Milenial Harus Bisa Perangi Hoaks

Milenial Harus Bisa Perangi Hoaks

radartasik.com, TASIK - Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Tasikmalaya menggelar Forum Group Discussion (FKG) dengan tema Kabupaten Tasikmalaya Menuju Bebas Hoaks di Grand Metro Hotel, Tasikmalaya, Kamis (9/9/2021).


Kegiatan ini dihadiri oleh 100 peserta yang terdiri dari 80 peserta umum, 15 peserta unsur mahasiswa, pelajar dan organisasi masyarakat, serta tamu undangan dari Kodim, Polres, Kejaksaan, Lanud dan Brigif.

Pada era digital yang semakin maju ini, kini berita hoaks semakin mudah tersebar sehingga dapat menghancurkan bangsa. Kesbangpol menyelenggarakan forum diskusi dengan menggandeng 4 narasumber yakni Ketua KPID Jawa Barat Dr Adiyana Slamet SIP MSi, Sub Koordinator Penyusunan Rancangan Peraturan Kementerian Komunikasi dan Informatika Denden Imadudin Soleh SH MH CLA, Ketua Komisi 1 DPRD Kabupaten Tasikmalaya H Demi Hamzah Rahadian SH MH dan Ketua Program Studi Pascasarjana UPI Tasikmalaya Dr Syarif Hidayat MPd.

Demi menghindari dan membatasi pemberitaan palsu atau menyimpang, kegiatan ini dilaksanakan untuk pencegahan dini dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat bahwa untuk menerima berita harus diperiksa terlebih dahulu.

Kepala Kesbangpol Kabupaten Tasikmalaya Asep Gunandi SSos menyampaikan, di era digitalisasi saat ini marak informasi yang tidak valid (hoaks) masuk ke masyarakat, sehingga Kesbangpol menuangkan strategi melalui kegiatan FKG ini untuk diskusi tentang bahaya hoaks yang mengganggu proses pembangunan daerah.

Asep menambahkan, dengan FGD ini peserta bisa menyebarluaskan hasil diskusi ini kepada yang lainnya, sehingga masyarakat bisa lebih waspada dan dewasa terhadap berita bohong yang saat ini sedang marak.

Pada kegiatan ini Kesbangpol menjalankan peran yang berkaitan dengan wawasan kebangsaan dan pembinaan ideologi, baik terhadap milenial, tokoh, pemuda maupun ulama yang tersebar di 39 Kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya.

Hal ini menjadi upaya untuk membangkitkan semangat persatuan dan kesatuan, kesadaran nasional di tengah banyaknya pengaruh yang datang dari luar dengan tujuan menghancurkan negara ini.

Ketua Program Studi Pascasarjana UPI Tasikmalaya sekaligus pemateri Dr Syarif Hidayat MPd mengungkapkan, membangun karakter bangsa sangat penting tujuannya untuk melestarikan nilai-nilai luhur yang dimiliki bangsa. Kedua, sebagai benteng terkuat bagi generasi muda untuk menyeleksi informasi atau budaya yang kurang sesuai, sehingga pendidikan karakter menjadi salah satu hal yang berharga bagi anak didik bangsa.

Begitu pun media sebagai informasi, menurut Syarif, media harus menyampaikan informasi dengan benar, informasi harus menjadi jalan atau jembatan bagi masyarakat publik agar mendapatkan informasi yang berharga.

“Maka media tidak boleh menyebarkan informasi-informasi yang bersifat hoaks, dan jangan menimbulkan isu SARA, karena media menjadi acuan bagi masyarakat,”

Ketua Komisi 1 DPRD Kabupaten Tasikmalaya H Demi Hamzah Rahadian SH MH berharap, semua sektor pendidikan, pemerintah, media dan semua masyarakat bisa bersatu. Mental, karakter dan moral dari diri sendiri yang harus lebih ditingkatkan agar bisa lebih berkualitas.

Ia mengatakan, berita hoaks dapat meretakkan keutuhan bangsa sehingga peran masyarakat sangat di butuhkan, termasuk kaum milenial.

Salah satu peserta dari Universitas Siliwangi Gian Sapta mengungkapkan, anak bangsa menjadi tolok ukur bangsa di masa depan dan anak bangsa harus menjadi citra bangsa yang dinamis dan bersinergis.

Gian menambahkan, semakin berkembangnya teknologi, canggih, dan cepat itu menjadi fasilitas untuk masyarakat khususnya generasi muda untuk menyebarkan nilai-nilai atau hal-hal positif, media ini harus di manfaatkan dengan sebaik mungkin agar semakin berkurangnya berita hoaks.

“Media juga bisa menjadi alat untuk memperbaiki karakter bangsa yang didukung dengan pendidikan,” katanya.

Harapan dari semua elemen masyarakat yaitu para pemuda harus cenderung lebih memiliki minat untuk melakukan atau menggali informasi-informasi yang ada, harus memiliki sifat tidak terburu-buru tanpa kroscek Informasi terlebih dahulu, lebih meningkatkan literasi membaca, harus lebih mengetahui kebaikan dan keburukan dari media atau pun teknologi, agar terbentuknya karakter bangsa yang lebih kuat.

“Saya berharap pendidikan karakter bangsa lebih digalakkan lagi,” ujarnya. (mg1)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: