Command Center Mudahkan Wali Kota Tasik Pantau Bawahan, Dibangun Rp5 M

Command Center Mudahkan Wali Kota Tasik Pantau Bawahan, Dibangun Rp5 M

radartasik.com, BUNGURSARI — Keinginan PemeA­rintah Kota Tasikmalaya meA­wujudkan konsep smart city seA­makin dekat. Terutama, dengan keA­hadiran command center yang akan memudahkan kepala daerah dalam melakukan pengawasan terhadap pegawai, sebagai upaya perbaikan pelayanan terhadap masyarakat.


Bersumber dari Bantuan Provinsi Jawa Barat, Pemkot menerima alokasi senilai Rp 5 miliar untuk progam ruang pemantau kota (command center), yang sebetulnya direncanakan anggarannya dikucurkan tahun lalu.

“Rencananya command center ini berada di bale kota, di ruang rapat wali kota. Pada satu dashboard. Nantinya Pak Wali bisa mengontrol berbagai keperluan dalam mengawasi kegiatan dan pelayanan,” ,” ujar Kepala Bidang Aplikasi dan Informatika, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Tasikmalaya Gatot Setyobudi kepada Radar, Kamis (23/9/2021).

Selain itu, dibangunnya command center ini, akan memudahkan dan mempercepat kepala daerah mengambil kebijakan.

Sebab, nantinya perangkat command center ini terintegrasi dengan Pemprov Jawa Barat. ”Nantinya bisa digunakan berbagai macam hal, termasuk memonitor kondisi kota. Pak Wali juga bisa melihat keluhan apa yang disampaikan publik, ada persoalan di bidang apa yang dihadapi masyarakat, lewat data yang dimuat pada aplikasi-aplikasi yang dirancang sesuai kebutuhan,” katanya menjelaskan.

Mantan Kasubag Humas Setda Kota Tasikmalaya itu menceritakan di Kota Bandung sendiri penggunaan command center sudah dimanfaatkan untuk tanggap darurat. Semisal, lewat aplikasi panic button dimana operator langsung memberitahu dinas terkait untuk menangani suatu persoalan yang mendesak dan tengah dihadapi masayrakat.

“Jadi nanti memudahkan wali kota merespons hal-hal yang urjen juga bisa digunakan, itu salah satu manfaat kecil adanya command center ini,” tutur Gatot.

Tidak hanya merespons kondisi di tengah masyarakat, menurutnya lewat command center wali kota pun bisa memonitor perkembangan progres kegiatan yang dilaksanakan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), termasuk memantau langsung proses perizinan yang ditempuh pemohon di Mal Pelayanan Publik (MPP) lewat ruangan itu.

“Nanti mesti dikoneksikan ke command center, supaya Pak Wali ketika request ke operator untuk menampilkan daftar pengajuan izin ada berapa bulan ini, sudah sampai mana prosesnya, berapa pemohon yang masuk, selama aplikasinya mendukung itu bisa dilakukan,” kata dia.

Kemudian, lanjut Gatot, ketika wali kota hendak mengecek absensi pegawai di lingkungan Pemkot, bisa dipantau di command center. Melihat ruang rawat di setiap rumah sakit yang kosong dalam menangani pasien.

“Sementara ini kami sedang merancang aplikasi khas yang dibutuhkan untuk pemanfaatan command center nanti. Namun ke depan kita juga berupaya mendorong agar aplikasi-aplikasi yang dibutuhkan dalam mengakselerasi pelayanan bisa tersedia di sana,” harap dia.

Dia menambahkan tahun ini hanya baru perangkat dan interior ruang command center, yang belum dilengkapi aplikasi-aplikasi. Hal itu mesti dianggarkan dari anggaran daerah, mengingat bantuan provinsi sebatas menyediakan modal peralatan awal saja.

”Jadi dari bantuan provinsi ini baru sebatas perangkat dan dekorasi interior untuk ruang command center-nya saja, belum termasuk aplikasi-aplikasi yang daerah butuhkan,” ujar Gatot.

Sebelumnya, Pemprov Jabar akan mendirikan sembilan command center baru di kabupaten/kota tahun ini. Anggaran Rp 45 miliar dialokasikan untuk pembangunan pusat komando tersebut.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Jabar Setiaji mengatakan sembilan command center anyar ini akan dibangun di kabupaten/kota yang telah memiliki kesiapan.

“Sembilan command center itu akan dibangun di Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Cianjur, Kota Cimahi, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Bogor, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sukabumi. Anggaranya sekitar Rp 5 miliar untuk satu command center,” kata Setiaji.

Menurutnya, tema setiap command center ini akan menonjolkan identitas daerah masing-masing. Hal itu sudah diterapkan pada empat command center yang dibangun pada tahun lalu.

Dia menuturkan empat command center yang didirikan tahun 2019, yaitu di Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Pangandaran dan Garut.

“Seperti yang tahun lalu, command center di Pangandaran maka konsepnya adalah wave atau gelombang, kemudian di Cirebon itu batik Mega Mendung. Untuk kontruksi empat command center ini sudah selesai. Nanti kita tinggal me-launching-kan. Mudah-mudahkan di akhir Januari (2020) ini sudah bisa,” jelasnya. (igi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: