108 Anak di Kota Tasik Kehilangan Orang Tua

108 Anak di Kota Tasik Kehilangan Orang Tua

radartasik.com, INDIHIANG — Yatim/piatu Covid-19 (Yapico) atau anak yang orang tuanya meninggal karena positif Covid-19 akan mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat. Di Kota Tasikmalaya sendiri, tercatat ada 108 anak yang disiapkan untuk menerima bantuan tersebut.


Wabah Covid-19 telah banyak memakan korban jiwa, termasuk di Kota Resik ini. Dari catatan Satgas, tercatat ada 554 pasien positif Covid-19 yang wafat.

Pasien Covid-19 yang meninggal dunia tersebut, sebagian meninggalkan anak mereka yang masih di bawah umur. Terlebih, ketika yang meninggal adalah tulang punggung keluarga.

Petugas Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) Kota Tasikmalaya, Ajeng Diah Rahmadina menyebutkan pihaknya sudah melakukan pendataan beberapa bulan terakhir. Cukup banyak anak yatim atau piatu yang orang tuanya meninggal efek Covid-19. “Namun yang lagi dibuatkan rekening bantuan sebanyak 108 orang,” ungkapnya kepada Radar, Minggu (24/10/2021).

Setelah proses pembuatan rekening tuntas, kata dia, maka 108 anak tersebut akan diberi bantuan berupa uang tabungan. Nantinya, ke-108 anak ini diharapkan bisa terus melanjutkan kehidupannya secara layak. “Mudah-mudahan tidak ada kendala, dan cepat cair,” ucapnya.

Adapun bantuan yang diberikan, sambung Ajeng, yakni total sebesar Rp 600 ribu untuk anak usia sekolah selama tiga bulan. Sedangkan balita yang belum sekolah jumlah bantuan totalnya Rp 900 ribu. “Usia sekolah Rp 200 ribu per bulan dan yang balita Rp 300 ribu per bulan, sementara ini bantuannya untuk tiga bulan,” jelasnya.

Terpisah, Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Tasikmalaya Eki S Baehaqi mendukung program bantuan untuk Yapico. Pasalnya, pemerintah harus hadir untuk anak-anak yang ditinggalkan orang tuanya akibat Covid-19. “Karena negara harus memperhatikan mereka,” ungkapnya.

Lanjut Eki, bantuan yang diberikan menurutnya tidak cukup sebatas materi saja. Perlu ada pendampingan khusus dari mulai psikologis, pendidikan sampai asupan gizi mereka. “Apalagi kalau di lihat dari nominalnya, bantuan itu belum ideal,” katanya.

Maka dari itu, dia meminta pemerintah untuk tidak lepas tangan begitu saja setelah memberikan bantuan. Perlu ada pengawasan secara berkala agar menjamin tumbuh kembang mereka. “Bisa saja kan ada kebutuhan-kebutuhan lain yang memang butuh campur tangan pemerintah,” pungkasnya. (rga)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: