Harga Jual Cabai di Tasikmalaya Anjlok 100 Persen Lebih
Reporter:
agustiana|
Senin 30-08-2021,14:21 WIB
radartasik.com KOTA TASIK - Petani cabai di Tasikmalaya mengaku mengalami kerugian sampai ratusan juta rupiah akibat cuaca buruk selama beberapa pekan terakhir ini. Tak ayal, harga jual di pasaran pun anjlok hingga 100 persen.
Semula harga cabai nomal bisa sampai Rp 25.000 per kilogram di pasaran dan kini turun drastis menjadi Rp12.000 per kilogram sejak penerapan PPKM pada Juli sampai akhir Agustus 2021 ini.
Panen cabai di lahan petani pun banyak yang gagal akibat cuaca tak menentu. Kadang sepekan hujan, terus menerus dan terkadang cuaca panas tak menentu.
Meski demikian, pasokan cabai masih relatif normal di beberapa pasar tradisional di Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Tasikmalaya, seperti di Cikurubuk, Pancasila, Padayungan, Manonjaya sampai Singaparna.
“Cabai hasil bertani di lahan milik saya harganya anjlok sampai 100 persen saat dijual di pasaran. Belum lagi kita para petani rugi akibat gagal panen karena cuaca buruk,” ujar Heriyadi (42), pedagang cabai di Pasar Cikurubuk sekaligus pemilik lahan cabai kepada radartasik.com, Senin (30/08/21).
“Ditambah lagi pembelian konsumen berkurang akibat penerapan PPKM yang sangat terasa sekali oleh masyarakat selama ini. Kerugian bisa sampai ratusan juta Pak,” sambungnya.
Dia menerangkan, penurunan harga cabai terjadi dua kali selama dua bulan terakhir sejak diterapkan PPKM Darurat sampai lanjutan berlevel sampai saat ini.
Harga normal di pasaran Rp25.000 awalnya turun menjadi Rp17.000 sampai sekarang menjadi Rp12.000 per kilogramnya.
"Para petani sebagai pemasok pun ada di wilayah Ciamis. Hampir semua petani cabai di wilayah itu mengalami kerugian besar yang selama ini hasil taninya dikirim ke pasar-pasar wilayah Tasikmalaya," terangnya.
Selama ini, para petani di wilayahnya memiliki biaya pokok produksi rata-rata per pohon cabai mencapai Rp8.000. Setiap pohon mampu menghasilkan paling sedikit 1 kilogram panen cabai.
"Dengan cuaca buruk satu pohon cabai hanya maksimal 8 Ons saja. Sesudah itu pas dijual harganya lagi anjlok di pasaran. Para petani mengalami kerugian besar sampai saat ini," terangnya.
Meski para petani mengalami kerugian selama ini, lanjut Heriyadi, hasil panen seadanya dengan harga jual anjlok tersebut masih dikirim untuk dipasok ke beberapa wilayah sebagian besar ke Tasikmalaya dan sisanya ke Ciamis dan Banjar serta Pangandaran.
Hal itu, demi menutupi kebutuhan hidup sehari-hari para petani karena selama ini menjadi satu-satunya andalan penghasilan bagi para petani cabai.
"Semua petani sekarang memang mengalami kebingungan. Sudah harga anjlok, cuaca buruk dan hasil panen tak maksimal tetap dijual meski harga murah demi kebutuhan hidup para petani di kondisi pandemi seperti ini," jelasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Perindustrian dan Perdagangan (Kadiskop UMKM Perindag) Kota Tasik, Firmansyah menuturkan, kebutuhan bahan pokok selama ini tetap aman bagi warga dan tidak terjadinya kenaikan.
Namun, untuk sekarang komoditas cabai memang tengah mengalami penurunan secara drastis dan kebutuhan tersebut masih melimpah. Sedangkan stok beras masih aman dalam waktu tiga bulan
“Sejauh ini ada beberapa kebutuhan masih merangkak naik seperti tomat dan sayuran kol. Tapi harga telur, daging ayam, daging sapi, gula pasir, terigu, minyak, bawang merah, putih dan lainnya masih stabil. Karena, pasokan dari berbagai daerah masih melakukan pengiriman ke sejumlah pasar. Hanya cabai saja yang harganya turun drastis," tukasnya. (rezza rizaldi/radartasik.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: