RS Dewi Sartika Kosong, Status Disiagakan

RS Dewi Sartika Kosong, Status Disiagakan

radartasik.com, KAWALU — Kasus positif Covid-19 di Kota Tasikmalaya terus mengalami penurunan, khususnya jumlah pasien aktif yang diisolasi secara terpusat. RS Dewi Sartika yang sudah kosong untuk sementara statusnya sebatas disiagakan.


Berdasarkan data Satgas Penananganan Covid-19, pasien aktif di Kota Tasikmalaya tercatat sebanyak 87 orang. 43 di antaranya ditempatkan di beberapa fasilitas isolasi terpusat.

RS Dewi Sartika yang menjadi tempat isolasi terpusat pun tidak lagi ditampilkan pada data yang diunggah Dinas Kominfo. Hal itu sehubungan dengan tidak adanya pasien yang diisolasi di rumah sakit darurat itu.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya dr Uus Supangat menjelaskan bahwa sementara isolasi terpusat untuk pasien tanpa gejala atau gejala ringan difokuskan di RS Purbaratu. Tenaga kesehatannya pun diberdayakan dalam tugas penanganan Covid-19 lainnya. “Misal membantu vaksinasi dan tracing,” ucapnya.

Meski demikian, bukan berarti status RS Dewi Sartika sudah tidak lagi digunakan. Ketika RS Purbaratu sudah penuh, tentunya rumah sakit yang berlokasi di Jalan Cibeuti Kawalu itu pun akan dibuka lagi.

“Jadi sifatnya tetap standby,” ucapnya.

Sejauh ini, Satgas belum berani untuk mengurangi sarana isolasi pasien Covid-19. Pasalnya, sampai saat ini penambahan kasus positif masih terjadi meskipun jumlahnya sedikit. “Sementara ini tidak ada pengurangan petugas atau pun fasilitas isolasi,” terangnya.

Selain itu, juga untuk menjaga rasio ketersediaan fasilitas isolasi terpusat. Karena poin tersebut menjadi salah satu indikator pengamatan Pemerintah Pusat. “Kalau dihilangkan, otomatis persentasenya jadi berubah,” katanya.

Ketika jumlah pasien positif di Kota Tasikmalaya di titik nol, lanjut dr Uus, bukan berarti status pandemi berakhir. Potensi kasus-kasus baru masih tetap perlu diwaspadai. “Kami tetap akan lakukan antisipasi,” ucapnya.

Pihaknya pun meminta maA­syaA­rakat untuk tidak terlena dengan penurunan jumlah kasus positif. Protokol kesehatan harus tetap diperhatikan agar tidak kembali terjadi lonjakan kasus. “Alhamdulillah kan kegiatan ekonomi sudah mulai direlaksasi pembatasannya, tapi jangan lupakan protokol kesehatannya,” pungkasnya. (rga)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: