Soal Pengisian Kadis, Begini Kata Wali Kota Tasik

Soal Pengisian Kadis, Begini Kata Wali Kota Tasik

radartasik.com, TASIK - Wali Kota Tasikmalaya H Muhammad Yusuf mengakui rencana pengisian dan pergeseran kepala dinas (kadis) masih dalam pembahasan.


Ia memberikan bocoran bahwa kekosongan pada sejumlah SKPD di lingkungan Pemkot Tasikmalaya akan segera dilakukan pengisian. “Sebentar lagi kita akan lakukan pengisian, tenang saja kami sedang membahas ini,” singkat Yusuf.

Sebelumnya, Sekretaris Daerah Kota Tasikmalaya H Ivan Dicksan menuturkan pihaknya masih membahas rencana pengisian tersebut. Hasil uji kompetensi beberapa waktu lalu, sudah disampaikan terhadap wali kota, untuk kemudian menjadi dasar pertimbangan dalam mengatur pejabat mana saja yang akan ditempatkan.

“Kan uji kompetensi itu tidak mengarah ke satu jabatan tertentu, misal begini si A, ia kemampuan seperti apa, cocoknya duduk di mana, si B baik dari kompetensi mana dan lebih cocok di dinas mana. Itu perlu dikaji dan dibahas oleh kepala daerah,” kata Ivan kepada Radar, Selasa (14/9/2021).

Dia menjelaskan setelah kepala daerah memutuskan mana saja pejabat yang bertahan di dinas tersebut atau dipindahkan ke kursi yang lebih cocok. Barulah Pemkot melaporkan usulan itu ke Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN). Sebab, untuk pejabat setaraf kepala dinas, wali kota mesti mendapat rekomendasi lembaga itu dalam melakukan rotasi-mutasi.

”Nah itu pun harus yang berkesesuaian dengan hasil uji kompetensi, maka kepala daerah akan direkomendasikan untuk melantik pegawai bersangkutan. Maka dari itu, kaitan tindak lanjut uji kompetensi harus dibahas dan dikaji kepala daerah,” paparnya yang juga Ketua Baperjakat.

Baca Juga
Satlantas Bantu Stok Darah di PMI Kota Banjar


Ivan belum bisa memastikan dinas yang akan dilelangkan untuk pengisian jabatan. Hanya saja, kata dia, dimungkinkan terjadi pergeseran kadis terlebih dahulu, sebelum pada akhirnya tersisa sejumlah kursi eselon II yang bakal dilelangkan.

”Dimungkinkan ada pergeseran dulu, beliau (wali kota, Red) akan menentukan dan membahas bersama Baperjakat mana yang digeser mana yang dikosongkan untuk open bidding (lelang jabatan, Red), jadi tak mesti yang hari ini kosong, itu yang dilelang,” tuturnya.

                               
                                          Sumber: Reportase Radar

Sementara itu, harapan kalangan muda kembali bermunculan di tengah kekosongan sejumlah kursi eselon II di Lingkungan Pemkot Tasikmalaya. Dampak pandemi Covid-19 yang menuntut percepatan daerah mengakselerasi beragam hal, tentu membutuhkan leader-leader di instansi pemerintah yang bisa berimprovisasi dengan kondisi.

Sekretaris Konsorsium Pemuda Kota Tasikmalaya Deni Romdoni menuturkan Wali Kota Tasikmalaya H Muhammad Yusuf dituntut serius dalam menentukan barisan kabinetnya. Memilih seobjektif mungkin, dan lepas dari bisikan kepentingan pihak disekitarnya.

“Sebab, bisa saja bisikan itu malah berisi kepentingan pribadi atau golongan, bukan berdasarkan kepentingan masyarakat secara luas,” tuturnya saat menghubungi Radar, Kamis (16/9/2021).

Salah satu contohnya dalam pengisian slot eselon II yang mengalami kekosongan sampai dengan pertengahan Semester II Tahun 2021. Mekanisme normatif pada lelang jawaban, uji kelayakan serta pemilihan dari tiga besar yang dianggap terbaik dari sekian pendaftar. Memerlukan penilaian objektif untuk menempatkan orang perorangan mengomando instansi yang akan melayani masyarakat.

“Bahkan dalam rotasi-mutasi pun harus dilaksanakan atas dasar perlu dan pentingnya kebutuhan organisasi, kebutuhan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam posisi dan kompetensi orang-orang yang dianggap tepat duduk di suatu kursi jabatan,” kata mantan aktivis PMII itu.

“Terutama, bukan hanya sekadar penyegaran apalagi berdasarkan like and dislike. Melainkan berdasarkan semangat pelayanan publik dan dalam upaya peningkatan kinerja demi tercapainya kesejahteraan masyarakat,” sambung Deni memaparkan.

Menurutnya, saat ini Yusuf mesti berpikiran lebih luas. Ia bukan lagi hanya milik golongan atau kelompok tertentu. Namun, lanjut Deni, akan tetapi milik seluruh warga kota berjuluk Kota Resik yang dinantikan karya atau programnya untuk mengatrol kemajuan daerah.

“Maka, dalam menentukan barisan kabinetnya mesti menimbang dengan komprehensif dan azas kemanfaatan yang jauh lebih luas. Waktu satu tahun empat bulan tidaklah lama dalam kalender politik, namun hal itu bisa berlalu begitu saja atau bisa berlalu dengan penuh kesan bahkan sejarah yang ditorehkan,” analisisnya. (igi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: