Kali Pertama dalam Sejarah, Tak Ada Bendera Juara di Podium
Radartasik.com -Tidak ada bendera Merah Putih saat para pahlawan Piala Thomas naik podium tadi malam. Itu merupakan dampak dari sanksi Badan Antidoping Dunia (WADA).
Sanksi tersebut diberikan kepada Indonesia sejak 7 Oktober lalu. Indonesia disebut tidak patuh untuk mengikuti standar WADA dalam program uji tes doping.
Dampaknya fatal. Untuk kali pertama dalam sejarah Piala Thomas tim juara tidak boleh mengibarkan bendera nasionalnya. Dan nahasnya, itu menimpa Indonesia yang sudah menanti selama 19 tahun untuk berdiri di podium tertinggi Piala Thomas 2021.
Indonesia merebut gelar Piala Thomas ke-14 dalam sejarah. Indonesia menunggu sampai 19 tahun untuk mendapatkan gelar ini.
Selanjutnya dalam kalender event BWF, hal yang sama juga tidak bisa dilakukan. Padahal mulai 16 November—5 Desember mendatang, Indonesia menjadi tuan rumah Asian Leg dan World Tour Finals.
Sangat disayangkan apabila ada pemain Indonesia yang juara, tidak ada bendera Merah Putih yang dikibarkan di rumah sendiri.
”Bendera Merah Putih diganti bendera PBSI. Kalau lagu Indonesia Raya boleh,'' kata Kabid Hubungan Luar Negeri Bambang Roedyanto dalam pesan singkat kemarin.
Tadi malam, lagu Indonesia Raya masih bisa berkumandang. Sebab itu tidak termasuk hukuman dari WADA. Namun, bendera Merah Putih diganti dengan bendera PBSI.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum LADI Rheza Maulana menjelaskan, saat ini pihaknya tengah dalam proses mengajukan pencabutan sanksi dan memenuhi tuntutan WADA.
Ada tiga hal yang harus mereka penuhi. Yaitu, sampel program testing 2021, sampel program testing PON XX, dan sampel kriteria calon program testing 2022.
”Untuk testing yang 2022 memang belum ada konfirmasi dari WADA. Masih berproses. Sehingga saat final Piala Thomas belum bisa selesai (prosesnya). Kami masih menunggu feedback,'' kata Reza kepada Jawa Pos kemarin.
Reza menjanjikan semua tuntutan WADA diselesaikan dalam waktu secepatnya. Apalagi tinggal satu sampel yang masih berstatus pending. Selain itu, LADI akan melakukan MoU dengan Lembaga Antidoping Jepang (JAPA).
”Dalam waktu dekat, MoU itu akan kami lakukan. Kami berharap tidak sampai akhir tahun status noncompliance ini bisa dicabut dan keadaan bisa normal kembali,” lanjutnya. (jpg)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: