Solusi Transportasi Gakin dengan Layar Kusumah

Solusi Transportasi Gakin dengan Layar Kusumah

radartasik.com, INDIHIANG — Masyarakat penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) tak perlu lagi bingung ketika membutuhkan akomodasi untuk menjalani pengobatan, terapi dan lain sebagainya.


Dinas Sosial (Dinsos) Kota Tasikmalaya memiliki tim pengantar dan penjemput dalam melayani warga yang membutuhkan.

Sekretaris Dinsos Kota Tasikmalaya Hendra Budiman menjelaskan sejak Maret 2021, pihaknya menggulirkan program Layar Kusumah, yakni Layanan Antar Keluarga Sampai Ke Rumah.

Dimana, warga miskin, penyandang disabilitas maupun orang terlantar yang membutuhkan bantuan akomodasi untuk ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya, tidak lagi dipusingkan urusan transportasi.

”Permasalahan yang sering dihadapi oleh masyarakat miskin dan penyandang disabilitas adalah kesulitan dalam mendapatkan pelayanan jaminan sosial di bidang kesehatan dengan biaya yang terjangkau. Sedangkan orang terlantar sering kesulitan mendapat pelayanan transportasi gratis, insyaallah lewat program ini kita berupaya meminimalkan kendala-kendala yang dihadapi warga tersebut,” kata Hendra.

Menurut dia, hal tersebut disebabkan warga miskin awam akan informasi dan transportasi, sehingga dimanfaatkan oknum-oknum penyedia jasa untuk dimanipulasi. Maka dari itu, pihaknya berinovasi lewat Layar Kusumah sebagai solusi dalam penanganan masalah yang terjadi dan meminimalisir oknum para penyedia jasa.

”Sebagai wujud inovasi pelayanan publik dalam peningkatan kualitas mutu pelayanan khususnya bagi masyarakat miskin, penyandang disabilitas dan orang terlantar. Di dalam program ini terdapat bantuan sosial kesehatan, terapi disabilitas, layanan rujukan dan penanganan orang terlantar,” tuturnya menjelaskan.

Dia merinci bantuan sosial kesehatan (Bansoskes) merupakan program jaminan sosial di bidang kesehatan yang diberikan kepada warga miskin dan atau tidak mampu, dibiayai APBD.

Ilustrasi Layar kusumah

Sedangkan terapi disabilitas yakni pengobatan alternatif untuk memulihkan kondisi kesehatan, dengan harapan dapat mengoptimalkan, memelihara dan mencegah kerusakan atau gangguang fungsi fisik.

“Kemudian penanganan orang terlantar yakni menjemput warga kita yang terlantar di luar daerah dan pengantaran pada saat pemulangan orang luar daerah yang terlantar di Kota Tasikmalaya, diakibatkan oleh sesuatu sebab tertentu mengalami kesulitan dan tidak memilki kemampuan untuk mengatasi kesulitannya,” rinci Hendra.

Selain itu, layanan rujukan merupakan bantuan transportasi bagi warga miskin, disabilitas dan orang terlantar yang mengalami kedaruratan. Bantuan transportasi itu meliputi penjemputan dari rumah atau lokasi kejadian ke pelayanan yang diperlukan sampai kembali pulang ke rumah.

”Pada program ini, kami juga melibatkan institusi mau pun lembaga seperti RSUD dr Soekardjo, PMI, RSHS Bandung, RS Cicendo Bandung dan instansi lain yang dapat digunakan sebagai tempat tinggal sementara seperti Rumah Singgah Alfatih,” katanya.

Plt Kepala Dinsos Kota Tasikmalaya H Abu Mansyur menuturkan sejak Maret pihaknya sudah melayani 21 penerima manfaat layanan rujukan dan bantuan transportasi. 733 penerima bantuan sosial kesehatan, 27 disabilitas untuk menjalani terapi serta pemulangan dan penjemputan orang terlantar sebanyak 83 orang.

“Kami pun dibantu 303 orang dalam program tersebut, mulai dari 40 anggota Tim Reaksi Cepat, 69 Pekerja Sosial Masyarakat, 10 Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan, 69 karang taruna dan 115 pendamping Program Keluarga Harapan,” rincinya.

Dia menjelaskan sebelumnya masyarakat selalu memikirkan biaya kesehatan dan transportasi ketika mengalami permasalahan sosial, lantaran kurangnya bantuan pemerintah.

Abu berharap dengan inovasi pelayanan publik itu, bisa meringankan beban para masyarakat yang memerlukan layanan permasalahan sosial terutama di bidang kesehatan.

”Kita harap program ini bisa menjawab sebagian dari kompleksnya persoalan sosial di Kota Tasikmalaya, secara bertahap terus kita sempurnakan dan semakin sigap melayani warga membutuhkan,” harap dia. (igi/**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: