Banyak Kerumunan di Gerbang Sekolah, Begini Kata Kadisdik Kota Tasik

Banyak Kerumunan di Gerbang Sekolah, Begini Kata Kadisdik Kota Tasik

radartasik.com KOTA TASIK — Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Tasikmalaya mengaku telah melakukan evaluasi terkait hasil penerapan teknis pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.

“Mengenai kerumunan di depan sekolah dalam evaluasi memang sempat dibahas. Kita memang sulit hal itu. Karena sudah di luar lingkungan sekolah,” ujar Kepala Disdik (Kadisdik) Kota Tasik, Budiaman Sanusi kepada radartasik.com, Rabu (25/08/21) siang.

Maka, kata dia, teknisnya disarankan Disdik kepada para kepala sekolah (Kepsek) agar menjadwal keluar kelasnya agar tak sekaligus bubar. 

Misalnya ada 10 kelas, selang 3-5 menit keluar kelas A, lalu Kelas B dan lainnya.

Tujuan dijadwal keluar kelas usai belajar itu, terang dia, untuk menghindari kerumunan di depan gerbang sekolah. 

Sebab, masih ada laporan dari warga bahwa terjadi kerumunan ketika pulang sekolah.

Walaupun, kata dia, kerumunan itu terjadi di luar lokasi sekolah dan selalu usai bubaran kelas. 

“Ya dijadwal keluar kelasnya agar anak-anak tak berkerumun di luar gerbang sekolah dan langsung pulang dijemput orang tuanya masing-masing,” terangnya.

“Susah atuh da ayeuna yang jualan kan masalah perut. Kita tak bisa larang hal itu karena di luar gerbang sekolah. Tapi ya kita coba mencari teknis agar anak-anak tak berkerumun dengan adanya jeda saat keluar kelas,” sambungnya.

Disinggung soal antusiasme peserta didik dan para guru dengan PTM terbatas ini, tambah dia, para Kepsek pun membenarkanya. 

“Dilihat di lapangan berdasarkan informasi para kepala sekolah, anak-anak semangat belajar tatap muka ini walaupun masih terbatas. Para guru pun sama, semangat,” tambahnya.

"100 persen SD-SMP di kita sudah menerapkan tatap muka terbatas ini. Protokol kesehatan (prokes) ketat terus diterapkan,” jelasnya.

Tukas dia, dalam teknis pelaksanakan belajar tatap muka terbatas ini pihaknya masih memberlakukan 50 persen kapasitas kelas yang mengikutinya. 

“Lalu yang masuk kelasnya masih sesui absensi ada yang ganjil-genap. Ada yang seminggu sekali, ada yang per tiga hari. Ya gitu lah sistemnya,” tukasnya.

Dia pun bersyukur, hingga saat ini para peserta didik dalam keadaan sehat. 

“Kita hanya lakukan evaluasi itu saja. Kalau evaluasi pembelajaran kita belum bisa menilainya karena baru berjalan seminggu. Kalau hal itu harus evaluasi akademik,” jelasnya. (rezza rizaldi/radartasik.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: