Pimpin ARWT Sakali Ewang, Engkos Oke, Odang Mundur

Pimpin ARWT Sakali Ewang, Engkos Oke, Odang Mundur

radartasik.com, TAWANG  — Hasil Musyawarah Cabang (Muscab) DPC Asosiasi Rukun Warga dan Rukun Tetangga (ARWT) Kota Tasikmalaya hingga kini belum ada keputusan lanjutan, pasca hasil draw dalam pemilihan ketua periode 2021-2026.


Demisioner Ketua ARWT Kota Tasikmalaya Odang Saepudin, yang juga salah satu kandidat calon ketua mengatakan, ia bukan undur dari kepengurusan. Melainkan undur dari fatwa DPW ARWT Jawa Barat yang memutuskan kepengurusan periode mendatang, dilakukan secara bergiliran dalam satu kurun waktu kepemimpinan.

“Jadi saya itu mundur dari hasil fatwa yang memutuskan 2,5 tahun masing-masing antara saya dengan Pak Engkos Kosasih,” katanya kepada Radar, Senin (23/8/2021).

Ia secara pribadi mengaku terenyuh pasca muscab deadlock, banyak pengurus dari level ranting yang memintanya untuk tetap tegar melaju dalam mengabdikan diri di organisasi RT/RW tersebut.

Bahkan ia khawatir banyak pengurus dan kader yang sudah aktif justru hengkang, ketika ia tidak lagi aktif di organisasi itu. “Maka, adanya dorongan rekan-rekan ini saya sejak awal hendak menyerahkan semuanya kepada pengurus setingkat di atas dari DPC ARWT, kami serahkan apapun keputusan dan hasilnya, akan patuh,” ungkap Sekretaris Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Tasikmalaya tersebut.

       
         Engkos Kosasih

Sebelumnya, kandidat Ketua DPC ARWT Kota Tasikmalaya Engkos Koswara menginginkan ARWT terus solid dan bersatu untuk memajukan organisasi ke depan. Untuk itu, dirinya setuju adanya PAW, sebab klausul seperti ini unik, yang menandakan ARWT harus bersatu.

”Saya sangat menghargai klausul di luar AD/ART yaitu dengan PAW tersebut,” ujarnya yang pernah menjadi Ketua Harian Bidang Organisasi DPC ARWT Kota Tasikmalaya periode 2016-2021.

Namun dirinya menyayangkan keputusan Odang Saepudin mengundurkan diri. Padahal sebelumnya telah sepakat berdasarkan hasil musyawarah dengan perwakilan DPW ARWT Jabar.

“Saya tidak masalah membagi jabatan masing-masing 2,5 tahun, supaya tidak terjadi kekisruhan dan perpecahan di ARWT. Tetapi tiba-tiba Odang Saepudin mengundurkan diri di forum. Apakah sesuai etika organisasi dan tidak mempermalukan DPW ARWT Jabar?,” katanya menanyakan.

Ia pun mengembalikan penilaian ke publik atas mundurnya Odang Saepudin tersebut. Ia pun menunggu keputusan selanjutnya dari DPW ARWT Jabar. “Jika seandainya melenceng dari kesepakatan awal (pengganti antar waktu). Maka saya akan menyampaikan keberatan,” ujarnya.

Terpisah, Demisioner Bendahara DPC ARWT Kota Tasikmalaya Agus Jamaludin turut berpendapat. Dia melihat adanya dinamika lantaran hasil musyawarah berakhir deadlock. Ia berharap para pengurus dan kedua kandidat yang bertarung, bisa bertemu dengan kepala daerah untuk dimediasi dan diambil jalan terbaik.

“Kami harap, ini bisa dimediasi pihak pemerintah secara langsung, dimana peranan RT/RW di masyarakat adalah mitra kerja pemerintah dalam menyampaikan dan mengaktualisasi program bagi masyarakat,” harapnya.

Menurut Agus, meski secara tugas pokok dan fungsi (tupoksi) para RT/RW tidaklah berhenti bertugas di tengah masyarakat. Dinamika berkelanjutan dampak dari Muscab lalu, membuat suasana para anggota kurang kondusif.

Ia berharap kedua belah pihak, panitia, serta kepala daerah yakni Plt wali kota H Muhammad Yusuf bisa andil dan melakukan mediasi searif mungkin.

”Memang tidak ada urusan dengan kinerja rekan-rekan, toh saya juga masih bertugas di tempat domisili saja sebagai RW. Namun, ini sedikit banyaknya juga menguras perhatian pengurus yang ingin segera ada kejelasan dalam berorganisasi,” tutur Sekretaris Kecamatan Cibeureum tersebut. (igi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: