Pemkot dan DPRD Apresiasi Buku Kota Tasik dalam Ragam Perspektif
Radartasik.com, KOTA TASIK - Wali Kota Tasikmalaya, H Muhammad Yusuf atas nama pribadi dan Pemkot, dirinya mengapresiasi hadirnya buku Kota Tasik dalam Ragam Perspektif yang diluncurkan di Ball Room Asia Plaza, Minggu (20/10/21) sore.
Buku ini hadir menjadi kado istimewa HUT ke-20 Kota Tasikmalaya dari 30 penulis warga Kota Tasik yang berbeda-beda latar belakang profesi sesuai keahliannya masing-masing.
"Mudah-mudahan ini menjadi inspirasi bagi kita dan masyarakat semua. Karena ekspresi dari 30 penulis tertuang di buku ini," ujar Yusuf kepada radartasik.com usai launching.
"Saya apresiasi diluncurkannya buku ini. Saya yakin isi di buku ini banyak masukan agar Kota Tasikmalaya lebih baik lagi," sambungnya.
Insya Allah, janji dia, akan diperbaiki Kota Tasikmalaya ini walaupun masa jabatan dirinya menjadi Wali Kota Tasikmalaya tinggal 1 tahun lagi.
"Saya akan bekerja keras melakukan berbagai perbaikan agar Kota Tasik lebih baik lagi," janjinya.
Ketua DPRD Kota Tasikmalaya, Aslim yang turut hadir menuturkan, hari ini semua pihak harus bersyukur tepat 17 Oktober ada yang memberi kado berupa buku tentang Kota Tasik.
"Ini menjadi motivasi dan energi positif untuk lebih mencintai Kota Tasikmalaya. Saya tak bisa berkata lain kecuali luar biasa untuk para penulis buku ini," tuturnya.
Aslim pun mengajak semua pihak bahu membahu dan bersama-sama membangun Kota Tasik ini lebih baik lagi.
"Hadirnya buku tersebut bukan hanya sebagai kado, tapi buku ini menjadi mutiara berharga," tambahnya.
Sedangkan Salah Satu Perwakilan Penulis, Edi Suroso mengakui, dirinya tak menyangka mendapat undangan untuk menulis di buku ini.
"Saya menerima tantangan ini karena saya ingin berbakti untuk Kota Tasik. Saya menulis itu kurang lebih 6 jam. Tulisan saya tentang menantang Kota Tasik untuk menaikkelaskan UMKM-nya," katanya.
Jelas dia, UMKM itu butuh pengetahuan dan harus bertransformasi yang semula bermain sendiri-sendiri dia usulkan untuk dibuat koorporitasi UMKM.
"Saya sangat tahu sekali jiwa wirausaha warga Tasik itu sangat kuat. Pengusaha Tasik itu tak pernah patah arang. Tapi untuk naik kelas itu butuh inovasi dan harus bersaing dengan lainnya.
Sebelumnya Editor buku tersebut, Asep M Tamam mengatakan, gagasan atau ide munculnya membuat buku Ini adalah spontanitas yang muncul di awal September dari seorang H Yusran Arifin.
"Dia mungkin tak berdaya mewujudkan gagasan menjadi sebuah karya. Tapi tetap yang paling mahal adalah gagasan menghadirkan buku ini," katanya kepada radartasik.com, Sabtu (16/10/21) yang dihubungi melalui ponselnya.
"Maka Kang Yusran menghubungi beberapa orang penulis Tasik untuk ngaliwet di suatu tempat. Kemudian yang hadir adalah saya, Kang Iwok Abqori, sareng Kang Asep Sufyan Ramadi," sambungnya.
Gagasan Yusran ini, terang Asep, mungkin menganggap bahwa sementara yang biasa ditampilkan di perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Tasikmalaya itu pertunjukan seni, pagelaran budaya dan lain-lain.
"Kegiatan itu baik dan mulia. Tapi dia berfikir bagaimana bisa menghadirkan sesuatu yang tak harus gebyar secara melibatkan orang tapi memiliki gebyar nilai," terangnya.
Akhirnya, muncul gagasan menulis buku. Kebetulan dirinya baru beres mengedit buku tentang Kyai Cipasung dengan melibatkan 20 dosen.
"Saur abdi teh sakalian weh. Akhirnya Kang Yusran naros saha wae anu dilebetkeun. Kebetulan abdi kenal ke beberapa penulis Tasik jadi abdi pasihkeun weuh 15 nomor ponsel ke Kang Yusran," bebernya.
Oleh Yusran, tambah Asep, para penulis itu dimintai tulisannya. Nah saat dirinya mulai mengedit tulisan-tulisan itu ingat ke siapa lagi yang harus dihubungi.
"Akhirnya sampai ada 30 penulis dan tak lama prosesnya. Tak sampai 2 minggu hingga tuntas editing. Luar biasa cepatnya dan luar biasanya respon dari para penulis memberikan tulisannya walaupun tak dibayar," tambahnya.
Pembuatan buku ini mandiri kecuali ada beberapa yang mau ngasih tapi tak ditampilkan.
Jadi, buku ini dari pergelaran seni dan budaya menjadi pergelaran pemikiran. Intinya pergelaran pemikiran di ultah Kota Tasik ke-20.
"Jadi ini sesuatu yang belum ada di Indonesia mungkin. Jadi kado ulang tahun berbentuk pemikiran 30 tokoh penulis di Kota Tasik," jelasnya.
Tukas Asep, isi buku ini awalnya diharapkan banyak kritik di dalamnya. Tetapi isinya malah minim kritik dan lebih memberi arah kedepan Kota Tasik dalam berbagai dimensi dan berbagai perpekstif.
"Kalu dibaca satu-satu, penulis ini menulis benar-benar dari berbagai perspektif," tukasnya.
Informasi yang radartasik.com himpun, buku tersebut ditulis 30 penulis terdiri dari 322 halaman. Buku ini benar-benar multidimensional. Semua hal tentang kota Tasik terbahas.
Mulai dari dunia pendidikan yang ditulis Nizar Machyuzaar Eugen, Ilam Maolani, Inda Hindasah dan Alfin. Kemudian sejarah oleh Muhajir Salam, Iwan R Jayasetiawan Neo dan Adi Hasriadi.
Lalu ekonomi oleh Edy Suroso dan Asep Chahyanto ), kesehatan oleh Asep Sufyan, sosial politik oleh Yusuf Abdullah, Dadan Alisundana, Maulana Janah dan Mang Eper, gender oleh Hotum Hotimah.
Kemudian seni dan budaya oleh Nazarudin Azhar, Bode Riswandi, Irvan Mulyadie dan Yusran Arifin, pertanian oleh Dedi Sufyadi ), olahraga oleh Irvan Chris, pariwisata dan kuliner oleh Iwoq Abqory dan Rino Sundawa Putra.
Ruang publik oleh Hendrihendarsah, tangan kreatif oleh Bambang Arifianto, aktivis dan pemuda oleh Taufik Rahman, komunitas oleh Vudu Abdul Rahman, mahasiswa oleh Wafa Amrillah dan Suminar Wili, serta juga nafas religiusitas oleh Asep M Tamam.
Buku ini bukan sekedar kado terindah kota yang berulang tahun ke-20 di 17 Oktober besok. Buku ini menjadi karya abadi yang tak dibatasi waktu. Data tentang kota Tasik sangat lengkap. (rezza rizaldi / radartasik.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: