Server Pemkot Tasik Berhasil Dibobol Peretas

Server Pemkot Tasik Berhasil Dibobol Peretas

radartasik.com, INDIHIANG — Gangguan pada server Whatsapps, Facebook dan Instagram yang baru-baru ini dikeluhkan publik juga dialami Pemkot Tasikmalaya. Belakangan ini server yang dimiliki Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Tasikmalaya pun diserang pihak tertentu yang memanfaatkan ruang kapasitas data pemerintah untuk kepentingan pribadi.


Seperti yang diungkapkan Pengelola Jaringan Dinas Kominfo Kota Tasikmalaya Arief R Budiman. Pekan lalu timnya baru tuntas membersihkan malware yang membuat server Diskominfo dimanfaatkan untuk pendulang bitcoin oleh pihak tertentu yang berasal dari Belanda.

Pihaknya terbilang lambat mengetahui hal tersebut, setelah adanya notifikasi dari badan resmi bahwasanya aktivitas server Pemkot digunakan secara intens dengan tingkat kesibukan yang tinggi dan mencurigakan.

”Setelah kami cek, malware ini di-remote dari Belanda. Pantas saja kinerja server kami terasa berat, karena dimanfaatkan pihak luar untuk kepentingan menambang bitcoin. Alhamdulillah dua pekan ini sudah kami tuntaskan,” papar Arief kepada Radar, Selasa (5/10/2021).

Dia menceritakan pada server Kominfo yang berbasis clouds, peretas menggunakan resources hardware Pemkot untuk menambang bitcoin. Otomatis belakangan ini kinerja server terasa berat dan sering terjadi kelambatan akses data. “Memang sudah tertangani, maka mohon maaf ketika belakangan ini ada kerja sistem yang berat.

Kita ketahui perusahaan sekelas Whatsapps, Facebook dan Instagram saja tadi malam down server, dengan teknologi yang sekaliber itu terjadi trouble, apalagi kita yang servernya hanya memiliki storage 22 terabite,” ungkapnya.

Mantan Guru SMK 4 Tasikmalaya itu menuturkan belakangan ini penggunaan server Pemkot terbilang sibuk. Periode Januari sampai Agustus 2021 saja, aktivitas se-Kota Tasikmalaya baik download maupun upload sudah melebihi 1 petabyte.

“Artinya memang sedang sibuk, untuk urusan pemerintahan sejatinya masih tercukupi dengan kapasitas server kita di 22 terabyte. Namun ketika ada gangguan semacam malware tadi sangat terasa tentunya,” tuturnya.

Arief menceritakan serangan-serangan dari pihak luar belakangan ini cukup rentan. Mulai dari aplikasi di Dinas Kominfo, RSUD dr Soekardjo, Dinas Sosial, PUTR, sampai Bagian Organisasi dan Kepegawaian pernah diretas. Ia mengakui dinasnya belum memiliki aplikasi pengamanan yang kuat, hanya mengandalkan firewall security default serta pengaman jaringan bawaan perangkat.

“Digitalisasi memang banyak risikonya, selain aplikasi pengamanan harus disiapkan, juga memerlukan aplikasi pendeteksi celah keamanan otomatis atau vulnerability assesment, kita tidak memiliki itu dan ini memang persoalan. Mendeteksi celah-celah yang bisa disusupi peretas,” ceritanya.

Menjelang hadirnya command center di Kota Resik, kata Arief, dengan kapasitas server 22 terabyte masih jauh dari ideal. Meski selama ini, dalam menunjang aktivitas pemerintah hanya tergunakan sekitar 6 terabyte saja, kebutuhan command center cukup besar dalam menyuplai data dan informasi secara aktual ke dashboard ruang kontrol kepala daerah.

“Memang idealnya server kita tidak terabyte lagi, tapi sudah hitungan petabyte. Kita tahu nantinya command center memuat big data, dimana diharapkan bisa terkoneksi dengan MPP, bahkan ATCS, di samping informasi di setiap OPD dan pelayanan publik lainnya,” papar dia.

Pihaknya berupaya sebisa mungkin mempertebal keamanan dengan sarana dan fasilitas yang ada. Akan tetapi, command center tentunya riskan ketika bersifat data untuk kepala daerah atau masyarakat umum, diretas pihak tertentu.

“Maka kita harapkan bisa antivirus khusus server dan vulnerability assesment itu bisa disiapkan, sebab seperti kemarin penyerangan dari Belanda, ketika sudah masuk sistem terbilang critical atau berbahaya. Untungnya pembobol cuma memanfaatkan server kita untuk menambang bitcoin,” jelas Arif.

Sementara itu, Kepala Bidang Aplikasi dan Informatika Diskominfo Kota Tasikmalaya Gatot Setyobudi menuturkan kegiatan pengadaan interior command center sudah tuntas dilelangkan. Beberapa waktu lagi, pihaknya segera menyepakati kontrak kegiatan dengan pihak penyedia jasa yang memenangkan lelang senilai Rp 1,3 miliar tersebut.

”Untuk pengadaan perangkatnya itu melalui e-katalog, hanya kegiatan interiornya saja yang dilelang dan tinggal melaksanakan kontrak,” kata Gatot. (igi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: