Tak Terima Pipi Anaknya Ditempelkan ke Knalpot Panas, Orang Tua Laporkan Tukang Baso ke Polisi
Reporter:
radi|
Rabu 20-10-2021,15:15 WIB
Radartasik.com, CIREBON — Seorang tukang penjual baso di Desa Pegagan Lor, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon dilaporkan ke polisi. Pasalnya pelaku diduga telah melakukan penganiayaan terhadap seorang anak berinsial GP,
Penganiayaan yang dilakukan pelaku tersebut dengan cara menempelkan pipi bocah yang masih duduk di sekolah dasar itu ke knalpot sepeda motor yang dalam kondisi panas.
Kasat Reskrim Polres Cirebon Kota AKP I Putu Asti Hermawan mengakui jika pihaknya telah menerima laporan dari orang tua korban atas kasus penganiayaan yang dialami anaknya tersebut. “(Ya kasusnya) sedang ditangani,” kata Putu seperti dilansir radarcirebon.com, Selasa (19/10/2021).
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, kejadian penganiayaan yang dilakukan pelaku terhadap korban terakhir kali terjadi pada Rabu (13/10/2021) sore. Atas kejadian yang dialaminya tersebut korban GP kemudian memberitahukannya kepada orang tuanya.
Selain kepada polisi ortang tua korban juga melaporkan dan meminta perlindungan atas tindakan penganiayaan yang dialami anaknya ke Komisi Pelindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Cirebon. Mereka memohon perlindungan, lantaran anaknya terus menerus menjadi korban penganiayaan pelaku dengan alasan yang tidak jelas.
Sementara itu, IS (44), ayah korban mengatakan, kejadian penganiayaan terhadap anaknya itu bukan hanya sekali terjadi, tetapi sudah beberapa kali dilakukan pelaku. “Sebelum pipi anak saya ditempel ke knalpot, anak saya juga pernah dianiaya pelaku dengan cara wajah anak dicakar hingga berdarah. Itu kejadiannya 2 tahun yang lalu,” katanya.
Tidak hanya itu, IS juga mengungkapkan, jika anaknya juga sering disiram air bekas cucian sepeda motor pelaku. IS mengaku tidak tahu alasan apa yang menyebabkan pelaku begitu benci kepada anaknya tersebut.
Soal kejadian pipi anaknya ditempel ke knalpot sepeda motor yang dalam kondisi panas, IS bilang kejadian tersebut disaksikan oleh dua orang pemilik warung.
“Saat anak saya dianiaya dua orang suami istri pemilik warung yang berada di lokasi melihat langsung kejadian itu, tapi mereka diam saja,” imbuhnya.
Di tempat terpisah, salah seorang aparat Desa Pegagan Lor, Sudiana mengatakan pihaknya sudah kedatangan orang tua korban yang melaporkan kejadian pengaiayaan yang dialami anaknya tersebut.
“Setelah korban laporan ke Polres Cirebon Kota, orang tua korban datang ke saya menerangkan kronologisnya. Saya juga lihat pipi korban ada luka,” kata Sudiana.
Dikatakan dia, orang tua korban datang melapor kepada dirinya setelah membuat laporan polisi. Mereka beralasan, sudah tidak tahan dengan ulah pelaku dan supaya menjadi pelajaran. “Jadi orang tua langsung laporan ke polisi pengen ngasi pelajaran ke pelaku. Karena sudah sering menganiaya korban,” ujar Sudiana.
Sudiana pun mengungkapkan dari catatan pemerintah desa aksi pelaku yang menganiaya korban dan anak lainnya sudah ada sebanyak tiga kali. Sebelum GP, temannya juga pernah dilaporkan menjadi korban penganiayaan tukang baso tersebut.
“Sekarang ketiga kalinya. Kayaknya pelaku ada kelainan. Cara nyiksa juga keterlaluan,” ungkapnya.
Lantas Sudiana pun menceritakan jika tindakan kenakalan atau penganiayaan yang dilakukan pelaku sudah terkenal di daerahnya, dan sasarannya selama ini adalah anak di bawah umur yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD).
“Pelaku terkenal nakal, pergaulan bebas. Rata-rata korbannya masih anak-anak. Saat ini dia dalam pantauan kami, karena kami khawatir dia terpengaruh obat-obatan,” bebernya.
Kendati kasus penganiayaan yang dilakukan pelaku terhadap korban tel;ah dilaporkan ke pihak kepolisian, Sudiana berharap persoalannya bisa diselesaikan “secara baik” dan tidak masuk ke jalur hukum.
“Syukur-syukur bisa diselesaikan di desa dengan damai dan buat pernyataan bersama,” pungkasnya. (cep/rc)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: