Penataan HZ-Cihideung Harus Bermanfaat & Jadi Impian Masyarakat

Penataan HZ-Cihideung Harus Bermanfaat & Jadi Impian Masyarakat

radartasik.com, CIHIDEUNG — Terciptanya kawasan pusat kota yang tertata dan nyaman merupakan harapan masyarakat. Tetapi rencana penataan dari Pemkot Tasikmalaya tersebut diharapkan tidak sampai berujung mengecewakan.


Penataan kawasan pusat kota khususnya HZ Mustofa bukan sekali ini direncanakan pemerintah. Sebelumnya, Pemkot Tasikmalaya secara tegas membuat jalan di Kawasan Tertib Lalu lintas (KTL) steril dari pedagang kaki lima.

Namun hal itu tidak bertahan lama, di mana PKL satu persatu kembali mengisi jalan dan trotoar HZ Mustofa. Tidak bisa dipungkiri, kawasan itu memiliki keramaian dengan potensi ekonomi yang tinggi.

Ketua RT 1 RW 2 Kelurahan Yudanegara, Ipin Tasripin menyebutkan kawasan semi pedestrian bisa jadi solusi. Karena dengan begitu pedagang bisa mengais rezeki dan hak pejalan kaki tetap terjamin. “Kalau dibayangkan, itu win-win solution untuk masyarakat,” ungkapnya kepada Radar, kemarin.

Namun demikian, dia pun masih belum tahu pasti konsep penataan dari Pemkot secara detail. Sehingga belum bisa mengetahui dampak apa yang akan terjadi terhadap masyarakat sekitar. ”Kan saya juga belum tahu yang ditata itu apa saja,” tuturnya.

Maka dari itu, dia berharap penataan yang dilakukan Pemkot benar-benar memberikan manfaat secara optimal. Karena ketika dampaknya malah negatif kepada warga sekitar, tentu akan sangat mengecewakan. ”Ya mudah-mudahan jangan sampai mengecewakan masyarakat,” tuturnya.

Termasuk dalam hal mempertahankan penataan ketika sudah berhasil dilakukan. Dia tidak bermasalah dengan PKL yang mencari rezeki di kawasan itu, akan tetapi dia meminta pemerintah agar menata agar keberadaan mereka tidak merugikan orang lain. ”Setelah trotoar diperlebar, bisa jadi PKL makin banyak dan tetap menghalangi pejalan kaki,” ucapnya.

Salah seorang warga Cipedes yang biasa belanja ke kawasan HZ Mustofa, Alita Banyu (30) mendukung rencana penataan dari Pemkot. Karena Jalan HZ Mustofa merupakan bagian wajah Kota Tasikmalaya. “Meskipun enggak setiap hari ke sini, tentu akan bangga ketika di sini lebih tertata,” ucapnya.

Selain PKL, yang dia keluhkan soal kondisi HZ Mustofa yakni kendaraan yang berhenti sembarangan. Meskipun terlihat sepele, namun hal itu sangat mengganggu ketika dia berkendara di jalan tersebut. “Kalau hanya menurunkan tumpangan ya enggak apa-apa, tapi kalau lama ya parkir di tempatnya lah,” ucapnya.

Sebelumnya, salah seorang tokoh Kota Tasikmalaya H Noves Narayana yang mengatakan penataan pusat kota bukan sebuah kemustahilan. Jalan Cihideung yang sebelumnya kumuh pun sudah berubah ketika ditangani secara serius. “Buktinya Cihideung bisa terealisasi sesuai harapan masyarakat,” ucapnya kepada Radar, Kamis (30/9/2021).

Namun proses yang ditempuh bukan hal yang sederhana dan perlu kekompakan OPD dalam pelaksanaannya. Ketika ada pegawai atau OPD yang leha-leha, maka akan mengganggu upaya penataan tersebut. “Harus ada kerja sama dan kekompakan di tubuh pemerintah sendiri,” ucapnya.

Dalam hal ini Wali Kota Tasikmalaya H Muhammad Yusuf harus jeli dalam melihat kinerja pegawai. Harus dipastikan penataan itu dilakukan oleh tim yang betul-betul punya tanggung jawab. “Punya tanggung jawab dan kompetensi di bidangnya,” terangnya.

Dia pun mengingatkan kepada para birokrat bahwa penataan pusat kota ini memang keinginan dan janji politik wali kota. Namun pada prinsipnya, kondisi pusat kota yang tertata adalah impian masyarakat. “Hakikatnya bukan sekadar keinginan wali kota, tapi itu representasi keinginan publik,” ucapnya.

Untuk itu, tidak perlu ada pesimisme termasuk rasa tidak percaya kepada pemerintah. Karena optimisme dan dukungan dari masyarakat juga diperlukan untuk menyukseskan penataan. “Justru pemerintahnya harus terus didorong untuk bekerja secara maksimal,” ucapnya. (rga)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: