Anggaran Sangat Besar & Strategis, Yusuf Minta Proyek RSUD Dikebut

Anggaran Sangat Besar & Strategis, Yusuf Minta Proyek RSUD Dikebut

radartasik.com, CIHIDEUNG — Sekda Kota Tasikmalaya H Ivan Dicksan mengatakan Plt wali kota H Muhammad Yusuf sudah meminta agar tim yang menggarap kegiatan di RSUD secepatnya berproses. Mengingat kegiatan yang bernilai total sekitar Rp 156 miliar di rumah sakit pelat merah itu merupakan salah satu program strategis.


“Pak Plt kemarin sudah menginstruksikan rekan-rekan memproses pengadaan barang dan jasanya dilaksanakan secepat mungkin, sebab ini strategis dan anggarannya terbilang besar,” ujarnya.

Ivan menjelaskan berbeda dengan pengadaan barang jasa biasanya, program pengadaan alat kesehatan dan infrastruktur di rumah sakit tersebut mesti menempuh tahap review perencanaan dari Inspektorat. Sesuai aturan dan ketentuan yang diinstruksikan pusat, ketika daerah hendak melaksanakan kegiatan semacam ini.

“Karena strategis jadi perencanaannya memang harus di-review. Kendala sepertinya tidak ada, hanya memang item per itemnya itu banyak sekali maka perlu di-review dengan detail dan rinci,” tuturnya.

Disinggung kapan estimasi pelelangan dimulai, dia tidak bisa memastikan. Hanya saat ini perencanaan kegiatan pengadaan barang jasa di rumah sakit masih di-review dan diharapkan rampung pekan ini.

“Informasi terakhir itu masih review, kami sudah meminta untuk dikebut dan mudah-mudahan tuntas minggu ini supaya minggu depan sudah bisa dilelangkan,” harap Ivan.

Terpisah, Sekretaris Komisi III DPRD Kota Tasikmalaya H Wahid menegaskan kegiatan infrastruktur di RSUD dr Soekardjo jangan sampai terkatung-katung. Mengingat, anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan pengadaan barang dan jasa di pelayanan kesehatan masyarakat itu bernilai besar.

Menurut dia, informasi terakhir dari Komisi IV yang sempat melakukan evaluasi mitra kerja dengan RSUD, proses perencanaan pengadaan barang jasa sedang ditempuh. Namun, kalender tahun anggaran yang terus berjalan, membuat DPRD khawatir program yang bertujuan untuk menambah fasilitas sarana prasaran rumah sakit daerah malah terkendala.

“Maka dari itu, kami juga rencana akan mengusulkan rapat di komisi untuk menyikapi hal ini. Ada kegiatan infrastruktur di sana yang harus tuntas akhir tahun informasinya, anggarannya pun cukup besar,” kata Wahid kepada Radar, Jumat (27/8/2021).

Dia menjelaskan tidak hanya pengadaan alat kesehatan yang bernilai fantastis di lokasi tersebut. Namun ada kegiatan infrastruktur yang juga memerlukan waktu cukup dalam mengejar tuntas sebelum akhir tahun.

“Kita harap kondisi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tidak jadi alasan program ini jadi terhambat, karena para pegawai dalam pengurusan administrasi kan bukan tidak bekerja atau bertugas, mereka Work From Home (WFH) kalau pun tidak mengantor,” tuturnya.

Ketua DPC PKB Kota Tasikmalaya itu berharap sejumlah aktivitas pembangunan yang menjadi sorotan publik bisa terlaksana sesuai harapan. Terutama bantuan yang bersumber dari pusat, supaya di tahun selanjutnya daerah kembali diberikan amanah dalam mengelola keuangan untuk pembangunan fasilitas lain.

“Ketika ada program lain yang dianggap juga penting tetapi malah di-refocusing, ya tolong program semacam ini yang sudah jelas anggarannya tidak terganggu dapat dilaksanakan dengan lancar, apalagi kebutuhannya untuk sarana-prasarana kesehatan yang mana kita butuhkan di masa pandemi Covid-19 ini,” kata Wahid.

Sebelumnya, kegiatan pengadaan alat kesehatan dan infrastruktur di RSUD dr Soekardjo diharapkan tidak menambah ironi sosial di tengah masyarakat. Sebab, di musim serba sulit ini sensitivitas berbagai pihak mengatrol daya kritis berbagai elemen dalam mengawasi kegiatan yang dilakukan Pemerintah Kota Tasikmalaya.

Seperti yang diutarakan Ketua Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya Dede Muharam. Beberapa waktu lalu pihaknya mengevaluasi kinerja rumah sakit berplat merah, dimana tahun ini terdapat kegiatan dengan total anggaran mencapai Rp 156 miliar.

Namun, kata dia, sampai saat ini belum terlihat progres pelaksanaannya. ”Berdasarkan evaluasi kemarin, di rumah sakit itu rencananya ada kegiatan pengadaan ruang Modular Operating Teathre (MOT) sebanyak 11 unit kamar bedah. Kemudian pengadaan Magnetic Resonance Imaging (MRI), pembangunan gedung poli berlantai 3 serta pengadaan alat kesehatan lainnya dengan total Rp 156 miliar,” papar Dede kepada Radar, Rabu (25/8/2021).

Menurut ia, saat evaluasi terakhir, pihak RSUD menyebut proses pengadaan seluruh kegiatan itu akan berproses lelang dalam waktu dekat. Meski saat dicek pihaknya belum menemukan informasi pelelangan di Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE).

“Mereka mengatakan sedang diproses untuk segera lelang, tapi belum kelihatan. Kita mendorong kalau ini mau dieksekusi mohon lakukan percepatan mengingat waktu tahun anggaran terus berangsur menjelang akhir tahun,” tuturnya.

Politisi PKS itu mengaku khawatir, kegiatan pengadaan alkes dan pembangunan semacam tidak terukur. Pihaknya sudah merekomendasikan supaya pelaksanaan tahapan pengadaan bisa ditempuh prosedural dan tertib, supaya tidak ada persoalan di kemudian hari. (igi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: