Kasus HIV-AIDS di Singaparna & Ciawi Tinggi, Ini Penyababnya..

Kasus HIV-AIDS di Singaparna & Ciawi Tinggi, Ini Penyababnya..

radartasik.com, SINGAPARNA - Kasus HIV-AIDS di Kabupaten Tasikmalaya masih tinggi. Terutama di Kecamatan Singaparna yang jumlahnya mencapai sembilan penderita dan Kecamatan Ciawi 20 kasus. Jumlah keseluruhan penderita di Kabupaten Tasikmalaya ada 83 penderita. Jumlah itu terdiri dari 55 laki-laki dan 28 perempuan.


Sekretaris Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk (DKPP) Kabupaten Tasikmalaya Atang Sumardi mengatakan, banyak faktor yang menjadi penyebab penularan HIV AIDS. Seks bebas menjadi faktor paling dominan sebagai penyebabnya.

“Bergonta ganti pasangan dengan tidak menggunakan pengaman atau alat kontrasepsi menjadi dominasi penyebaran HIV-AIDS di kita,” papar Atang kepada Radar, kemarin.

Menurut dia, dalam perilaku seks bebas penyebaran virus mematikan itu bisa melalui sperma dan cairan pada alat kelamin. Bahkan yang ditemukan, penularan HIV itu ada di rumah tangga.

“Suaminya di luar kota pulang membawa penyakit dan menularkan ke istrinya. Selain seks bebas, faktor penyebaran lainnya yakni melalui penggunaan jarum suntik secara bersamaan,” ungkap dia.

Pemerintah daerah, terang dia, terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui posyandu dan konselor yang sudah ada di setiap puskesmas. Sehingga terus melakukan edukasi, bahkan ada konselor yang terus melakukan edukasi kepada masyarakat untuk tidak mendekati faktor-faktor penularan HIV-AIDS.

Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) PK Singaparna Zamzam J Maarif mengatakan, sangat kaget dan prihatin melihat fakta bahwa Kecamatan Singaparna menjadi wilayah kedua terbanyak penderita HIV-AIDS di Kabupaten Tasikmalaya.

“Kami kaget sekaligus prihatin, yang saya rasakan saat mendengar fakta bahwa Singaparna menjadi wilayah kedua terbanyak kasus HIV-AIDS. Tentunya, angka sembilan penderita di Kecamatan Singaparna harus menjadi perhatian semua pihak,” paparnya.

Termasuk, tambah dia, dari pemerintah kecamatan, tokoh pemuda, tokoh agama dan masyarakat secara luas. Kemudian, sosialisasi akan bahaya penularan HIV-AIDS ini harus digencarkan. “Karena ini merupakan tanggung jawab kita bersama,” tambah dia. (dik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: