Belasan Pasangan Bukan Muhrim Kena Razia, Ada yang Marah dan Ngaku Ponakan Bupati

Belasan Pasangan Bukan Muhrim Kena Razia, Ada yang Marah dan Ngaku Ponakan Bupati

Radartasik.com, CIREBON — Belasan perempuan dan laki-laki yang bukan pasangan suami istri terjaring dalam razia pekat yang digelar petugas gabungan dari Satpol PP Kabupaten Cirebon dan Denpom TNI AD di kawasan Gronggong.

Mereka terpergok sedang asyik berduaan dalam kamar di sejumlah hotel melati di kawasan tersebut. 

“Ada 8 titik yang kita datangi (dalam razia tersebut). Hasilnya, kami mengamankan belasan orang yang sedang berada di kamar hotel dengan pasangan bukan suami istri sahnya. Tepatnya, ada 12 orang yang kami amankan,” ujar Kasatpol PP Kabupaten Cirebon, Mochamad Syafrudin, melalui Kabid Tibumtranmas, Dadang Priyono,  Rabu malam (06/10/2021).

Selanjutnya belasan pasangan bukan muhrim tersebut diangkut ke kantor Satpol PP di Sumber. Mereka kemudian didata dan dilakukan pembinaan. Misalnya bagi mereka yang baru pertama kali keciduk petugas hanya mendapatkan peringatan secara lisan. Sedangkan bagi yang sebelumnya pernah terkena razia diberikan peringatan tertulis dan diminta menandatangi surat pernyataan bahwa mereka tidak akan lagi mengulangi perbuatannya.

Sementara itu berdasarkan pantuan di lapangan, petugas gabungan tidak hanya merazia hotel melati saja, beberapa tempat pijat atau panti kebugaran di kawasan Gronggong juga didatangi.

Oleh petugas gabungan, para terapis di tempat tersebut juga diperiksa KTPnya dan diingatkan agar tidak melayani praktik prostitusi. Tidak ketinggalan pula mereka diiminta agar tetap menjaga protokol kesehatan. 

Selain di kawasan Geronggong, sebelumnya tim gabungan Satpol PP dan Sub Dempom TNI AD melakaukan razia pekat di wilayah Watubelah Kecamatan Sumber. Nah, saat merazia salah satu kosan di Kelurahan Watubelah tersebut petugas Satpol PP sempat dimarahi pasangan suami istri yang menghuni kosan tersebut.

Mereka tidak terima dan merasa terganggu dengan adanya razia tersebut. Bahkan sambil marah-marah, sang perempuan tersebut memberi tahu kepada anggota Satpol PP bahwa dirinya adalah keponakan Bupati Cirebon. Sedangkan sang suami adalah anaknya pejabat organisasi pengusaha di Kota Cirebon.

“Saya keponakan bupati, dan suami (saya) anak Pak Kadin Kota Cirebon. Saya tidak suka dengan penggeledahan ini, karena caranya anggota masuk ke dalam tidak sopan. Saya sedang tidur merasa sangat terganggu,” kata perempuan yang tidak mau disebut namanya itu, Rabu malam (06/10/2021).

Atas protes pasangan suami istri tersebut, anggota Satpol PP yang memimpin razia itu menjelaskan bahwa mereka hanya sekadar menjalankan sesuai dengan SOP yang berlaku. Bahkan, kata dia, yang menggedor pintu kosan tersebut adalah penjaga kosan.

“Kami tidak tahu, apakah itu suami istri atau bukan. Kami hanya menjalankan SOP, dan ada surat tugasnya. Sasaran kami tindak asusila,” kata Kasi Opdal Satpol PP Kabupaten Cirebon, Novan kepada pasutri yang mengaku keponakan bupati. (cep/rc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: