30 Penulis Beri Kado Kota Tasik Lewat Tulisan

30 Penulis Beri Kado Kota Tasik Lewat Tulisan

radartasik.com, TASIK - Buku adalah teman yang dibutuhkan jiwa sepanjang masa. Bagaimana pun jeleknya sebuah buku, pasti ada manfaatnya. Karena buku dapat mengubah masa depan seseorang menjadi lebih baik.


Karena lewat buku, kecerdasan dan pikiran seseorang bertambah.

Untuk itu, sebanyak 30 orang penulis di Kota Tasikmalaya mencurahkan pikiran, ide, dan gagasan bagi Kota Resik ini. Mereka menuliskannya lewat sebuah buku berjudul Kota Tasik dalam Ragam Perspektif. Hal ini pun dipersembahkan sebagai kado bagi Kota Tasikmalaya yang kini telah menginjak usia ke-20 tahun.

Inisiator Buku, H Yusran Arifin mengatakan gagasan buku ini hadir secara spontan. Kebetulan dirinya dari para seniman Kota Tasikmalaya selalu mengadakan pentas seni menghadapi hari lahir Kota Tasik.

Lalu terlintas jika kado tahun ini tak sekadar pertunjukan seni, atau refleksi dengan berdiskusi, tapi lebih dari itu, pertunjukan pemikiran.

”Sementara ini, saya tidak pernah tahu dan mendengar ada kado ulang tahun tingkat kota dan kabupaten yang berupa barang abstrak. Umumnya kado berbentuk pagelaran, parade budaya, dan lainnya. Kado buku ini, jika nantinya terwujud akan memiliki nilai kepeloporan di satu sisi, juga bisa terus mengembangkan dunia kepenulisan di Kota Tasikmalaya,” ujarnya di sela launching buku di Ball Room Plaza Asia, Minggu (17/10/2021).

Lalu, kata Yusran, dirinya menghubungi beberapa orang yang dianggap bisa mewujudkan gagasan tersbeut. Kemudian pertemuan dilakukan di sebuah kafe, dihadiri oleh empat orang yakni dirinya, Asep Sufyan, Asep M Tamam, dan Iwok Abqary.

”Waktu itu, target tulisan hanya 15 penulis. Cukup untuk 200 halaman di buku. Tapi kang Asep Tamam kemudian memberikan beberapa nomor HP yang bisa dihubungi dan diminta tulisan. Saya sendiri yang menghubungi para penulis. Tak dinyana, tulisan itu, dalam waktu 2 minggu saja sudah terkumpul. Bukan hanya15 tulisan, tapi 30 karya. Jika dibukukan menjadi lebih dari 300 halaman,” ceritanya.

Dunia kepenulisan di Kota Tasikmalaya sangat menggembirakan. Dari perkembangan kali ini, sudah banyak yang menghubungi dan kecewa tak diajak menulis di buku ini. Berarti, masih sangat banyak penulis lainnya di kota ini yang belum tercover. ”Mudah-mudahan di tahun selanjutnya bisa dipertahankan. Tentu akan lebih baik jika hasilnya lebih komprehensif,” paparnya.

Editor Buku, Asep M Tamam mengatakan kehadiran buku Kota Tasik dalam Ragam Perspektif ini tentu memberi banyak kabar. Sehingga bisa melengkapi beragam acara yang biasa ditampilkan di hari lahir Kota Resik.

Bahkan lebih dari itu, bisa memacu banyak hal positif. Dunia literasi yang sudah maju di Kota Tasik bisa dipertahankan bahkan ditingkatkan. ”Kini, semua lini nyaris terisi. Kehadiran buku Kota Tasik dalam Ragam Perspektif memberi pesan bahwa penulis senior hadir dan siap mendampingi para junior untuk berprestasi dan berkarya,” tuturnya.

Di buku ini, kata Asep, dirinya menjadi editor dan menjadi orang pertama yang membaca 322 halamannya. Banyak kesan ketika mengikuti tulisan dari awal hingga akhir. Buku ini benar-benar merefleksikan Kota Tasik dengan beragam dimensinya.

”Buku ini minim kritik, tapi lebih banyak ke sumbangan pemikiran untuk Kota Tasik bisa lebih maju ke depannya. Dari mulai dimensi sejarah, pendidikan, ekonomi, sosial, politik, kesehatan, olahraga, ruang publik, kesenian dan kebudayaan, pertanian, literasi, komunitas, pariwisata, kuliner, UMKM, dunia aktivis, dunia mahasiswa, dan juga keagamaan,” bebernya.

Menurut Asep, mengedit buku ini tak sulit. Terutama karena para penulis adalah sosok-sosok yang sudah terbiasa menulis di koran, jurnal, majalah, novel, dan lainnya. Banyak nama besar yang dengan mudahnya menyumbang tulisan di buku ini. ”Rasa keterpanggilan itu direspons dengan meluangkan waktu menulis tentang Kota Tasik meskipun hanya dibayar dengan ucapan. “Terima kasih”. Bukan hanya mudah, mengedit buku ini sangat menyenangkan,” ungkapnya.

Hal termahal dari buku ini, adalah banyaknya data tentang Kota Tasik. Buku ini akan menjadi referensi terpenting bagi siapapun yang mencari rujukan tentang Kota Tasik. Bukan hanya data yang cukup lengkap, tapi juga mengenalkan banyak tempat untuk bisa dikunjungi jika ada orang yang datang ke Kota Tasik.

”Karya intelektual ini harus terus dilanjutkan. Masih banyak elemen yang bisa berbuat hal serupa, sebagai refleksi dari rasa cinta dan keterpanggilan untuk menjaga Kota Tasik dan mengangkat levelnya,” tuturnya.

Wali Kota Tasikmalaya, H Muhammad Yusuf atas nama pribadi dan Pemkot, dirinya mengapresiasi hadirnya buku Kota Tasik dalam Ragam Perspektif yang diluncurkan di Ball Room Asia Plaza, Minggu (20/10/21) sore.

Buku ini hadir menjadi kado istimewa HUT ke-20 Kota Tasikmalaya dari 30 penulis warga Kota Tasik yang berbeda-beda latar belakang profesi sesuai keahliannya masing-masing.

“Mudah-mudahan ini menjadi inspirasi bagi kita dan masyarakat semua. Karena ekspresi dari 30 penulis tertuang di buku ini,” ujar Yusuf kepada radartasik.com usai launching.

”Saya apresiasi diluncurkannya buku ini. Saya yakin isi di buku ini banyak masukan agar Kota Tasikmalaya lebih baik lagi,” sambungnya.

Insya Allah, janji Yusuf, dirinya akan memperbaiki Kota Tasikmalaya ini walaupun masa jabatan dirinya menjadi tinggal 1 tahun lagi. “Saya akan bekerja keras melakukan berbagai perbaikan agar Kota Tasik lebih baik lagi,” janjinya.

Ketua DPRD Kota Tasikmalaya, Aslim yang turut hadir menuturkan semua pihak harus bersyukur tepat 17 Oktober ada yang memberi kado berupa buku tentang Kota Tasik.

“Ini menjadi motivasi dan energi positif untuk lebih mencintai Kota Tasikmalaya. Saya tak bisa berkata lain kecuali luar biasa untuk para penulis buku ini,” tuturnya.

Aslim pun mengajak semua pihak bahu membahu dan bersama-sama membangun Kota Tasik ini lebih baik lagi. “Hadirnya buku tersebut bukan hanya sebagai kado, tapi buku ini menjadi mutiara berharga,” tambahnya

Buku Kota Tasik dalam Ragan Perspektif ini ditulis 30 penulis dengan 322 halaman. Buku ini benar-benar multidimensional, semua hal tentang Kota Tasikmalaya terbahas.

Mulai dari dunia pendidikan yang ditulis Nizar Machyuzaar Eugen, Ilam Maolani, Inda Hindasah dan Alfin. Kemudian sejarah oleh Muhajir Salam, Iwan R Jayasetiawan Neo dan Adi Hasriadi.

Ekonomi oleh Edy Suroso dan Asep Chahyanto. Kesehatan oleh Asep Sufyan). Sosial politik ditulis Yusuf Abdullah, Dadan Alisundana, Maulana Janah dan Mang Eper. Persoalan Gender ditulis Hotum Hotimah. Seni dan budaya oleh Nazarudin Azhar, Bode Riswandi, Irvan Mulyadie dan Yusran Arifin. Pertanian oleh Dedi Sufyadi. Olahraga oleh Irvan Chris. Pariwisata dan Kuliner ditulis Iwoq Abqory dan Rino Sundawa Putra.

Ruang publik oleh Hendrihendarsah. Tangan kreatif oleh Bambang Arifianto. Aktivis dan pemuda ditulis Taufik Rahman. Komunitas oleh Vudu Abdul Rahman. Mahasiswa oleh Wafa Amrillah dan Suminar Wili. Serta Nafas Religiusitas oleh Asep M Tamam. (rga)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: