaya menjadi bahan penyelidikan polisi untuk mengungkap kasus kematian dua jenazah tersebut.

“Autopsi ini bukan hanya untuk mengetahui penyebab kematian saja, tapi berbagai aspek dugaan kekerasan,” ucapnya kepada wartawan, kemarin.

Namun untuk hasil detailnya, kata dia, tentu akan memerlukan waktu satu sampai dua minggu. Hanya saja, dari autopsi tersebut dia pun punya penilaian-penilaian soal pola luka, bentuk luka dan penyebabnya. “Jadi satu atau dua hari ke depan mungkin penyidik sudah bisa menyimpulkan,” katanya.

Di antara beberapa temuan, disebutkan bahwa ada luka di leher kedua korban. Namun lebih detailnya, dia enggan untuk menjelaskan jenis luka dan apa yang menjadi penyebabnya. “Di daerah leher, dua-duanya,” ucapnya.

Dijelaskan dr Fahmi, hasil autopsi tersebut hanya sebagai bahan untuk polisi menyimpulkan perkara. Karena di luar autopsi pun, polisi sudah memiliki dugaan dari penyelidikan yang dilakukan. “Nanti disesuaikan dengan penyidik. Apakah pembunuhan, bunuh diri atau kecelakaan,” terangnya.

Sementara itu, kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut guna mengungkap kasus kematian dua orang tersebut. Di lokasi, terdapat sepucuk senjata api dan muncul dugaan jenazah pria merupakan purnawirawan TNI. (rga)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: