147 Gerobak PKL Cihideung Ternyata Hasil Pindah Tangan

147 Gerobak PKL Cihideung Ternyata Hasil Pindah Tangan

radartasik.com, CIHIDEUNG — Eksekusi gerobak Pedagang Kaki Lima (PKL) Jalan Cihideung beberapa hari lalu belum final. Pemerintah Kota Tasikmalaya berencana untuk melakukan eksekusi lanjutan secara bertahap.


Kepala Dinas KUMKM Perindag Kota Tasikmalaya, H M Firmansyah menjelaskan eksekusi jilid 1 mayoritas adalah gerobak rusak tak bertuan. Maka dari itu, penertiban akan terus berlanjut guna penataan PKL Jalan Cihideung. “Belum berhenti (lakukan penertiban, Red), kita lakukan secara bertahap,” ungkapnya kepada Radar, Jumat (20/8/2021).

Ke depannya, Pemkot berencana kembali menyortir PKL di Jalan Cihideung. Pasalnya, dari 262 yang tercatat, mayoritas bukan penerima gerobak pada tahun 2015 silam. “Penerima gerobak (tahun 2015) hanya ada 115,” ujarnya.

Dengan begitu, sekitar 147 PKL yang memiliki gerobak di Cihideung saat ini merupakan hasil pindah tangan. Pihaknya akan melakukan verifikasi dan klarifikasi kepada pedagang-pedagang tersebut. “Nanti kita akan pengecekan lagi kepada pedagang-pedagang,” terangnya.

Jika memang sudah dipastikan asal usul berpindah tangannya gerobak itu, mereka tetap bisa menggunakan gerobak tersebut. Namun konsekuensinya tidak boleh lagi berjualan di Jalan Cihideung. “Berarti sebelumnya berjualan di tempat lain, ya silakan ke tempat semula,” katanya.

Dengan begitu, kata dia, jumlah PKL yang diperbolehkan berjualan di Jalan Cihideung akan semakin terkikis. Penataan pun bisa dilakukan lebih leluasa dan tidak terlalu sesak. “Bisa jadi yang tadinya dua baris menjadi 1 baris saja, tapi kita lihat nanti,” jelasnya.

H Firman pun mengapresiasi keinginan warga untuk menciptakan kenyamanan di Jalan Cihideung. Dalam hal ini, pemerintah perlu waktu untuk merealisasikan hal tersebut. “Kami juga menginginkan kawasan itu lebih tertata,” katanya.

Sejurus dengan itu, Warga Jalan Cihideung melakukan Jumat Bebersih (Jumsih). Mereka menyapu sampah-sampah yang ada di kawasan tersebut.

Salah seorang warga, Wisnu Komara (42), mengatakan hal itu bukti keseriusan masyarakat yang ingin Jalan Cihideung kembali nyaman. Bukan hanya menunggu penataan pemerintah, namun juga disertai aksi nyata. “Kalau bersih kan semuanya juga nyaman,” ujarnya.

Dia pun berharap pemerintah mengubah kebijakan PKL yang berjualan dengan gerobak. Karena pedagang kesulitan untuk membawa pulang gerobaknya. “Seperti dulu saja, enggak pakai gerobak jadi sore jalan kembali bersih,” katanya.

Di sekitar Jalan Cihideung ada tempat yang sebelumnya dijadikan penyimpanan barang dagangan PKL. Menurut dia, ke depannya tempat itu bisa dimanfaatkan kembali. “Kalau untuk barang saja sepertinya cukup, tapi kalau dengan gerobak ya tidak mungkin bisa menampung,” imbuhnya.

Sebelumnya, pada Kamis malam (19/8/2021), warga memasang sejumlah spanduk di Jalan Cihideung Kota Tasikmalaya. Isinya berupa desakan untuk pemerintah agar menata PKL di jalur tersebut secara maksimal.

Ketua RW 4 Kelurahan Yudanegara, Kota Tasikmalaya Baban Sobandi menjelaskan warga tidak bermasalah dengan keberadaan PKL di Jalan Cihideung. Terlebih, kondisi itu sudah sejak puluhan tahun yang lalu. “Kami tidak masalah ada PKL di sini, tapi pemerintah harus menata dengan baik,” ujarnya kepada Radar, kemarin.

Setiap ada upaya penataan, kata dia, warga belum pernah diajak bicara. Seolah penataan tersebut tidak ada kaitannya dengan warga sekitar. ”Padahal kami juga kena imbas,” ujarnya.

Termasuk saat penataan dan pemberian gerobak tahun 2015 lalu. Dia cukup kaget ketika para pedagang tiba-tiba mulai menggunakan gerobak. “Kalau kami diundang (sosialisasi, Red), kami pasti menolak,” ungkapnya.

Sejauh ini, sambung Baban, warga lebih memilih untuk berupaya tidak protes meski terganggu. Namun setelah diperhatikan, seiring berjalannya waktu situasi semakin memburuk dengan dampak yang lebih besar. “Padahal dulu kan mereka berjualan sampai sore, setelah itu jalur kembali bersih,” katanya.

Ketua pemuda setempat, Edi Kurniawan mengatakan secara materi memang tidak ada kerugian akan keberadaan PKL di Jalan Cihideung. Tapi banyak kendala bagi warga setelah PKL menggunakan gerobak dan menetap di jalan. “Terganggu karena kondisinya kumuh, terus dulu kalau ada kegiatan warga bisa di jalan sekarang enggak bisa,” tuturnya.

Dikhawatirkan, sambung dia, selain kondisi kumuh dan menimbulkan bau, juga menciptakan lingkungan tidak sehat. Pasalnya, petugas kebersihan pun jadi tidak maksimal ketika menyapu jalur tersebut. “Karena kan terhalang oleh gerobak-gerobak,” terangnya.

Ketua RT setempat, Suyan Karliman berharap kondisi PKL di Jalan Cihideung dikembalikan seperti dulu, di mana sore hari barang dagangannya dibereskan. Supaya tidak ada yang dirugikan baik pedagang maupun warga sekitar. “Pedagang tetap bisa berjualan, warga pun tidak terganggu dengan kondisinya,” terangnya.

Selain itu, dia dan warga pun menolak jika sampai PKL ditempatkan secara permanen. Karena yang terkena dampaknya adalah warga sekitar, bukan para pejabat Pemkot Tasikmalaya. “Kami tidak keberatan dengan adanya PKL, tapi kami menolak jika permanen (gerobak menetap 24 jam),” imbuhnya. (rga)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: