Tenaga Kesehatan Disuntik Vaksin Dosis Ketiga

Tenaga Kesehatan Disuntik Vaksin Dosis Ketiga

radartasik.com, TAWANG — Tenaga kesehatan (nakes) sudah mulai mendapatkan vaksin dosis ketiga, Kamis (12/8/2021). Hal ini diharapkan bisa mencegah mereka yang kesehariannya melakukan kontak dengan pasien Covid-19 agar tidak ikut terpapar.


Dosis ketiga ini merupakan penguat dari vaksin yang sudah disuntikkan sebelumnya. Maka dari itu, di dunia medis disebut dengan istilah vaksin booster.

Kabid Pencegahan dan Pemberantasan penyakait (P2P) Dinas Kesehatan Kota tasikmalaya dr Asep Hendra mengatakan vaksin booster mulai dilakukan. Sementara ini, sasarannya adalah para nakes yang setiap hari melakukan kontak dengan pasien. “Di RSUD sudah mulai dilakukan,” ungkapnya kepada Radar.

Hal serupa juga akan langsung dijalani nakes di fasilitas kesehatan (faskes) lainnya. Dinkes pun sudah melakukan suplai vaksin untuk booster ke tingkat Puskesmas. “Beberapa Puskesmas sudah mengambil vaksinnya dan sudah merencanakan jadwal penyuntikan,” ujarnya.

Wadir Pelayanan RSUD dr Soekardjo dr Budi Trimadi mengatakan cukup banyak petugas yang akan menjalani vaksinasi booster ini. Maka dari itu, prosesnya dijadwalkan sampai 28 Agustus nanti. “Karena lebih dari seribu orang kan yang divaksinnya,” katanya.

Prosesnya, lanjut dr Budi, masih serupa dengan vaksin sebelumnya. Peserta akan menjalani proses pemeriksaan suhu badan dan juga tekanan darah.

“Setelah divaksin pun mereka diobservasi juga,” ujarnya.

Pihaknya optimis dengan vaksinasi booster ini kekebalan nakes dari Covid-19 akan semakin kuat. Sehingga jaminan keamanan untuk mereka lebih tinggi di banding sebelumnya. “Apalagi ini vaksin moderna, epikasinya kan lebih bagus dari sinovac,” terangnya.

Di RSUD dr Seokardjo, selama pandemi sedikitnya sudah 150 tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19. Hal ini tentunya berpengaruh kemampuan pelayanan, karena jumlah petugas yang menyusut. “Kalau ditotalkan ada sekitar 150 orang,” katanya.

Meskipun sudah menjalani vaksinasi booster, bukan berarti protokol kesehatan bisa kendur. Karena kewaspadaan tetap harus dikedepankan khususnya dalam menangani pasien. “Bukan berarti jadi abai, prokes harus tetap diterapkan,” pungkasnya. (rga)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: