Kota Tasik Belum Bisa Belajar Tatap Muka

Kota Tasik Belum Bisa Belajar Tatap Muka

radartasik.com, TASIK — Kondisi wabah Covid-19 di Kota Tasikmalaya sudah lebih terkendali dengan pemberlakuan PPKM level 3. Namun demikian, pembelajaran tatap muka belum bisa dilaksanakan karena setidaknya harus bisa berada di level 2.


Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, H Budiaman Sanusi mengaku bersyukur dengan penurunan level PPKM. Namun tetap saja, proses belajar mengajar belum bisa dilakukan secara tatap muka. “Masih belum bisa, kalau level 2 baru bisa,” ungkapnya kepada Radar, Rabu (4/8/2021).

Maka dari itu, pihaknya berharap dalam eveluasi selanjutnya, wabah Covid-19 di Kota Tasikmalaya bisa lebih terkendali. Setidaknya bisa masuk dalam kelompok daerah yang memberlakukan PPKM level 2. “Meskipun belum 100 persen, tapi pendidikan tatap muka bisa dilaksanakan,” ujarnya.

Tidak bisa dipungkiri, kata dia, proses pendidikan dengan proses daring tidak seefektif tatap muka. Ini jadi beban moril juga untuk para tenaga pengajar yang punya tanggung jawab mendidik para siswa. ”Khususnya soal pendidikan karakter, kan susah kalau daring,” terangnya.

Di samping itu, antara guru dan murid tentunya bukan hanya sebatas status. Ada hubungan emosional yang harus dibangun untuk memaksimalkan proses pembelajaran. “Sekarang ini pelajar sudah rindu sekolah, para guru apalagi,” ungkapnya.

Untuk kesiapan lembaga pendidikan dalam pelaksanaan tatap muka, Budiaman menegaskan, pada prinsipnya semua sekolah sudah siap. Bahkan rencananya awal tahun pembelajaran (Juli) akan dimulai. “Tapi karena ada PPKM darurat jadi ditunda,” paparnya.

Salah satu kuncinya, tentu dengan kepatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan. Semakin rendah angka penularan kasus tentunya membuat pembelajaran tatap muka peluangnya lebih besar. “Kami harap wabah ini bisa semakin mereda dan pemerintah memperbolehkan kita untuk melaksanakan belajar tatap muka,” terangnya.

Salah satu orang tua siswa asal Indihiang, Kota Tasikmalaya, Bambang Setia (40) berharap pemerintah segera menyudahi pembatasan untuk dunia pendidikan. Dia khawatir putrinya yang duduk di bangku SMP tidak mendapatkan hasil pembelajaran yang tidak maksimal. “Selain hanya jarak jauh, proses belajar dengan gurunya pun tergolong lebih singkat,” katanya. (rga)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: