Prof Azyumardi Sebut Eksekutif Saat Ini Terlalu Kuat Seperti Zaman Orde Baru
Reporter:
radi|
Sabtu 07-08-2021,16:36 WIB
Radartasik.com, JAKARTA - Kendati Indonesia menerapkan konsep Trias Politika dalam sistem bernegaranya, namun menurut Guru besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Azyumardi Azra saat ini posisi eksekutif (pemerintah) dinilai terlalu kuat. Sehingga apapun yang diinginkan oleh pemerintah tak ada yang bisa ditolak, baik oleh legislatif maupun yudikatif.
Sehingga optimisme menuju satu abad Indonesia pada 2024, lanjut Azyumardi harus dilakukan dengan konsolidasi ulang di berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Tujuannya agar aspek politik, kelembagaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif bisa kembali berjalan seimbang.
“Kita melihat seolah kembali ke zaman Orde Baru, di mana eksekutif itu terlalu kuat. Executive heavy (kekuasaan dominan berada di tangan presiden) itu kan dulu yang dikritik waktu zaman Pak Harto,” ujar Azyumardi saat memberikan pengantar dalam peluncuran dan bincang buku karya jurnalis senior Budiman Tanuredjo, Sabtu siang (07/08/2021).
Azyumardi menilai pada era kepemimpinan Jokowi sekarang ini dominasi kekuasaan kekuasaan atau executive heavy kembali terjadi. Pasalnya saat ini kekuasaan eksekutif didukung begitu besar oleh suatu koalisi politik.
“Nah sekarang kita lihat juga gejala seperti itu. Sehingga kemudian hampir tidak ada lagi check and balance. Tidak ada lagi keseimbangan, tidak ada lagi koreksi, ini yang kita lihat sekarang ini,” tuturnya.
“Sehingga apa pun yang diinginkan eksekutif tidak ada yang bisa ditolak. Perubahan UU; UU Minerba, UU KPK, dll,” demikian Azyumardi.
Selain Azyumardi, turut hadir sejumlah narasumber dalam acara peluncuran dan bincang buku karya jurnalis senior Budiman Tanuredjo tersebut, yakni Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Pendiri Narasi Najwa Shihab. (rmol/pojoksatu)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: