Petugas Kesulitan Tempat Penyimpanan Gerobak PKL Cihideung

Petugas Kesulitan Tempat Penyimpanan Gerobak PKL Cihideung

radartasik.com, CIHIDEUNG — Pemerintah Kota Tasikmalaya belum bisa memberikan solusi pasti untuk penempatan gerobak Pedagang Kaki Lima (PKL) di Jalan Cihideung. Hal ini berkaitan keharusan pedagang memindahkan gerobaknya.


Sebagaimana kondisi di lapangan, masyarakat menuntut pemerintah untuk memastikan penataan Jalan Cihideung secara maksimal. Di sisi lain, pedagang pun siap untuk mensterilkan jalur tersebut setelah selesai berjualan dengan catatan harus ada tempat penampungan barang.

Namun, Pemerintah Kota Tasikmalaya dalam hal ini Dinas KUMKM Perindag belum punya solusi yang pasti untuk persoalan tersebut. Sehingga pedagang masih menempatkan gerobaknya di bahu Jalan Cihideung.

Kepala Dinas KUMKM Perindag Kota Tasikmalaya H M Firmansyah mengaku masih belum bisa memberikan jawaban soal tempat penampungan sementara. Namun pihaknya akan mengkaji dan membahas persoalan tersebut. “Nanti kita cari alternatif-alternatifnya,” ungkap kepada Radar, Selasa (24/8/2021).Saat ini, pihaknya lebih fokus pada klarifikasi agar PKL yang bukan penerima gerobak di tahun 2015. Sebagaimana diketahui, ada 115 pedagang dengan gerobak hasil pindah tangan. “Kita akan klarifikasi satu persatu,” ujarnya.

Menurut Firman, mereka sebelumnya sudah menjadi pedagang. Entah karena jual beli atau pemberian, gerobak itu bisa ada di tangannya. “Gerobaknya boleh diambil, tapi harus kembali ke tempat jualan asalnya,” terangnya.

Ketika jumlah PKL yang akan ditata di Jalan Cihideung sudah sedikit, penataan akan lebih leluasa. Termasuk dalam hal solusi tempat penampungan barang dagangan mereka. “Kalau jumlahnya tidak terlalu banyak, bisa lebih mudah mencari tempat yang representatifnya,” katanya.

Sebelumnya, Pedagang Kaki Lima (PKL) di Jalan Cihideung siap menyesuaikan dengan kebijakan penataan dari Pemerintah Kota Tasikmalaya. Termasuk mengikuti keinginan warga untuk memindahkan gerobaknya setelah berjualan, jika memang tersedia shelter penyimpanan.

Pasca eksekusi yang dilakukan petugas gabungan yang dimotori Dinas KUMKM Perindag, para pedagang yang tersisa masih melakukan aktivitas jualan. Bedanya, setelah selesai berjualan kini mereka lebih merapikan gerobak dan barang dagangannya.

Pengurus PKL Cihideung, Adang Sutiawan mengatakan agar membuat lapak tertata rapi dan bersih sudah dia gembor-gemborkan kepada anggotanya. Langkah Pemkot ditambah dengan sikap warga sekitar dinilainya sebagai pengingat. “Karena memang sudah seharusnya bersih dan rapi,” ungkapnya kepada Radar, Senin (23/8/2021).

Apapun yang menjadi kebijakan Pemkot, kata dia, pihaknya akan mengikuti sebisa mungkin. Karena yang terpenting untuk para PKL adalah tetap diperbolehkan berjualan di Jalan Cihideung. “Selama kami bisa tetap berjualan, ya kami siap menyesuaikan,” tuturnya.

Terkait adanya gerobak-gerobak yang dipindah tangan dari penerima tahun 2015, dirinya angkat tangan. Ketika Pemkot nantinya mengharuskan mereka pindah dari Jalan Cihideung pun dia tidak bisa ikut campur. “Anggota kami, ya yang menerima gerobak (tahun 2015), di luar itu kami menyerahkan kepada pemerintah,” terangnya.

Namun untuk mengangkut gerobaknya agar dibawa pulang, menurutnya bukan hal mudah. Perlu dipahami bahwa tidak semua pedagang mampu melakukannya baik secara fisik maupun ekonomi, kecuali pemerintah menyediakan shelter. “Bagaimana dengan yang sudah terbilang tua, dan perempuan,” katanya.

Salah satu pedagang kopi dan minuman ringan, Imas Masitoh (49) mengaku bingung jika harus membawa pulang gerobaknya. Karena rumahnya cukup jauh di wilayah Kecamatan Purbaratu. “Paling sementara ini dirapikan supaya enggak berantakan,” ujarnya.

Sebelumnya, dia berjualan dengan suaminya di Jalan Cihideung. Belum lama ini suaminya meninggal dunia, dan dia harus membesarkan anaknya yang masih sekolah. “Jadi kalau enggak jualan, dari mana saya biayai anak dan kebutuhan sehari-hari,” katanya.

Hasil pendataan petugas, dari 262 PKL yang berjualan di Jalan Cihideung merupakan warga Kota Tasikmalaya. Di antara mereka ada yang berasal dari Kabupaten Tasikmalaya, Ciamis, Sukoharjo dan Banyumas.(rga)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: