Postingan Stafsus Presiden Soal Santri Tutup Telinga saat Ada Musik, Pimpinan Ponpes Tahfidz Quran Kota Tasik Angkat Bicara

Postingan Stafsus Presiden Soal Santri Tutup Telinga saat Ada Musik, Pimpinan Ponpes Tahfidz Quran Kota Tasik Angkat Bicara

radartasik.com KOTA TASIK — Tak hanya Panglima Santri Jawa Barat (Jabar), Uu Ruzhanul Ulum yang emosi alias ngamuk atas postingan Staf Khusus (Stafsus) Presiden, Hendropriyono di akun instagram pribadinya. 

Pimpinan Pesantren Tahfidz Quran Daarul Ilmi Kota Tasikmalaya, Ustaz Ahmad Ruslan Abdul Gani pun angkat bicara.

Sekadar diketahui, Stafsus Presiden itu memuat video santri tahfidz Alquran menutup telinga ketika vaaksinasi Covid-19 beberapa hari lalu. 

Saat itu, para santri sedang menunggu dan ada suara musik. Hendropriyono memberikan caption 'Kasian dari kecil sudah diberikan pendidikan yang salah.'

"Bagi saya malah takjub dengan aksi para santri tahfidz tersebut. Karena santri saya pun seperti itu," ujar Ustaz Ruslan kepada radartasik.com melalui ponselnya, Kamis (16/09/21).

“Sebab tak akan menyatu Alquran dengan musik. Memang santri saya dan saya pun sama dengan para santri di video itu. Jika ada suara musik yang tidak Islami, pasti langsung lari dan menutup telinganya," sambungnya.

Dia mencontohkan, ketika para santrinya masuk ke sebuah supermall dan terdengar suara musik, mereka langsung menutup telinganya. Jadi, jika ada komentar bahwa aksi itu adalah radikal dan segala macam itu sangat salah.

"Apalagi mereka yang berkomentar adalah yang tidak memahami tentang dunia tahfidz Quran, dunia menghafal Alquran dan bagaimana perjuangan menghafal Quran itu sangat berat serta harus dijaga dari musik yang mengganggu hafalan,” terangnya.

Ruslan pun mengaku kecewa mengapa diberi caption video tersebut 'Kasian dari kecil sudah diberikan pendidikan yang salah,'. Caption itu seperti menyalahkan dunia pendidikan tahfidz Quran.

“Belajar Alquran kok disebut salah. Pendidikan Alquran itu sangat bagus. Makanya saya juga kecewa ada hal seperti itu. Makanya saya juga ini lagi membuat tulisan-tulisan untuk perlawanan untuk di dunia maya karena komentar Deddy Corbuzer dan lainnya,” tambahnya.

Tegas dia, harusnya mereka yang tidak paham dunia tahfidz Quran tak usah berkomentar apa-apa. 

Karena kalau tak paham lebih baik diam saja. Karena berkomentar itu kalau yang bersangkutan memahami isi captionnya.

“Kita belajar juga sama orang yang ahlinya, jadi berkomentar itu ya harus yang kita pahami dong. Bisa kan bertanya ke ahlinya, mengapa ditutup telinganya sama para hafidz Quran. Saya malah acungi jempol dan akan suport kepada ustadz para santri itu,” tegasnya.

Dalam akun instagram pribadinya bernama diaz.hendropriyono, beberapa hari lalu memposting video berdurasi 0,45 detik saat para santri penghafal Alquran sedang menunggu divaksin Covid-19 yang diberi caption 'Kasian dari kecil sudah diberikan pendidikan yang salah,'.


Dalam video itu terekam para santri menutup telinga ketika divaksin karena di ruangan itu diputar musik. Para santri pun menutup telinganya agar tak mendengar suara itu. Postingan itu telah ditonton 460.375 tayangan.

"Tolong lah komunitas kami jangan selalu dicap negatif, jangan selalu dicap radikal. Saya saja santri. Saya mampu berkontribusi untuk bangsa dan negara," Ungkap Wagub Jabar, Uu Ruzhanul Ulum. 

(rezza rizaldi/radartasik.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: