Kebangkitan Sang Juara Bertahan

Kebangkitan Sang Juara Bertahan

Radartasik.com, JAKARTA — Istilah mempertahankan selalu lebih berat daripada merebut. Situasi itu pernah dirasakan Manchester City dan Lille OSC (LOSC) yang terpeleset di Premier League dan Ligue 1 pekan lalu.

Dibanding LOSC, Cityzens –julukan Manchester City– lebih terbebani. Skuad mereka jauh lebih mewah dan mahal. Tim asuhan Pep Guardiola itu dituntut segera bangkit dan menebus hasil buruk pada matchday pertama kontra Tottenham Hotspur (15/08/2021).

Kemenangan melawan Norwich City malam nanti (21/08/2021) di Etihad Stadium menjadi harga mati (siaran langsung Mola TV pukul 21.00 WIB).

Manchester Evening News memprediksi Kevin De Bruyne dkk akan berpesta gol. Norwich merupakan tim promosi. Rumah bursa menjagokan City bisa menang minimal dengan selisih 3,5 gol.

”Jika kami menang, itu akan bagus. Tetapi, bisa juga jika kami menang dan efeknya tidak bagus. Yang penting chemistry tim ini meningkat,” papar Guardiola dalam konferensi pers tadi malam (20/08/2021).

Tetapi, Norwich yang berstatus promosi bisa menghadirkan trauma tersendiri bagi City. Dua musim lalu, Norwich yang juga baru promosi dari Championship sempat menggegerkan Premier League dengan mengalahkan City 3-2 pada matchday kelima (14/09/2019).

Kala itu City juga berstatus juara bertahan. Dan, kekalahan dari Norwich jadi salah satu faktor gagalnya City juara musim itu. Meski pada pertemuan kedua City menang 5-0, kemenangan Norwich pada pertemuan pertama tetap dikenang para pendukungnya.

Setelah kalah oleh Spurs, para pandit menyebut City membutuhkan sosok penyerang. Kekosongan posisi yang ditinggalkan Sergio Aguero terlihat menganga. Dari 14 tembakan, hanya lima yang tepat sasaran, tetapi tidak ada satu pun yang berujung menjadi gol.

Apalagi, permainan City saat ini juga mulai terbaca. Taktik false nine ala Guardiola yang sukses besar musim lalu bisa diantisipasi oleh Spurs pada matchday pertama.

Saat buntu, Guardiola cuma punya sosok Gabriel Jesus sebagai penyerang. Sialnya, Jesus masih tampil naik turun.

Untuk LOSC, meski tidak dituntut bisa mempertahankan gelar karena Paris Saint-Germain yang kedatangan megabintang Lionel Messi, tetap saja sorotan kepada mereka masih tinggi.

Apalagi, jika dirunut sejak PSG diakuisisi Qatar Sports Investments (QSI) pada 2011, belum ada klub di luar PSG yang bisa mendominasi dua musim beruntun.

Sebelum LOSC, ada AS Monaco (ASM) yang jadi kampiun pada musim 2016—2017. Tetapi, semusim berselang, mereka jadi runner-up. Ironisnya, prestasi ASM terus menurun dengan menempati posisi ke-17 dan kesembilan dua musim berikutnya.

Nah, hal itu bisa diminimalkan LOSC dengan meraih tiga angka melawan AS Saint-Etienne dini hari nanti (22/08/2021) untuk mengakhiri dua journee awal mereka yang nir kemenangan (siaran langsung beIN Xtra pukul 01.55 WIB).

Sekaligus pembuktian entraineur Jocelyn Gourvennec bahwa dia bisa mengikuti jejak Christophe Galtier musim lalu yang kini hengkang ke OGC Nice.

Uniknya, Galtier mengalahkan LOSC pada journee kedua dengan skor 4-0. Gourvennec sudah dalam tekanan sejak pramusim yang hanya meraih sekali kemenangan yang ternyata merembet ke musim sesungguhnya.

”Kami ingin balasan (atas hasil di dua journee sebelumnya, Red) ketika melawan Saint-Etienne. Kami harus melakukannya dengan benar (sebagai juara bertahan, Red),'' papar Gourvennec kepada L'Equipe. (jpc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: