Renovasi BWP Tertunda Karena Pandemi
Reporter:
andriansyah|
Rabu 15-09-2021,12:15 WIB
radartasik.com, BANJAR — Virus corona (Covid-19) menjadi alasan pembangunan Banjar Water Park (BWP) oleh pihak ketiga (investor) tertunda. Pemkot pun pasrah. Menunggu pihak ketiga menggolangkan rupiahnya untuk merenovasi wahana di BWP, sesuai dengan MoU yang sudah disepakati sebelumnya.
“Tapi mau sampai kapan? Banjar sudah PPKM level 2. Pangandaran sudah mulai dibuka. Masyarakat butuh piknik, biar nggak panik,” kata Hermawan warga Kecamatan Banjar, Selasa (14/9/2021).
Masyarakat ingin BWP menjadi kebanggan lagi. Seperti satu dasawarsa lalu, BWP pernah jadi objek wisata idaman di Kota Idaman --sebutan Kota Banjar (indah, damai, asri, mandiri). “Harus beroperasi lagi. Sayang jika kondisinya mangkrak terus. Tidak diurus, malah jadi sarang tikus,” katanya.
Kini, rumput liar pun setiap hari berlomba menutupi satu demi satu wahana air seluas 3,5 hektare tersebut. “Punten nya boro-boro BWP, yang lain juga pada turun (wisata ditutup). Sekarang kita kasih kesempatan lagi, karena kemarin Covid,” ucap Wali Kota Banjar Ade Uu Sukaesih.
Ia memberi kesempatan direktur BWP dan pihak ketiga menunjukkan taringnya. “Kami juga berharap BWP bisa beroperasi lagi. Bisa menjadi destinasi lagi. Itu harapan kami kenapa menggandeng investor sebagai pihak ketiga pengelola,” kata Wakil Wali Kota Banjar Nana Suryana di DPC DPI Perjuangan kemarin.
Harus Dipertanggungjawabkan
Pemerhati pemerintahan Firman Nugraha SH menilai perlu ada evaluasi komprehensif dari kondisi BWP. “Perlu ada evaluasi yang menyeluruh mengenai aset daerah ini. Bagaimana transparansi kebijakan dan manajemen yang dilakukan selama ini, perlu laporan pertanggungjawaban yang memadai dahulu,” kata tenaga ahli salah satu fraksi di DPRD Banjar ini.
Kata Firman, hal itu penting untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan mengenai manajemen aset yang tepat sesuai dengan potensi, prospek dan tantangan yang ada.
“Mengingat water park ini kan aset daerah yang harus akuntabel dan kalau perusda tentunya harus profit-oriented, harus jadi PAD buat Banjar. Ini tolok ukurnya,” kata dia.
Menurutnya, perlu studi kelayakan usaha yang dilakukan secara teliti. Apakah Banjar Water Park masih feasible, berdaya saing dan berprospek (sangat) menguntungkan untuk Banjar?
“Kalau iya, maka pekerjaan rumah penting selanjutnya itu sistem manajemen perusahaan harus professional. Pemkot juga harus kasih kewenangan ke direkasi BWP yang lebih leluasa untuk melaksanakan kepemimpinan dan operasionalisasi usahanya,” ucapnya. (cep)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: