Harga Vanili Berkisar Rp5-6 Juta/Kg, Kenali Varietas Bibit Unggulnya..
Reporter:
syindi|
Rabu 25-08-2021,04:30 WIB
radartasik.com, JAKARTA — Kabar gembira bagi petani vanili di tanah air. Harga vanili 2019 mencapai Rp5 juta hingga Rp6 juta per kilogram.Bupati Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT) Amon Djobo mengatakan, harga vanili kering di wilayahnya naik sejak tiga tahun lalu.
“Kalau tiga tahun lalu, harga vanili kering perkilonya, berkisar antara Rp 500.000 hingga Rp 600.000. Saat ini tembus angka Rp 6 juta per kilogram,” ucap Amos kepada wartawan beberapa waktu lalu.Menurut Amos, harga vanili basah berkisar antara sekitar Rp500.00 — Rp 875.000 per kilogram.
Vanili itu dikembangkan petani di sejumlah kecamatan yakni di Kecamatan Alor Selatan, Alor Tengah Utara, Alor Timur Laut dan sebagian Alor Timur. Selain harganya yang cukup tinggi, penghasil utama vanili di dunia juga mengalami penurunan produksi. Sehingga, Indonesia bisa kembali mengambil alih dan menjadi produsen vanili nomor satu di dunia.
Kebun Percobaan Vanili di Sukabumi
Komoditas vanili pernah menjadi bagian penting ekonomi di nusantara dan membawa nama Indonesia sebagai produsen nomor wahid di dunia.Sayangnya di era 2005 sampai dengan 2016, masa keemasan vanili mulai luntur. Rendahnya mutu telah mencemar nama besar vanili Indonesia.
Namun sekarang, petani harus siap-siap menyambut kebangkitan tanaman ini. Pasalnya, beberapa negara penghasil utama vanili seperti Madagaskar dan Tahiti sedang mengalami penurunan produksi.
Untuk mengembalikan kejayaan vanili, petani kembali diarahkan untuk menanam vanili varietas unggul. Bahkan, kebun percobaan vanili sudah ada di Sukabumi, Jawa Barat.Wawan Lukman, Kepala Kebun Percobaan Sukamulya, Kecamatan Cikembar, Sukabumi, mengatakan, tren kenaikan permintaan bibit vanili semakin meningkat.
“Dulu tanaman vanili ini dikenal sebagai emas hijau, namun karena ulah petani dan pedagang kualitas vanili Indonesia merosot tajam. Akibatnya permintaan vanili Indonesia semakin turun,” ujarnya, Kamis (13/6/2019).
Modus tersebut antara lainnya adalah petani yang memasukkan paku dan mercuri ke dalam vanili sehingga beratnya bertambah.Selain itu, banyak petani yang memanen vanili sebelum waktunya, sehingga kualitasnya rendah.
3 Varietas Vanili Unggul
Peneliti Utama Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) Bogor, Endang Hadipoentyanti juga mengakui diantara penyebab rendahnya mutu itu adalah ulah pelaku bisnis vanili dan penggunaan benih yang tidak jelas asalnya.
Namun pakar perbenihan ini sekarang merasa sangat bahagia, karena sejak tahun 2017 lalu tanda-tanda kebangkitan vanili mulai dirasakan.
“Semangat kebangkitan ini, harus disambut dengan penerapan teknologi yang benar dan penjagaan mutu yang ketat,” katanya.
Salah satu bentuk inovasi yang harus segera diterapkan adalah penggunaan varietas-varietas vanili yang unggul.Sejak tahun 2008, Kementerian Pertanian telah mengeluarkan 3 varietas unggul baru yakni Vania 1, Vanilia 2 dan varietas Alor.
Endang menjelaskan, varietas Vania 1 memiliki potensi produksi polong basah 6,53-8,91 ton/ha, produksi polong kering 1,83-2,56 ton/ha dan kadar vanili 2,8 persen.Sementara varietas Vania 2 agak tahan terhadap penyakit BBV (F. oxysporum f.sp. Vanilla) dengan produksi polong basah 5,37-8,29 ton/ha, produksi polong kering 1,54-2, 19 ton/ha dan kadar vanilin 2,983 persen.
Sedangkan untuk vanili varietas Alor toleran terhadap ketahanan Penyakit BBV (F. Oxysporum f. Sp. Vanilla). Varietas ini setelah umur 6 tahun memiliki potensi produksi 3,55-4,81 ton/ha per tahun dan kadar vanilin sebesar 2,32-2,85 persen.
Namun Endang mengingatkan, untuk sukses bertani vanili tidak cukup dengan ketersediaan teknologi, tetapi perilaku petani adalah kuncinya. Apalagi vanili adalah jenis tanaman memerlukan pemeliharaan yang intensif.
Kebun Percobaan Vanili Siapkan Bibit Unggul
Kebun Percobaan Sukamulya, Kecamatan Cikembar, Sukabumi, Jawa Barat menyiapkan bibit unggul yang bisa dibeli petani.
Selain bibit vanili, Kebun Percobaan Sukamulya yang berjarak sekitar 40 km dari Geopark Pelabuhan Ratu juga menyiapkan berbagai bibit tanaman rempah obat dataran rendah.
Untuk bibit lada, sampai dengan tahun 2019 ini telah disebarkan 150 ribu bibit lada ke seluruh Indonesia untuk mendukung program Kementerian Pertanian.
Bagi masyarakat yang ingin membeli bibit berbagai jenis tanaman ini, bisa menghubungi Unit Pengelolaan Benih Sumber (UPBS) di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balitro) Bogor. (one/pojoksatu)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: